Pages

28 September 2011

Berani Berkorban bagi Sesama


Ada seorang pembantu yang baik hati. Ia bekerja dengan penuh tanggung jawab. Ia mengurus dengan baik rumah majikannya. Ia menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan majikannya. Makanan kesukaan majikannya selalu ia siapkan. Menu makanan yang lain ia selalu sediakan tanpa harus diperintah oleh majikannya.

Majikannya merasa bahwa pembantunya itu telah melakukan hal-hal yang sangat baik. Ia tidak perlu kuatir akan apa yang ia makan atau minum. Kalau ia harus keluar kota, ia tidak perlu kuatir. Semua ia serahkan kepada pembantunya. Ketika ia kembali ke rumahnya, segala sesuatu tetap seperti biasa. Sang pembantu mengatur segala-galanya dengan baik. Bahkan ia seperti sudah hafal semua kebiasaan majikannya.

Suatu hari rumah sang majikan didatangi perampok. Pembantu yang seorang perempuan itu sendirian berada di rumah. Majikannya sedang berada di luar negeri. Melalui kamera cctv, pembantu itu mengamati dua orang perampok mengendap-endap. Lantas mereka membobol salah satu jendela di rumah itu. Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan mudah. Pembantu itu tidak gentar menghadapi mereka.

”Saya mesti mempertahankan rumah ini dan segala isinya. Saya tidak boleh menyerah kepada dua perampok ini,” katanya dalam hati.

Apa yang terjadi kemudian? Pembantu itu menghadapi dua perampok yang berbadan tegap itu. Ia mampu menghalau dua perampok itu keluar rumah. Untuk usahanya itu, ia mesti kehilangan satu jari ibunya. Pedang salah satu perampok sempat menyabet jarinya sebelum ia menghalau mereka keluar.

Sahabat, pengorbanan yang berani telah ditampakkan oleh pembantu itu. Ia rela kehilangan ibu jarinya demi kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Ia berani menghadapi resiko yang akan terjadi atas dirinya. Orang yang berani mengorbankan diri bagi sesamanya akan mengalami sukacita dalam hidupnya.

Seorang guru bijaksana mengatakan bahwa seorang gembala yang baik adalah orang yang berani mempertaruhkan nyawanya bagi gembalaannya. Ketika ada serangan terhadap domba-dombanya, ia mesti berani mempertahankan. Ia mesti berani menghalau serangan itu.

Kesetiaan pada tugas merupakan suatu panggilan hidup manusia. Orang yang setia pada tugas-tugasnya akan mendapatkan sukacita berlipat ganda. Hidupnya akan sejahtera. Hidupnya akan dipenuhi dengan kegembiraan. Memang, tidak gampang orang tetap setia pada tugas yang dipercayakan kepadanya. Ada berbagai godaan dan rintangan. Ada berbagai tuntutan yang mesti dijalankan.

”Barangsiapa kehilangan nyawanya karena cintanya yang besar kepada sesamanya, ia akan mengalami sukacita dalam hidup ini,” kata sang guru bijaksana.

Nah, beranikah Anda berkorban untuk sesama Anda? Saya yakin, Anda berani berkorban untuk sesama Anda. Hanya dengan berkorban, Anda akan mengalami hidup ini begitu indah. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


790

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.