Pages

07 Oktober 2010

Menyingkirkan Dosa dan Kesalahan Kita


Suatu hari kaki seorang anak tertusuk duri. Ia merasa sangat terganggu dengan hadirnya duri di kakinya. Ia berusaha untuk mengeluarkan duri itu. Namun ia tidak berhasil. Soalnya adalah duri itu menancap sangat dalam di kakinya. Kejadian itu memaksa ia tinggal di rumah. Ia tidak bisa pergi ke sekolah. Tambahan lagi suhu tubuhnya pun meningkat. Karena itu, ia mendatangi seorang dokter untuk membantu mengeluarkan duri itu.

Setelah duri itu dikeluarkan, ia merasa enak. Meski masih terasa sakit, ia mulai melakukan kegiatan-kegiatan yang rutin. Ia bisa pergi ke sekolah dengan senang hati. Ia boleh berkumpul kembali dengan teman-temannya. Ia boleh berlari kian ke mari dengan teman-temannya.

Tentang duri itu, ia berkata, ”Duri itu mesti dikeluarkan dari kaki saya. Kalau tidak, saya bisa lumpuh. Saya sendiri tidak bisa mengeluarkannya dari kaki saya. Saya mesti butuhkan bantuan orang lain untuk mengeluarkan duri tersebut.”

Ia bersyukur duri itu telah keluar dari kakinya. Kalau tidak, ia tidak bisa hidup dengan nyaman dengan duri yang menancap di kakinya.

Sahabat, dalam hidup kita juga ada duri-duri yang menghambat perjalanan hidup kita. Duri-duri itu bisa saja berupa kesalahan dan dosa-dosa kita. Duri itu bisa saja luka batin yang sudah lama kita derita. Karena itu, duri-duri seperti itu mesti kita singkirkan, agar kita dapat bertumbuh dengan baik dan normal. Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan hidup kita dengan duri-duri yang tetap menempel dalam hidup kita. Dosa dan kesalahan itu mengganggu pertumbuhan hidup kita baik rohani maupun jasmani.

Menyingkirkan duri-duri itu tidak selalu mudah. Selalu saja ada tantangan-tantangan yang mesti dihadapi. Kalau orang tidak bisa menghadapinya dengan baik, orang akan tetap memiliki duri-duri itu. Orang tidak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Karena itu, kita butuh bantuan orang lain untuk menyingkirkan duri-duri itu. Bantuan orang lain itu akan memudahkan kita dalam usaha-usaha untuk mengatasi halangan-halangan yang ada dalam diri kita.

Dalam kisah tadi anak lelaki itu tidak bisa menyingkirkan duri dari kakinya. Ia butuh bantuan seorang dokter untuk melepaskan duri itu. Ia menyadari bahwa kalau ia mau hidup lebih tenang dan nyaman, ia mesti menyerahkan diri kepada orang lain. Ia tidak boleh memaksakan kekuatannya sendiri yang terbatas itu.

Demikian pula kita. Ketika kita menghadapi penghalang-penghalang, kita butuh bantuan orang lain. Kita sendiri tidak bisa mengatasinya. Kita mesti berani membiarkan orang lain membantu kita. Dengan demikian, dosa dan kesalahan yang ada dalam diri kita dapat kita singkirkan. Mari kita berusaha menyingkirkan duri-duri yang ada dalam diri kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

518

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.