Pages

26 Juni 2012

Bersyukur dalam Situasi Apapun

Apa yang akan Anda lakukan kalau Anda tiba-tiba mengalami penderitaan dalam hidup ini? Anda putus asa? Atau Anda mau berusaha untuk mensyukuri kebaikan Tuhan?

Hesti divonis menderita kanker payudara yang ganas. Kalau ia tidak mengobatinya dengan baik, nyawanya akan melayang. Namun Hesti tidak peduli terhadap vonis itu. Ia yakin, penyakit yang dideritanya tidak ada hubungan langsung dengan kematian.

Menurutnya, banyak orang sehat yang juga tanpa disangka akhirnya meninggal terlebih dulu. Untuk itu, ketika masih ada waktu hidup yang diperolehnya, dirinya mengaku sangat bersyukur. Ia boleh hidup dengan enak. Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja.

Rasa syukur diungkapkan Hesti dengan belajar menerima keadaan dan berbagi kepada penderita kanker lainnya. Bahkan, dengan suara indahnya, ia juga mengaku ingin terus berbagi kepada orang lain, baik para penderita kanker maupun yang tidak.

Ia berkata, “Kesulitan kita adalah menerima apa yang Tuhan ijinkan terjadi. Walaupun saya menderita sudah hampir tiga tahun, tapi tetap pelayanan saya jalan. Saya tetap mempromosikan ASI. Selain itu, saya kerja sama dengan dokter saya untuk ngobrol dan memberikan dorongan kepada penderita kanker yang ditangani dokter saya.”

Sahabat, sering orang panik menghadapi vonis dokter atas penyakit yang dideritanya. Orang merasa bahwa vonis itu sudah menjadi akhir dari segala-galanya. Tidak ada jalan lain. Tidak ada kesempatan lagi untuk keluar dari situasi seperti itu. Orang merasa hidupnya sudah berakhir.

Kisah di atas memberi kita wawasan baru bahwa orang mesti mensyukuri hidup ini. Meski terjadi situasi yang kurang menguntungkan, orang mesti berani bersyukur. Artinya, orang mau menerima hidupnya sebagai rahmat Tuhan. Orang mesti berani menerima keadaan dirinya tanpa banyak menggerutu. Orang mesti menjalani hidup ini dengan hati yang lapang.

Sering manusia tidak sabar dalam hidupnya. Manusia mau segala-galanya selesai dalam waktu yang singkat. Padahal untuk sembuh dari suatu penyakit yang ganas, orang mesti menjalani proses pengobatan. Proses itu kadang-kadang singkat, tetapi lebih banyak membutuhkan waktu yang panjang.

Karena itu, orang beriman mesti menaruh pengharapan pada Tuhan. Dialah kekuatan dalam menjalani hari-hari yang penat oleh berbagai penyakit. Tuhanlah yang mampu memenangkan seseorang dalam perjuangan melawan penyakit yang dideritanya.

Untuk itu, sikap syukur mesti menjadi bagian dari hidup orang beriman. Artinya, orang beriman mensyukuri kebaikan Tuhan. Orang beriman mesti menyadari bahwa Tuhanlah yang menyelenggarakan hidup ini. Mari kita berusaha untuk mensyukuri kebaikan Tuhan, meski penyakit sering mendera hidup kita. Tuhan memberkati. **

Frans de Sales SCJ

914

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.