Pages

22 Januari 2013

Memiliki Telinga yang Peka terhadap Suara Tuhan

Apakah Anda punya telinga yang baik untuk mendengarkan suara Tuhan? Apakah Anda punya hati yang peka untuk disentuh oleh Tuhan? Saya rasa, semua kita punya telinga yang mampu mendengarkan suara Tuhan. Kita semua punya hati yang mampu disentuh oleh Tuhan.

Joan of Arc adalah seorang pejuang asal Prancis. Ia memimpin pasukan Prancis dalam beberapa kemenangan penting selama Perang Seratus Tahun. Perang ini kemudian menaikkan Raja Charles VII menjadi raja Prancis. Joan mengatakan bahwa ia mendapatkan pesan dari Tuhan untuk membela Charles VII dan membebaskan Prancis dari dominasi Inggris dalam Perang Seratus Tahun tersebut.

Tetapi kemudian ia ditangkap oleh kaum Burgundi. Ia dijual ke Inggris lalu dipenjarakan. Ia kemudian dibakar hidup-hidup pada usia 19 tahun. Namun 20 tahun kemudian namanya dibersihkan setelah ditemukan tidak ada kesalahan apa pun pada dirinya.

Suatu hari, seseorang bertanya kepada Joan of Arc, mengapa Tuhan berbicara hanya kepadanya. Ia menjawab, "Tuan, Anda salah. Tuhan berbicara kepada semua orang. Saya hanya mendengarkan.”

Sahabat, banyak orang tidak menyadari bahwa setiap hari Tuhan berbicara kepada diri mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi, karena manusia menutup telinganya rapat-rapat terhadap suara Tuhan. Manusia juga menutup hatinya terhadap sentuhan rahmat Tuhan.

Joan of Arc memasang telinga dan hatinya untuk mendengarkan suara Tuhan. Karena itu, ia mau berjuang demi pembebasan bangsanya dari dominasi bangsa Inggris. Ia tidak peduli, apakah ia masih muda atau sudah tua. Yang penting baginya adalah Tuhan menghendaki kebebasan bangsanya. Setelah mendengarkan suara Tuhan, ia berani menghadapi resiko atas apa yang dilakukannya.

Mendengarkan suara Tuhan di zaman sekarang ini tidak gampang. Banyak orang telah disibukkan oleh berbagai hal yang menyenangkan diri sendiri. Banyak orang lebih suka mendengarkan kehendak dirinya sendiri. Padahal kehendak diri sendiri sering membawa orang pada kesesatan. Suara Tuhan itu jernih dan membawa orang kepada keselamatan.

Para pemimpin di zaman sekarang ini sering menjadi orang-orang yang sibuk pada diri mereka sendiri. Mereka dengan mudah terperangkap dalam kewajiban-kewajiban mereka. Akibatnya, mereka sulit untuk mendengarkan suara Tuhan. Konsekuensinya, mereka tidak mengerjakan tugas-tugas bagi kesejahteraan umum. Mereka lebih peduli pada kesejahteraan pribadi.

Kalau saja para pemimpin zaman sekarang memiliki telinga dan hati yang mampu mendengarkan suara Tuhan, pasti hati mereka lebih tersentuh untuk peduli terhadap kepentingan umum. Untuk itu, para pemimpin mesti meminta Tuhan untuk memberikan telinga yang mampu mendengarkan suara Tuhan. Dengan demikian, yang didengarkan adalah kehendak Tuhan yang menyelamatkan semua orang. Mereka tidak hanya mendengarkan kehendak mereka yang lebih mementingkan kehendak pribadi.

Untuk itu, kita butuh saat teduh untuk mendengarkan pengarahan dari Tuhan. Dengan demikian, yang kita kerjakan adalah kehendak Tuhan bagi keselamatan semua orang. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO

932

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.