Pages

23 September 2009

Berusaha Menepati Janji



Pada suatu hari, Moli seekor anjing, sedang tidur-tiduran di beranda rumah tuannya. Angin sangat sejuk, semilir bertiup dari sela-sela pohon memasuki bulu-bulunya yang halus. Matahari tidak terlalu terik, sehingga suasana sangat tenang dan nyaman. Moli sangat menikmati ketenangan ini. Tiba-tiba, dari kejauhan ia melihat dua anjing tetangganya, Putih dan Kuning sedang berkelahi dengan hebatnya. Mereka saling mengejar dan saling menggigit.

Kata Moli, “Perkelahian itu harus dihentikan. Aku akan melerai mereka.”

Secepat kilat, larilah Moli ke ajang perkelahian. Sesampainya di sana, ia segera memisahkan mereka. Ia mendorong Putih ke kiri dan mendorong Kuning ke kanan. Setelah Putih dan Kuning berhasil dilerainya, Moli kembali ke kandangnya.

Tetapi ada sesuatu yang aneh. Beberapa saat kemudian, Putih justru berbalik mengejar Moli dan menyerangnya. Setelah berjuang keras, akhirnya Moli berhasil melepaskan diri dari kedua anjing itu. Moli babak belur, penuh luka dan berdarah di sekujur tubuhnya.

Dengan wajah kecewa, Moli gerutunya, “Sialan. Mau berbuat baik, malah jadi korban.”

Damai itu sangat dibutuhkan dalam hidup ini. Suasana damai senantiasa dapat meningkatkan kemajuan-kemajuan dalam hidup manusia. Dalam suasana damai orang dapat bekerja. Dalam suasana damai orang dapat menikmati hidup ini dengan lebih baik.

Namun sering terjadi bahwa damai yang dibangun itu dirusak oleh suasana yang tidak mengenakkan. Ada egoisme berlebihan yang sering menjadi pemicu rusaknya suatu suasana damai yang tercipta. Hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kepentingan sesaat orang tega merusak harmoni dan damai yang sudah ada.

Apa yang mesti dibuat oleh orang beriman? Orang beriman mesti berani mempertahankan suasana damai dalam kehidupan bersama. Orang beriman mesti setia pada komitmen damai yang sudah disepakati bersama. Orang mesti berani mencari tahu seluk beluk persoalan yang dihadapi.

Karena itu, orang beriman mesti memiliki kasih yang besar dan kuat akan Tuhan dan sesama. Hanya dengan kasih itu, orang mampu memperjuangkan damai. Hanya dengan kasih, orang dapat mempertahankan damai yang sudah tercipta.

Kita hidup dalam dunia yang rentan. Sering damai yang sudah tercipta itu dirusak oleh provokasi murahan. Untuk itu, kita mesti belajar untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Kita mesti mengenal terlebih dahulu akar dari persoalan-persoalan itu. Kemudian kita menyiapkan diri untuk menjadi juru damai bagi mereka yang sedang bertikai. Mari kita berusaha untuk mempertahankan damai yang sudah kita miliki. Kita juga terus-menerus memperjuangkan damai itu hadir dalam hati kita dan hati sesama kita. Dengan demikian kita dapat menjadi pembawa damai bagi sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
176

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.