Pages

06 Juli 2011

Berani Mengambil Keputusan untuk Hidup


Seorang gadis sedang bingung. Apa yang mesti ia lakukan antara mengikuti kehendak orangtua atau mengikuti suara hatinya. Kehendak orangtua terhadap dirinya adalah ia harus menerima lamaran dari seorang pria yang bukan menjadi pilihannya. Sedangkan suara hatinya berkata lain. Ia tidak mau menerima lamaran pria yang tidak dicintainya. Ia ingin agar urusan cinta itu menjadi urusan pribadinya. Bukan urusan orangtuanya. Apalagi dalam memilih seorang kekasih.

Karena itu, terjadi keguncangan dalam diri gadis itu. Ia seorang yang setia kepada orangtuanya. Ia mengalami dilema. Mana yang mesti ia dahulukan. Apakah kehendak orangtuanya atau suara hatinya sendiri. Ia merasa, ia dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama sulit. Memilih salah satu berarti ia mesti mengorbankan yang lain. Ini yang sulit ia lakukan. Ia tidak ingin kehilangan orangtuanya. Ia ingin tetap membaktikan dirinya kepada orangtuanya. Namun ia juga tidak ingin kehilangan dirinya sendiri. Ia ingin memiliki kebebasan dalam hidupnya.

Apa yang kemudian gadis itu putuskan? Ia tidak mengambil keputusan apa-apa. Ia membiarkan semuanya berlalu. Ketika ditanya oleh orangtuanya, ia tidak mau memberikan pendapat. Ia juga tidak mau menyerahkan keputusan pada orangtuanya. Ia membiarkan persoalan itu tetap mengambang.

Sahabat, dalam hidup ini manusia memiliki kesempatan-kesempatan untuk memutuskan sesuatu. Banyak orang mengalami kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat bagi hidupnya. Mengapa? Ada berbagai aspek yang mesti dipertimbangkan. Ada berbagai hal yang harus dilakukan untuk membuat keputusan yang sangat penting bagi hidup.

Namun orang juga mesti punya sikap yang jernih dalam membuat suatu keputusan atas hidupnya. Orang mesti mendahulukan suara hatinya yang murni. Orang mesti berani mengambil langkah, apa pun resiko yang akan dihadapi. Banyak orang tidak berani mengambil keputusan, karena takut menanggung resiko. Orang enggan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya.

Untuk itu, orang membiarkan suatu persoalan tetap mengambang. Tentu saja hal ini kurang baik bagi kehidupan. Mengapa? Karena suatu persoalan yang tidak segera diselesaikan akan menjadi duri dalam daging. Persoalan itu dapat terus-menerus menghantui hidup seseorang.

Karena itu, orang beriman mesti berani membuat keputusan atas hidupnya. Caranya adalah dengan mempertimbangkan antara suara hatinya yang jernih dengan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Akan ada resiko bila orang mengambil suatu keputusan. Namun orang beriman mesti berani menanggung resiko atas apa yang diputuskannya.

Mari kita berusaha untuk mengambil keputusan atas hidup kita. Orang beriman tentu saja menyertakan Tuhan dalam mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, kita akan mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


720

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.