Pages

25 Mei 2010

Pertaruhkan seluruh Hidup kepada Tuhan




Seorang turis berdiri terlalu dekat di pinggir salah satu danau dari Danau tiga warna, Kelimutu, di Flores. Ia kehilangan tempat berpijak dan jatuh terperosok. Ia berusaha mati-matian untuk mencari pegangan untuk menyelamatkan dirinya. Sebab kalau ia jatuh ke dalam danau itu, ia pasti tidak bisa kembali lagi. Jurangnya sangat terjal. Akhirnya, turis itu dapat memegang semak belukar yang tumbuh di dinding tebing itu.

Karena ketakutan, dia berteriak, “Ada orang di atas? Tolong saya!”

Dia mendengar suara yang sangat meyakinkan, “Saya di sini, Tuhanmu.”

Turis itu sangat terkejut. Hampir saja tangannya terlepas dari semak belukar itu. Lalu ia berkata, “Saya senang Engkau ada di sini. Saya tidak dapat lebih lama berpegangan pada semak belukar ini.”

Suara itu bertanya, “Sebelum saya menolong engkau, saya mau tahu apakah engkau sungguh-sungguh percaya kepadaKu?”

Serta merta turis itu menjawab, “Tuhan, saya tentu percaya kepadaMu. Lihat, saya selalu beribadat setiap hari. Saya selalu berbuat amal untuk saudaraku yang menderita.”

Suara itu bertanya lagi, “Apakah engkau percaya kepadaKu?”

Turis itu semakin putus ada dan berkata, “Tuhan, Engkau tidak dapat percaya betapa bearnya kepercayaanku padaMu. Saya sungguh percaya!”

Dengan tenang Tuhan berkata kepadanya, “Baik. Sekarang lepaskan pegangganmu itu.”

Dalam keraguan, turis itu berteriak, “Tetapi Tuhan...”

Suara Tuhan berkata lagi, “Jika engkau percaya kepadaKu, lepaskan peganganmu pada ranting itu.”

Turis itu diam sejenak lalu berteriak lagi, “Apakah ada orang di atas sana?”

Iman berarti orang menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan. Orang membiarkan dirinya dikuasai oleh Tuhan. Apa pun resiko yang akan dihadapi, orang mesti berani mempertaruhkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

Dalam hidup ini banyak orang menjadi resah, gelisah dan kecewa. Mereka merasa Tuhan tidak pernah membantu mereka dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Padahal Tuhan begitu dekat dengan manusia. Tuhan hadir dalam setiap pergumulan hidup manusia. Bahkan Tuhan bersedia mengulurkan bantuan kepada manusia.

Soalnya, apa yang membuat manusia merasa Tuhan tidak peduli terhadap hidup mereka? Jawabannya adalah manusia terlalu mementingkan egoismenya sendiri. Manusia terlalu melayani kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri. Manusia lupa bahwa kalau dia terbuka kepada Tuhan, kalau dia melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, dia akan memperoleh sukacita berlimpah dalam hidupnya.

Sebagai orang-orang beriman, kita diajak untuk senantiasa memberikan hidup kita kepada Tuhan. Biar Tuhanlah yang menyelenggarakan perjalanan hidup kita. Serahkanlah hidup dan matimu hanya pada Allah semata, agar damai senantiasa hatimu. Tuhan memberkati.**



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


388



Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.