Pages

04 September 2009

Memberi Makna atas Hidup yang Sementara




Ada seorang guru kebijaksanaan yang suka mengembara. Dia pergi dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa membawa bekal sedikit. pun. Suatu ketika dia sampai di sebuah kerajaan. Para penjaga membawanya menghadap raja. Raja menanyakan maksud kedatangan guru kebijaksanaan itu.

Sang raja bertanya, "Guru, apa yang kamu kehendaki?"

Sambil tersenyum, sang guru menjawab, “Aku mau bermalam di penginapan ini."

Kata sang raja, "Tempat ini bukan penginapan. Ini adalah istana, tempatku bertahta."

Tanya sang guru, "Siapakah pemilik tempat ini sebelumnya?"

Jawab sang raja, “Ayahku. Tapi sekarang beliau sudah meninggal."

Sang guru semakin bersemangat. Ia bertanya lagi, "Dan siapakah pemilik tempat ini sebelum ayah baginda?"

Sang raja menjawab, "Kakekku. Beliau juga sudah meninggal dunia."

Kata sang guru dengan penuh kebijaksanaan, "Nah, bukankah tempat ini adalah tempat di mana orang hidup hanya untuk sementara waktu saja lalu pergi lagi seperti kata baginda raja sendiri? Jika demikian, bukankah tempat ini adalah penginapan?"

Hidup di dunia ini hanya suatu kesementaraan. Kita mengalami hidup ini berlangsung lantas akan berakhir dengan kematian. Selama hidup di dunia yang sementara ini kita berusaha untuk hidup sebaik-baiknya. Kita membangun diri kita, agar berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Dengan demikian hidup yang sementara ini memiliki makna bagi kita.

Karena itu, kita mengisi hari-hari hidup kita dengan berbagai usaha melalui kegiatan-kegiatan. Melalui hal-hal ini kita ingin mengaktualisasikan diri kita. Kita ingin agar hidup kita ini memiliki makna yang mendalam. Untuk itu, kita butuh kerja keras meskipun hidup ini hanya sementara.

Orang Jawa mengatakan bahwa hidup di dunia ini hanya mampir minum. Artinya, kita hidup di dunia ini hanya sementara saja. Namun dalam kesementaraan itu kita ingin berarti bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain. Karena itu, kita mau menimba berbagai hal baik yang ada di sekitar kita. Kita mau agar hal-hal yang baik itu menjadi pegangan hidup kita. Kita ingin agar semua yang kita peroleh dalam hidup yang sementara ini kita gunakan untuk sesuatu yang berharga bagi hidup kita dan sesama kita.

Sebagai orang beriman, mari kita berusaha untuk semakin memberi makna atas hidup yang sementara ini. Dalam usaha memberi makna itu, kita yakin bahwa Tuhan senantiasa terlibat dalam hidup kita. Karena itu, kita mohon agar Tuhan yang mahapengasih dan penyayang itu selalu menyertai usaha-usaha kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.


156

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.