Pages

24 Oktober 2015

Mengandalkan Kebaikan Tuhan dalam Hidup

 
Apa yang Anda andalkan dalam perjalanan hidup Anda di dunia yang fana ini? Uang yang banyak? Mobil mewah? Rumah mewah? Atau istri yang cantik, suami yang ganteng? Orang beriman tentu tidak mengandalkan semua itu. Orang beriman mengandalkan penyelenggaraan Tuhan dalam perjalanan hidupnya.

Burung-burung yang beterbangan secara liar memang tidak menabur dan menuai. Namun Tuhan terus-menerus memelihara burung-burung itu. Mereka mendapat makanan setiap kali mereka mencari. Mereka juga dapat melepas dahaga mereka dari embun yang diturunkan Tuhan setiap pagi.

Sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung menemukan fakta bahwa burung murai setiap hari bangun dini hari pukul 2.30. Burung-burung murai itu kemudian mencari makanan hingga larut pukul 21.30. Jadi, setiap hari mereka bekerja selama 19 jam. Tak cuma itu. Burung-burung murai juga bolak-balik ke sarang mereka hingga sekitar 200 kali sehari, demi memberi makan anak-anak mereka.

Sungguh luar biasa Tuhan memelihara burung-burung itu. Tuhan tidak membiarkan satu pun ciptaanNya mengalami derita dan susah. Tuhan telah menyediakan semuanya dalam alam semesta ini.

Sayang, banyak orang tidak menyadari penyelangaraan Tuhan ini. Akibatnya, mereka menebang pohon dengan sesuka hati. Mereka membakar hutan tanpa peduli merugikan banyak orang. Asap tebal dan pekat membunuh kehidupan, baik manusia maupun seluruh ekosistem di dalamnya. Manusia memusnahkan lingkungan hidup.



Gantungkan Hidup pada Allah Semata

Yesus berkata, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung. Namun burung-burung itu diberi makan oleh Tuhan yang ada di surga.”

Tuhan menyelenggarakan hidup ini bagi kelangsungan hidup ciptaanNya. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa peduli terhadap semua yang ada dalam alam semesta ini. Tuhan senantiasa mengasihi dan memberi yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memang, manusia sering kurang mengerti akan kasih Tuhan yang begitu besar. Manusia lebih mengutamakan egoisme dirinya.

Seperti burung-burung Murai yang bekerja keras demi hidup diri dan anak-anaknya, manusia pun mesti bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja berarti manusia menanggapi kasih Tuhan kepada manusia. Manusia meneruskan karya cipta Tuhan dalam hidup ini.

Yang penting adalah sekeras apa pun kita berusaha memenuhi kebutuhan, kita mesti selalu mendahulukan kebaikan dan kebenaran. Kita mendahulukan nilai-nilai kekudusan dan kebenaran yang Tuhan tetapkan bagi hidup kita. Kita melandasi setiap karya dan kerja dengan kasih. Inilah kunci dari kebaikan Tuhan bagi manusia.

Seperti burung-burung Murai yang mengandalkan rahmat Tuhan, orang beriman pun senantiasa menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Hanya dengan penyerahan diri itu, orang mampu menjalani hidup ini dengan damai dan sukacita. Hidup menjadi lebih bermakna, karena Tuhan dipersilahkan masuk dan tinggal di dalam hati dan hidup kita.

Mari kita terus-menerus menyerahkan hidup kita kepada penyelenggaraan Tuhan. Dengan demikian, hidup kita penuh dengan buah-buah yang berlimpah dengan kebaikan dan kebenaran. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT

Palembang - (masih) Kota Asap


1172

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.