Pages

26 Oktober 2011

Mengandalkan Kebenaran dalam Hidup



Suatu hari seorang anak menceritakan sesuatu yang salah yang dilakukan oleh teman kelasnya. Menurutnya, temannya itu telah nyontek selama ulangan. Ia menceritakan hal itu kepada teman-temannya yang lain. Akibatnya, teman-temannya marah terhadap teman yang disangka nyontek itu.

Mereka mendatanginya. Mereka meminta, agar dia mengakui bahwa dia nyontek. Tidak mengerjakan ulangan dengan jujur. Anak itu membela diri. Soalnya adalah ia tidak melakukan hal itu. Ia sudah belajar dengan baik. Ia mengerjakan soal-soal ulangan dengan baik pula. Ia yakin, ia akan memperoleh hasil yang baik.

Mereka tidak bisa membuktikan bahwa teman mereka telah nyontek selama ulangan. Mereka tidak apa-apakan dia. Biasanya mereka akan memarahi teman mereka yang kedapatan nyontek waktu ulangan. Kali ini mereka tidak bisa buat apa-apa, karena mereka mendengar cerita dari teman yang lain.

Selidik punya selidik, ternyata teman mereka itu mengatakan suatu kebohongan. Ia ingin merusak nama baik temannya itu. Ia benci terhadap sesamanya itu. Karena itu, ia mengatakan yang tidak benar tentang dirinya. Akibatnya, anak yang berbohong itu kehilangan banyak teman. Ia tidak disukai karena telah menyebarkan berita bohong tentang teman kelasnya. Kebohongan itu ternyata tidak bertahan lama. Ia akan menguap seperti air di samudera yang luas. Hilang tanpa bekas.

Sahabat, mengapa kebohongan mudah digerus oleh zaman? Karena kebohongan tidak punya kekuatan. Kebohongan tidak punya bukti-bukti yang kuat untuk mempertahankan diri. Karena itu, kebohongan sering bertahan untuk waktu yang tidak lama. Cepat lenyap dari hadapan manusia. Nilai kebenarannya tidak ada, sehingga tidak punya kekuatan apa-apa.

Sedangkan kebenaran itu penuh kekuatan. Kebenaran itu kuat seperti angin yang memporakporandakan. Kebenaran mampu menghancurkan tipu muslihat, karena kekuatannya yang dahsyat itu. Ketika orang menceritakan kebohongan, orang kehilangan hubungan dengan kekuatan yaitu kebenaran.

Memang, orang yang selalu berpegang teguh pada kebenaran selalu mengalami godaan-godaan. Bahkan orang seperti ini dipandang sebagai ancaman bagi orang yang hidupnya dipenuhi dengan kebohongan. Namun orang yang mengandalkan kebenaran mesti bertahan. Tidak boleh menyerah. Tidak boleh tergoda untuk mengikuti jalan orang yang suka berbohong. Orang seperti ini tidak boleh larut dalam tipu muslihat kebohongan.

Sebagai orang beriman, kita mesti senantiasa mengandalkan kebenaran dalam hidup ini. Orang yang berpegang pada kebenaran selalu memperjuangkan kebaikan bersama. Sedangkan orang yang mengandalkan kebohongan hanya memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri. Yang penting dirinya senang dan orang lain mengalami susah dan derita.

Mari kita terus-menerus memperjuangkan kebenaran dalam hidup ini. Dengan demikian, kita berkenan kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati.



Frans de Sales, SCJ


813

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.