Pages

24 Januari 2010

Membangun Keluarga Berlandaskan Cinta



Suatu hari seorang gadis yang tidak lama lagi melangsungkan perkawinannya bertanya kepada ayahnya, “Ayah, apa yang membuat ayah begitu tahan terhadap ibu? Kan ibu itu orangnya bawel, suka marah-marah?”

Sambil tersenyum, ayahnya balik bertanya, “Apa yang kamu maksudkan? Apa yang kamu inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Ayah kan tahu kalau calon suami saya itu orangnya punya sifat yang mirip dengan ibu. Jadi jauh-jauh hari saya mesti pasang strategi.”

Ayahnya menjawab, “Nak, setiap perkawinan itu mesti bersumber dari cinta kasih. Kalau tidak ada cinta kasih, ayah tidak akan lama bertahan hidup dengan ibumu. Ayah mencintai ibumu dan ibumu mencintai aku.”

Gadis itu bertanya lagi, “Tetapi masak ayah begitu tahan menghadapi ibu yang cerewet seperti itu?”

Sambil tersenyum, ayahnya menjawab, “Itulah cinta, nak. Inilah misteri orang saling mencintai. Bahkan kamu kan menyaksikan sendiri kalau kami juga tidak satu suku. Kami bertahan hanya karena cinta. Kami telah disatukan oleh cinta.”

Hidup manusia yang normal selalu dilandasi oleh cinta. Dan cinta itu sudah dimulai sejak dalam keluarga, ketika sepasang suami istri saling mengungkapkan cinta mereka. Orang yang kurang mendapatkan cinta dari orangtua biasanya akan mengalami kesulitan dalam hidup. Orang seperti ini akan melampiaskan kurangnya cinta itu dengan cara-cara yang kurang baik.

Cinta itu mesti ditampakkan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka. Orangtua yang sungguh-sungguh mencintai anak-anaknya akan menjadi orangtua yang bahagia. Orangtua yang memiliki hati yang baik untuk pertumbuhan hidup baik jasmani maupun rohani dari anak-anaknya. Karena itu, keluarga mesti menjadi tempat anak-anak belajar untuk saling mencintai.

Bagi orang yang beriman, kita yakin bahwa cinta yang kita miliki itu mesti bersumber dari cinta Tuhan sendiri. Karena itu, setiap keluarga mesti membuka diri kepada kehendak Tuhan. Yang dipunyai oleh Tuhan hanyalah cinta. Tuhan menciptakan manusia dan makhluk sejagat ini karena Tuhan mencintai manusia.

Namun kita mesti mengakui bahwa di jaman serba modern ini cinta orangtua terhadap anak-anaknya sudah digantikan oleh cinta sinetron. Anak-anak diberi waktu terlalu banyak untuk nonton televisi. Padahal cinta sinetron itu cinta yang semu. Cinta tipu-tipuan. Untuk itu, keluarga-keluarga mesti mewaspadai hal ini. Jangan karena orangtua terlalu sibuk lalu kurang mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anak, buah hati mereka.

Setiap hari kita menerima begitu banyak bentuk cinta. Mari kita syukuri semua itu sebagai anugerah dari Tuhan. Kita bawa cinta itu dalam hidup kita. Dengan demikian, kita senantiasa dipenuhi oleh cinta Tuhan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com




307

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.