Pages

30 September 2014

Memupuk Ikatan Batin



Tentu saja setiap kita memiliki ikatan batin dengan seseorang yang dekat dengan kita. ketika ada kerinduan yang dalam hadir dalam batin kita, kita ingin bertemu dengan orang itu.

Pernahkah Anda mengalami keadaan, saat Anda sedang memikirkan seseorang, lalu dia tiba-tiba menelpon atau mengirimkan kabar kepada Anda? Atau tiap malam bermimpi tentang seseorang dan ternyata orang tersebut sedang dalam keadaan sakit? Barangkali itulah yang disebut ikatan batin. Ikatan batin mampu membuat Anda terhubung secara ajaib dengan seseorang. Mampu menembus ruang, jarak dan waktu.

Setiap kita memiliki ikatan batin dengan orang lain, dengan orangtua, dengan saudara, sahabat, juga dengan kekasih hati. Ikatan batin timbul karena cinta yang tulus. Kadang orang bilang, ikatan batin itu muncul karena chemistry yang cocok.

Ada syair indah dari lagu If My Heart Was A House karya Owl City berbunyi: Circle me and the needle moves gracefully, back and forth, If my heart was a compass you’d be north. Risk it all cause I’ll catch you when you fall, wherever you go if my heart was a house you’d be home.

Sahabat, ikatan batin sangat dibutuhkan dalam membangun kehidupan yang bahagia. Pasangan suami istri, misalnya, mesti selalu memiliki ikatan batin itu. Tujuannya agar mereka selalu saling menciptakan kerinduan yang dalam di antara mereka. Bukankah pasangan suami istri juga sering dipisahkan oleh kesibukan pekerjaan? Dalam kondisi demikian, mereka membutuhkan saat untuk mengisi batin mereka dengan ikatan batin itu.

Syair lagu My Heart Was A House memberi kita inspirasi untuk terus-menerus memupuk ikatan batin di antara kita. Lingkarilah aku dan jarum bergerak dengan penuh rahmat, ke belakang dan ke depan, kalau hati saya adalah sebuah kompas Anda akan berada di utara. Jangan takut menghadapai resiko, karena saya akan menangkapmu ketika engkau jatuh, ke mana pun Anda pergi jika hatiku adalah sebuah rumah, Anda akan berada di dalamnya.

Setiap kita punya kerinduan yang sama terhadap orang-orang yang kita cintai. Kita ingin menjalani hidup ini bersama mereka. Kita rindu untuk pulang ke rumah kita masing-masing, ketika kita berada jauh dari rumah. Kita ingin menambatkan hati kita di dalam hati orang-orang yang kita cintai.

Pepatah mengatakan, “Sejauh-jauhnya burung elang terbang, ia akan pulang ke sarangnya di saat senja menjelang.” Kita jauh lebih bermartabat daripada seekor burung elang. Kita tidak hanya memiliki insting. Tetapi lebih dari itu, kita memiliki pikiran, perasaan dan hati nurani.

Ketika suatu kehidupan kita bangun, kita telah memperhitungkan berbagai hal. Kita ingin hidup kita berjalan harmonis, damai dan tenteram. Kita ingin relasi kita selalu indah dalam hidup bersama. Orang beriman tentu saja selalu ingin menyertakan Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Orang beriman tidak mau berjuang sendirian dalam hidup ini.

Karena itu, kita mohon bantuan Tuhan agar ikatan batin yang telah kita miliki diberkati oleh Tuhan. Kita mohon agar Tuhan menguatkan dan memperkokoh kehidupan bersama kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu berkat bagi diri kita dan sesama yang hidup bersama kita. Kerinduan kita untuk hidup bersama orang lain direstui oleh Tuhan yang mahabaik dan mahapenyayang. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT

1157

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.