Pages

08 Maret 2014

Belajar dari Kehidupan Sehari-hari


Belajar dari kehidupan sehari-hari mulai ditinggalkan oleh anak-anak zaman kini. Mereka lebih memilih sesuatu yang jauh dari diri mereka untuk belajar kehidupan. Padahal sesuatu yang dekat itulah sesuatu yang nyata.

Seorang anak selalu protes terhadap orangtuanya, ketika diminta untuk mengerjakan sesuatu. Setiap hari ia mesti menyelesaikan satu pekerjaan. Setiap anggota keluarga mempunyai tugas masing-masing. Sang Ibu bukan hanya memerintah anak-anaknya. Namun nasihatnya bak air terjun yang tidak pernah habis mengalir. Selalu saja muncul dari mulutnya kata-kata nasihat.

Suatu hari anak itu berkata, “Aku protes, mengapa setiap hari kami harus bekerja. Mengapa ibu selalu ngomel, memberi nasihat tanpa henti?”

Namun orangtuanya sudah punya alasan yang tepat untuk anaknya. Sang bapak berkata, “Kami minta kamu semua bekerja, bukan berarti kami tidak mencintai kalian. Kami sangat menyayangi kamu semua. Kami hanya ingin melatih kamu, supaya dapat bekerja.”

Rupanya kemandirian dalam hidup menjadi hal utama yang mau ditanamkan dalam diri anak-anak. Dengan demikian, mereka dapat bekerja dan dapat memiliki masa depan yang cerah.

Suatu hari Sang Ibu berkata, “Semua itu kami lakukan karena cinta kepada anak-anak. Kami akan mewariskan hidup, iman dan cinta kepada anak-anak. Kami ingin hidup, cinta dan iman ini terus-menerus hidup. Anak-anak yang meneruskan usaha, perjuangan dan hidup kami.”

Sahabat, inilah suatu kesempatan yang sangat indah bagi anak-anak untuk belajar mengenai kehidupan. Orangtua menjadi contoh dan teladan bagi hidup anak-anak. Mereka dapat berbicara dari hati ke hati dan dapat saling menerima. Mereka dapat saling memahami.

Situasi seperti ini tentu saja sungguh-sungguh menyenangkan. Ada suasana saling berbagi kasih. Ada situasi orang saling belajar tentang makna kehidupan. Ternyata hidup itu tidak dijalani begitu saja. Hidup itu mesti diarahkan. Hidup itu mesti memiliki tujuan yang jelas.

Orangtua memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Ada pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya, orangtua yang mengajarkan sesuatu yang baik melalui cara hidupnya yang baik akan berbuah kebaikan pula. Hal itu tampak dalam perilaku anak-anaknya.

Soalnya, di zaman sekarang banyak anak yang kurang mendapatkan contoh dan teladan yang baik dari orangtuanya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan bisnis mereka. Peran mereka sebagai orangtua sudah digantikan oleh baby sitter atau pengasuh. Mereka tinggal menerima beres saja.

Benarkah hal ini? Semestinya orangtua mengambil peran yang lebih banyak dalam mendidik anak-anak mereka. Orangtua mesti lebih banyak berada bersama anak-anak mereka. Orangtualah yang semestinya mewariskan nilai-nilai hidup kepada anak-anak mereka. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT

1069

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.