Pages

22 Agustus 2009

Mengenal Kehendak Tuhan


Suatu hari seorang bapak kehilangan anjing yang sangat disayanginya. Ia berusaha keras untuk menemukan anjingnya yang hilang itu. Tetapi usaha kerasnya belum membuahkan hasil. Karena itu, ia memasang iklan di sebuah surat kabar dan memberikan ciri-ciri anjing yang hilang itu. Ia juga menjanjikan hadiah bagi siapa saja yang dapat menemukan anjing kesayangannya itu.

Dua hari kemudian ia menerima telepon dari seseorang yang tinggal lebih kurang 150 km dari rumah, tempat tinggalnya. Penelepon itu berkata bahwa ia telah menemukan anjing yang sangat cocok dengan ciri-ciri yang disebutkan dalam iklan surat kabar yang dibacanya. Anjing itu dibawa ke rumahnya dalam keadaan sangat lemah. Tetapi tetap tidak mau makan walaupun sudah dibujuk sekuat tenaga untuk makan. Pemilik anjing itu berkata, “Cobalah saya bicara dengan anjing itu.” Telepon itu dibawa ke dekat anjing itu dan pemiliknya berbicara memanggil-manggil nama anjing itu.

Mendengar suara tuannya, anjing yang tadinya lemah dan murung itu segera tampak segar dan ceria. Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya. Lantas ia mencari-cari tuannya di ruang itu serta berputar-putar di kolong meja. Ketika anjing itu tahu suara tuannya bersumber dari telepon, ia menghampiri telepon itu. Ia mendengar suara tuannya dengan penuh perhatian. Pemilik anjing itu mencatat alamat penelepon dan segera mengendarai mobilnya menuju ke sana. Ketika sampai di rumah itu, ia melihat anjingnya sudah segar kembali sebab sudah makan dengan lahapnya.

Dalam hidup ini sering kita lupa akan sesama kita. Kita lupa wajahnya. Kita lupa kulitnya. Kita lupa suaranya. Ketika suatu saat kita bertemu lagi, kita menjadi gembira. Yang kita lupakan itu ternyata masih hidup. Yang kita lupakan itu ternyata mampu menggembirakan kita. Mungkin seutas senyumnya dapat membuat kita bahagia. Mungkin suara merdunya membuat hati kita lega.

Kisah di atas mau menunjukkan kepada kita bahwa mengenali sesama itu sesuatu yang penting dalam hidup ini. Orang yang kita kenal itu membantu kita untuk membangun persahabatan yang baik dan harmonis. Kita bisa menghindari pertengkaran atau salah paham, karena kita mengenal sesama dengan baik.

Dalam hidup berkeluarga, suami istri mesti sungguh-sungguh saling mengenal. Hal ini akan membantu mereka untuk membangun hidup bersama. Percecokan itu muncul, karena mereka kurang saling mengenal dengan baik. Untuk itu, suami istri mesti belajar mengenai pasangannya. Tidak cukup belajar hanya satu dua hari. Belajar tentang pasangan ini berjalan seumur hidup. Tidak pernah berhenti.

Sebagai orang beriman, kita ingin agar kita juga mengenal suara dan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Apa yang dikehendaki oleh Tuhan bagi hidup kita? Orang beriman mesti yakin bahwa Tuhan selalu menghendaki yang terbaik bagi umatNya. Nah, mari kita berusaha untuk mengenal kehendak dan kebaikan seperti apa yang diharapkan dari kita. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

141

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.