Pages

12 Mei 2010

Tuhan Hadir dalam Kegelapan Hidup


Pada suatu malam sebuah rumah terbakar. Api berkobar begitu hebat. Semua anggota keluarga itu sudah keluar rumah. Tinggal salah seorang anak yang masih terperangkap di dalam rumah itu. Ayahnya tidak berani masuk kembali ke dalam rumah, karena kobaran api yang begitu hebat.

Tetapi anak itu mendapat akal. Ia berhasil melarikan diri ke atas atap rumah yang belum terbakar. Melihat anaknya berada di atas atap, ayahnya memanggil-manggil namanya. Ia mengulurkan tangannya dan berkata, “Lompat! Saya akan menangkap engkau.”

Bapak itu sadar bahwa anaknya hanya bisa selamat, kalau ia berani melompat dari atas atap itu. Namun yang dilihat oleh anaknya hanyalah api, asap dan kegelapan. Anak itu sangat kebingungan. Ia mendengar suara ayahnya, tetapi bagaimana ia bisa terjun dari atas atap itu?

Ayahnya berteriak lagi, “Lompat anakku! Saya siap menangkap engkau.”

Anak itu ragu-ragu. Apalagi ia tidak bisa melihat ayahnya. Anak itu berteriak, “Bagaimana saya bisa melompat, kalau saya tidak bisa melihat ayah?”

Jawab ayahnya, “Lompat saja. Dan engkau akan selamat di tangan ayah. Jangan takut.”

Anak itu pun memberanikan diri untuk melompat. Tangan ayahnya telah terulur. Ia pun merangkul anaknya yang selamat dari bahaya api yang kian membesar.

Mukjijat sering terjadi dalam situasi kepepet. Yang dibutuhkan dari sikap seseorang adalah sikap iman. Artinya, orang mesti berani melangkahkan kaki meski dalam suasana yang mengancam hidupnya. Dalam hidup ini orang mesti berani melompat, kalau suasana hidup semakin kusut. Orang mesti berani meninggalkan rutinitas hidupnya dan mencari cara-cara baru untuk meraih kesuksesan.

Banyak orang dapat meraih kesuksesan berkat keberanian untuk melakukan suatu inovasi terhadap bidang-bidang kehidupan yang baru. Untuk itu, orang tidak bisa hanya mengandalkan apa yang sudah ada dan sudah berjalan secara rutin itu. Orang mesti berani berubah. Namun tidak berarti orang memiliki sikap plinplan, sikap yang berubah-ubah.

Iman akan Tuhan itu juga mesti membuat orang berani keluar dari kehidupan yang biasa-biasa saja. Kalau orang hidup bertahun-tahun dalam kondisi kemiskinan yang berat, ia mesti berani mencari jalan lain untuk keluar dari kemiskinan itu. Tentu sebagai orang beriman, jalan lain itu jalan yang benar. Cara-cara yang tulus. Bukan melalui kecurangan-kecurangan.

Rasanya setiap hari kita sudah berusaha keras untuk berubah. Mungkin ada di antara kita yang telah menemukan cara-cara yang baik untuk keluar dari rutinitas hidup kita. Mungkin ada yang sudah menemukan contoh-contoh yang cespleng untuk membangun suatu hidup yang lebih baik.

Atau mungkin ada yang masih kesal terhadap dirinya sendiri, karena belum mampu menemukan jalan baru menuju kesuksesan. Untuk hal ini, orang seperti ini membutuhkan suatu lompatan dalam hidupnya. Ia perlu meninggalkan cara hidup lamanya yang membosankan. Ia perlu mengubah diri, agar meraih suatu hidup yang lebih baik. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

375
Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.