Pages

08 September 2009

Berusaha Mengenyahkan Kekerasan





Miss Venezuela, Dayana Mendoza, langsung menitikkan air matanya begitu juri mengumumkan bahwa dialah yang menjadi Miss Universe 2008, Senin (14/7/2008) lalu. Dia menangis haru, meski berkali-kali ia menebar senyum kegembiraan. Ternyata tangis haru Dayana Mendoza itu punya alasan lain. Mahkota kemenangan itu sekaligus membuat dia lega, karena bisa meneriakkan sikap antikekerasan.

Bertempat di Nha Trang, Vietnam, Mendoza berhasil menyingkirkan pesaing dari 80 negara. ”Saya menangis begitu dalam. Saya bangga bisa terpilih,” kata perempuan kelahiran Caracas, Venezuela, 1 Juni 1986.

Mendoza mengatakan, kesempatan ini akan digunakan untuk membangkitkan semangat kampanye antikekerasan. ”Saat ini sesuatu telah terjadi di negara saya dan saya ingin tetap meneriakkan suara saya bahwa kekerasan bukanlah jawaban,” katanya.

Model yang bercita-cita menjadi desainer interior ini pernah menjadi korban penculikan di negaranya. Peristiwa pahit itu telah membentuk pribadinya agar selalu tampil tenang di saat tertekan.

Kekerasan masih saja terjadi di sekitar kita. Ada begitu banyak orang menderita karena kekerasan. Ada orang yang menderita sebagai akibat dari perang yang tak pernah berhenti di daerahnya. Ada anak-anak yang mengalami kekerasan dari orangtua mereka. Ada istri-istri yang mengalami kekerasan dari suami mereka. Pertanyaannya, mengapa kekerasan bisa terjadi di sekitar kita?

Tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Namun yang pasti adalah kekerasan itu bisa terjadi karena matinya suara hati. Suara hati yang mati itu menyebabkan tidak ada cinta kasih dalam hidup manusia. Manusia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Egoisme menjadi andalan hidup manusia. Ketika menghadapi benturan dan kesulitan, kekerasan kemudian menjadi kata akhir.

Dalam rumah tangga kekerasan sering terjadi, karena melunturnya cinta kasih. Suami tidak memandang istri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Suami cenderung menguasai istri dengan segala bentuk kekuasaan yang dimilikinya. Relasi yang dibangun bukan lagi berdasarkan cinta kasih, melainkan siapa kuat dia menang. Hasil relasi seperti ini biasanya selalu tidak harmonis. Kekerasan pun dapat terjadi.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa mengandalkan cinta kasih dalam hidup kita. Cinta kasih itu mampu menghidupkan relasi yang kurang harmonis. Cinta kasih itu mampu membantu kita untuk mengenyahkan segala bentuk kekerasan dari kehidupan kita. Mari kita terus-menerus berusaha untuk meniadakan kekerasan dari lingkungan hidup kita. Dengan demikian hidup kita menjadi damai dan tenteram. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
160






0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.