Pages

18 Agustus 2009

Hati yang Remuk Redam Tidak akan Ditolak Tuhan





Ada seorang pencuri yang sudah berpengalaman dan belum pernah tertangkap polisi. Suatu malam ia memasuki sebuah rumah untuk mencuri barang-barang berharga yang ada di dalamnya. Sebelumnya, pada siang hari ia sudah menyelidiki dan mengamati rumah yang akan dijadikan mangsa itu.

Ia masuk ke dalam sebuah kamar di rumah itu, sebab ia tahu di dalam ruangan itu banyak barang yang bisa diambil. Menurut perhitungannya, penghuni rumah itu sudah tidur sebab lampu-lampu sudah dimatikan. Tetapi ketika ia sedang asyik meneliti barang-barang yang ada di dalam ruangan itu, ia mendengar bunyi langkah kaki dan suara orang mendekati ruang tersebut. Dengan cepat pencuri ini bersembunyi di kolong ranjang untuk menyelamatkan dirinya.

Ternyata yang masuk adalah bapak kepala rumah tangga disertai istri dan dua anaknya. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja dan mengadakan ibadah keluarga. Mereka menyanyikan puji-pujian untuk kemuliaan nama Tuhan dan juga membaca firman Tuhan bersama-sama tentang betapa besar kasih Allah kepada dunia yang berdosa ini.

Semua yang dilakukan oleh keluarga ini didengar dengan jelas sekali oleh pencuri yang bersembunyi di kolong ranjang. Setelah ibadah keluarga selesai, semua keluar dari ruangan dan lampu dimatikan. Perlahan-lahan pencuri itu keluar dari tempat persembunyiannya, namun sekarang keinginannya untuk mencuri sudah hilang dari dalam hatinya. Hatinya begitu terkesan oleh apa yang telah didengarnya. Ia segera pulang ke rumahnya dan sepanjang malam itu ia tidak bisa tidur.

Keesokan harinya, ia memberanikan diri mengetuk pintu rumah yang tadi malam dimasukinya. Ia menceritakan kepada pemilik rumah apa yang diperbuatnya tadi malam. Bapak pemilik rumah itu tidak marah kepada si pencuri tersebut. Malah dengan penuh kasih ia memberitakan kebenaran firman Tuhan sehingga pada hari itu juga, pencuri itu bertobat. Ia pulang dengan sukacita karena mengetahui bahwa Tuhan mengasihi dirinya dan perbuatannya diampuni oleh pemilik rumah.

Tuhan itu baik kepada semua orang. Termasuk orang yang jahat. Ia memberikan matahari untuk semua orang. Ia memberikan tanah yang subur untuk semua orang. Tuhan tidak peduli apakah seseorang itu punya dosa besar atau tidak. Namun yang selalu dituntut dari Tuhan adalah hati yang mau bertobat.

Bertobat berarti orang mau menerima Tuhan bagi hidupnya. Orang tidak mengandalkan kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri. Kasih Tuhan justru hidup dan bertumbuh dengan subur dalam diri seseorang. Bukan lagi dosa dan kejahatan yang menjadi andalan dalam hidup. Untuk itu, orang mesti berani mengakui semua kesalahan dan dosanya di hadapan Tuhan. Setelah itu, orang berjanji untuk tidak melakukan lagi dosa.

Untuk itu, orang mesti berani menyerahkan seluruh hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan. Tuhan tidak akan pernah menolak umatNya yang datang kepadaNya. Tuhan akan menerimanya kembali seperti domba yang hilang yang ditemukan kembali. Tuhan selalu memberikan kasihNya bagi kehidupan manusia.

Karena itu, jangan takut untuk datang kepada Tuhan. Jangan kita ragu mendekatkan diri kita kepadaNya. Apa pun dan seberapa pun besar dosa kita, Tuhan akan menerima kita dengan tangan terbuka. Mari kita melangkahkan kaki kita menuju Tuhan yang sudah menanti kedatangan kita. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.



134

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.