tag:blogger.com,1999:blog-72512907352943779882024-03-19T10:59:28.926+07:00Renungan Hari IniP. Fransiskus de Sales, SCJUnknownnoreply@blogger.comBlogger1177125tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-41617986600716235132016-05-29T21:37:00.002+07:002016-05-29T21:37:25.685+07:00Tuhan selalu menolong ciptaan-Nya <div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan adalah sumber hidup manusia. Tuhan tidak pernah menolak setiap orang yang datang kepada-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon,<i> "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu lalu berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga. Ia berkata kepada orang yang telah sembuh itu,<i> "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam. Persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar. Akibatnya, datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tuhan Mendengarkan Seruan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak seorang pun yang berseru kepada Yesus ditolak dan tidak ditolong. Bahkan orang-orang kusta boleh menemukan pertolongannya dalam diri Yesus. Padahal di kalangan Yahudi,orang-orang kusta tak boleh disentuh. Bahkan mereka dibuang dari kehidupan bersama masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak seperti orang-orang pada jaman Yesus yang menghindari para penderita kusta, Yesus justru mendekati. Ia menjamah dan menyembuhkan mereka seutuhnya. Para penderita kusta merupakan warga masyarakat yang tercampak, terdepak dan tersingkir waktu itu. Kondisi fisik mereka mengerikan. Mereka tidak diperhatikan. Bahkan mereka sudah dianggap mati saat masih hidup, termasuk oleh keluarga mereka sendiri. Hukum Yahudi melarang orang mendekati dan menyentuh mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas mengajak kita untuk berani berseru kepada Tuhan. Ia meminta pertolongan dari Tuhan dan Tuhan serta merta menyembuhkannya. Dengan rendah hati, ia mendekati Yesus kendati risikonya akan dihukum rajam bila seorang kusta seperti dirinya mendekati seorang rabbi atau guru. Yesus adalah seorang Rabbi Yahudi, namun Ia menerima penderita kusta itu tanpa merajamnya. Alih-alih merajamnya, Yesus justru menyambutnya dengan cinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yesus tidak hanya menyembuhkan dirinya, tetapi juga menyatakan belas kasih, bela rasa dan kebaikan-Nya. Yesus menyatakan empati dan rasa peduli kepadanya. Ia menyatakan belas kasih. Tuhan tidak hanya menyatakannya dengan perkataan tetapi dengan tindakan. Ia menjamah dan menyembuhkan penderita kusta itu, ia sembuh jasmani dan rohani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita dekatkan diri kita kepada Tuhan dan memohon pertolongan dari Tuhan. Kita manusia lemah yang penuh dengan noda dosa, tetapi Tuhan tidak pernah menolak kehadiran kita. Ini yang mesti kita yakini dalam hidup sehari-hari. Jangan takut datang kepada Tuhan, karena Dialah sumber sukacita kita. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-48466570644281805212016-04-25T13:40:00.003+07:002016-04-25T13:40:59.530+07:00Memilih Kebenaran untuk Hidup yang Damai<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering orang tidak berani hidup dalam kebenaran. Mengapa? Karena sering hidup dalam kebenaran memiliki risiko yang besar. Namun bagi orang beriman, hanya kebenaran yang mampu memberi sukacita dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang teman yang sering mendapat ancaman dari teman-teman kerjanya. Tidak jarang, ia sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apa yang sudah ia lakukan, sehingga dirinya sangat dibenci oleh orang banyak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya teman itu seorang yang jujur. Dalam setiap hal yang dia kerjakan dalam hidupnya, ia selalu mencerminkan bahwa dirinya selalu membawa kebaikan. Hal inilah yang membuat ia dibenci oleh banyak orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi mereka, teman itu merupakan ancaman besar. Ia bisa melaporkan ketidakbecusan mereka kepada atasan. Mengapa? Karena ia tahu semua kebobrokan yang mereka lakukan. Ia tahu persis manipulasi yang mereka lakukan terhadap penjualan produk-produk perusahaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, ancaman kata-kata berwujud dalam ancaman fisik. Sejumlah rekan kerjanya memukuli dia babak belur. Ia tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Tiba-tiba saja ia dihajar babak belur seperti itu. Matanya lebam. Mulutnya mengalami luka memar. Dua giginya hampir rontok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski ia sudah tidak berdaya, teman-teman sekerjanya itu masih juga mengancam agar dia tidak melaporkan kejadian itu kepada pemimpin perusahaan. Mereka mengatakan bahwa ia akan dihajar lagi kalau pemimpin perusahaan mengetahui kejadian itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak mudah memperjuangkan kebenaran. Resikonya sangat besar bagi orang-orang yang memperjuangkan kebenaran. Hal ini bisa berakibat pada kehidupan diri seseorang. Namun kebenaran mesti selalu diperjuangkan dalam hidup ini, karena kehidupan yang harmonis hanya diperoleh melalui kebenaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa memperjuangkan kebenaran dalam hidup ini. Memang, risikonya sangat besar. Namun bagi orang beriman, memperjuangkan kebenaran merupakan jalan menuju hidup yang sesungguhnya. Hidup dalam ketidakbenaran hanya suatu situasi semu. Orang selalu mengalami ketidaknyamanan dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu, orang beriman mesti selalu berusaha untuk hidup dalam kebenaran. Artinya, orang berani memilih untuk hidup dalam kebenaran meski ada risiko yang mesti dihadapi. Hidup dalam kebenaran itu suatu hidup yang sesungguhnya. Bukan hidup dalam kepura-puraan. Suatu hidup yang mengandalkan Tuhan yang merupakan sumber kebenaran yang sejati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu, kesetiaan dan kesungguhan dalam mengikuti panggilan Tuhan mesti menjadi hal yang utama dalam perjalanan hidup kita. Tuhan menjadi sumber sukacita bagi orang yang terus-menerus memperjuangkan kebenaran. Memilih kebenaran berarti orang selalu mengikuti jalan Tuhan. Mengapa? Karena jalan Tuhan adalah jalan kebenaran. Jalan menuju kepada kebahagiaan sejati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita memilih kebenaran untuk hidup yang lebih baik dan bahagia. Dengan demikian, kita boleh bersama-sama membangun hidup yang sesungguhnya. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1191</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-26514109563449928842016-03-17T22:09:00.004+07:002016-04-25T13:40:53.016+07:00Pasrahkan Diri pada Kuasa Tuhan<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjalani hidup ini tidak selalu mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang mesti dihadapi dan dilewati. Karena itu, orang mesti berani memasrahkan diri kepada Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari saya bertemu dengan seorang kenalan baru saya. Kami pun saling berbagi cerita. Namun tak banyak cerita bahagia yang saya dapatkan darinya. Hanya lelehan airmata yang mewarnai setiap pembicaraan kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kisah deritanya itu, ia berkata, “Apa salahku pada Tuhan? Mengapa tak ada kebahagiaan sedikit pun pada hidupku? Ayahku sedang dipenjara dan setiap hari aku harus menelan hinaan orang. Ibuku menghilang begitu saja dan tak pernah mempedulikan aku dan adik-adikku. Aku harus bekerja demi adik-adikku, sehingga aku tak lagi melanjutkan ke SMA sampai semua orang mengatakan bahwa aku bodoh. Mengapa semua ini harus terjadi padaku? Hatiku terus-menerus disakiti.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya hanya bisa mendengarkan keluh kesahnya. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya kepadaku. Ia merasa bahwa dengan didengarkan, ia mampu tetap menjalani situasi hidupnya. Kenalan saya itu merasa puas bahwa ia dapat berjumpa dengan seseorang yang mampu mendengarkan keluh kesahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu kali lain, kami berjumpa lagi. Kali ini ia tidak lagi mempersoalkan situasi dirinya. Ia merasa telah menemukan situasi hidup yang lebih baik. Ia tidak perlu mempertanyakan kesalahannya kepada Tuhan. Ia merasa bahwa inilah tanggungjawab yang mesti ia pikul dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Memikul Beban Bersama Tuhan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap manusia mempunyai ujiannya sendiri. Setiap manusia memiliki beban atau tanggung jawab yang harus dipikulnya sendiri. Tidak ada seorang pun yang ingin hidup dalam lembah derita. Mengapa? Karena semua orang ingin selalu hidup dalam suasana bahagia. Menyalahkan keadaan dan orang lain bukanlah jalan keluar yang tepat. Dengan berbalik mengutuk orang lain, sama halnya dengan memasukkan kerikil dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk berani menghadapi kehidupan ini meski banyak persoalan yang mesti kita hadapi. Persoalan-persoalan itu justru menjadi kesempatan untuk menguji kemurnian iman kita kepada Tuhan. Ada orang yang enggan menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Ada orang yang mudah menyerah pada keadaan. Tentu saja hal ini tidak menunjukkan bahwa kita adalah orang beriman sejati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti senantiasa yakin bahwa orang yang berani menghadapi persoalan-persoalan hidupnya akan menemukan sukacita dan damai dalam hidup ini. Memang untuk hal ini, orang mesti memiliki keyakinan bahwa dia tidak melangkah sendirian di dunia ini. Tuhan yang mahabaik dan mahapenyayang senantiasa berjalan bersama dirinya. Tuhan selalu membantu dirinya, ketika ia berani menyerahkan seluruh hidup ke dalam kuasa Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, orang mesti tetap bertahan dalam iman akan Tuhan. Artinya, orang mesti selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh proses hidupnya. Orang mesti memenuhi hidupnya dengan kasih Tuhan yang tak pernah lekang oleh karatnya zaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan kepada barangsiapa yang mengasihi Dia,”</i> kata Santo Yakobus (1:12). Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-58300575169262792012016-03-17T22:08:00.003+07:002016-03-17T22:08:46.373+07:00Hati yang Mudah Tergerak oleh Kasih<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia sering mengalami kebuntuan dalam hidupnya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi karena hati manusia menjadi keras seperti batu. Karena itu, manusia mesti memiliki hati yang mudah tergerak oleh situasi di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sebuah batu besar yang berada di tengah-tengah sebidang ladang. Batu itu sangat keras. Sang petani yang empunya ladang sampai putus asa ketika hendak memecahkan batu itu. Berkali-kali ia berusaha untuk memecahkannya, tetapi ia tidak berhasil. Bahkan lengannya hampir putus saat memecah batu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu ketika ia membakar batu itu. Namun api hanya menjilat-jilat. Api tidak mampu menghanguskan batu itu. Api tidak mampu membuat batu itu menjadi lembut. Batu besar itu tetap keras. Bahkan batu itu menertawakan sang pembakar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batu itu berkata, “Kamu hanya menghabiskan tenagamu saja. Saya ini sangat keras. Jadi lebih baik, kamu biarkan saja saya seperti ini. Saya juga tidak akan mengganggu kegiatanmu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Petani itu tidak mau mengalah. Ia tidak mau mendengarkan omongan sombong dari sang batu. Ia berkata, “Saya akan tetap berusaha untuk menghancurkanmu. Saya tidak akan pernah membiarkan kamu menjadi penghalang bagi kebun saya ini.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Petani itu terus-menerus berusaha untuk menghancurkan batu besar yang keras itu. Berbagai usaha ia lakukan, namun sia-sia belaka. Batu itu tetap berdiri kokoh. Ia tidak dapat dihancurkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jangan Punya Hati Yang Keras</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering dalam hidup ini kita menjumpai orang-orang memiliki hati yang keras seperti batu. Orang-orang seperti ini sulit ditaklukan. Kemauan mereka sangat keras. Apa saja yang mereka inginkan akan mereka laksanakan dengan ketat dan penuh konsekuen. Tidak ada dalam diri mereka untuk gagal. Kalau sampai gagal, mereka akan bangkit lagi. Mereka tidak mudah patah semangat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita kesempatan untuk merenungkan tentang ketegaran hati. Hati yang tegar sering menguatkan seseorang dalam memperjuangkan hidupnya. Hati yang keras seperti batu sering membuat orang cuek terhadap situasi di sekitarnya. Orang yang punya hati yang keras seperti batu tidak peduli terhadap orang-orang di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang memiliki hati seperti batu akan membuat perasaannya semakin keras. Orang seperti ini tidak mengizinkan kasih masuk ke dalam dirinya. Orang yang memiliki hati seperti ini akan cenderung lebih mudah untuk melukai perasaan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja orang beriman tidak ingin memiliki hati yang keras seperti batu. Sebaliknya, orang beriman mesti memiliki hati yang lembut. Hati yang mudah tergerak oleh kondisi hidup sesamanya. Orang beriman selalu menyediakan hatinya bagi bertakhtanya kasih bagi dirinya dan sesamanya. Untuk itu, orang mesti melepaskan hatinya yang keras seperti batu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita tidak membiarkan hati yang keras seperti batu menguasai diri kita. dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan bagi kita untuk peduli terhadap hidup sesama kita. kasih dan kesetiaan senantiasa menjadi andalan bagi hidup kita. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1189 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-28011269487854185072016-03-11T18:59:00.003+07:002016-03-11T18:59:29.734+07:00Membuka Telinga bagi Sesama yang Menderita<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ada sesama Anda yang mengalami kegalauan dalam hidupnya, apa reaksi Anda? Anda biarkan saja atau Anda membuka hati dan telinga Anda untuk mendengarkan keluh kesahnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang anak merasa galau dalam hidupnya. Soalnya adalah kedua orangtuanya menganggap remeh terhadap dirinya. Padahal ia adalah anak kandung kedua orangtuanya. Selama hidupnya, ia juga selalu melakukan hal-hal yang terbaik bagi dirinya dan orangtuanya. Karena itu, ia merasa heran mengapa orangtuanya tidak mau mendengarkan dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, ia meminta kepada ibunya, “Ibu, dengarkan aku sekali ini saja.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tidak ada jawaban yang ia dapatkan. Justru ibunya memarahi dirinya. Ia tidak ingin mengdengarkan suara anaknya. Anak itu menjadi semakin galau. Sebagai manusia, ia ingin didengarkan. Ia bukan sekedar sebuah patung. Ia seorang manusia yang bermartabat. Ia tidak mau berputus asa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mendatangi ayahnya. Ia bertanya, “Ayah, ayah mau mendengarkanku kan?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang ayah. Air mata mengalir dari mata sang anak. Ia telah memohon untuk didengarkan, tetapi tak ada sebuah telinga pun yang terbuka bagi dirinya. Ia bertanya dalam hati, apa yang telah terjadi dengan dirinya. Ia pun termenung, merefleksikan persoalan yang sedang dihadapinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan yang ia temukan adalah ia seorang anak yang lemah dan juga selalu gagal dalam banyak hal. Dia sudah melakukan yang terbaik, namun tak kunjung mendapatkan hasil yang baik. Akibatnya, tak seorang pun mau mengakui keberadaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berada dalam situasi tidak didengarkan merupakan suatu pukulan besar bagi diri seseorang. Orang merasa tidak dimanusiakan. Orang merasa seperti robot atau patung. Orang merasa tak berguna dan juga merasa tersisih. Tidak ada ruang baginya untuk bisa mengungkapkan pendapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantisa memasang telinga bagi orang lain. Banyak orang mengalami berbagai persoalan dalam hidupnya. Mendengarkan persoalan mereka berarti kita menerima kehadiran mereka sebagai manusia. Mendengarkan orang lain berarti kita juga menghargai kehadiran mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti selalu menyediakan telinganya untuk sesamanya. Telinga yang selalu terbuka berarti juga orang memiliki kepedulian yang besar terhadap sesamanya. Orang tidak hanya membiarkan telinganya dimasuki oleh suara-suara. Lebih dari itu, orang sungguh-sungguh memasang telinganya bagi sesamanya itu. Mengapa? Karena sesama itu bukan sekedar patung atau boneka. Mereka adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita mesti ingat bahwa orang yang merasa tidak berguna sering mengakhiri kehidupannya. Mereka berpikir bahwa kematian adalah jalan terbaik, karena orang lain tak lagi menghargai kehadiran mereka. Untuk itu, memasang telinga sejenak saja untuk sesama kita akan sangat berguna dan berharga. Pertama-tama, kita menyelamatkan sesama itu dari kematian. Kedua, kita memberikan rasa optimis baginya dalam menjalani hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita tetap memasang telinga bagi sesama yang sedang berada dalam kegalauan hidupnya. Dengan demikian, kita dapat menyelamatkan jiwanya. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1188</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-48974105548528107182016-03-10T09:44:00.002+07:002016-03-10T09:44:47.485+07:00Berani Membarui Diri untuk Hidup Lebih Baik <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membarui hidup merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk memiliki hidup yang lebih bagi dan berguna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari seekor kadal kehilangan ekornya. Ekor satu-satunya itu terjepit kayu. Kadal itu sudah berusaha untuk melepaskan diri, tetapi tidak bisa. Satu-satunya cara agar ia tidak mati adalah memutuskan ekor yang terjepit itu. Begitu putus, kadal itu merasa sakit sekali meski hanya beberapa tetes darah yang keluar. Meski begitu, ia merasa lega. Ia bisa lolos dari kematian yang mengancam nyawanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan selanjutnya adalah mengobati bekas luka itu. Bekas luka itu mesti cepat mengering, agar ia bisa beraktivitas dengan bebas. Tubuhnya kini menjadi lebih pendek. Pada awalnya kadal itu merasa tidak enak, tidak nyaman. Namun ia mulai menyesuaikan diri. Ia mesti berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersamaan dengan mengobati lukanya, kadal itu pun membarui hidupnya. Ia tidak sekedar seekor kadal yang biasa-biasa saja. Dalam hidupnya, ia ingin menjadi kadal yang lebih baik. Kalau sebelum mengalami putus ekor, ia menjadi kadal yang sok berkuasa dan sombong, kini ia mau berubah. Ia ingin menjadi kadal yang rendah hati. Ia ingin membantu teman-temannya dalam hidup bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadal kehilangan ekor itu kemudian menjadi kadal yang sangat baik. Ia suka membantu teman-temannya yang lain. Ia tidak egois lagi. Teman-temannya pun merasa kehadiran kadal yang hilang buntutnya itu menjadi suatu rahmat bagi hidup mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia hidup dalam dunia yang kadang-kadang keras dan kasar. Sering orang terperosok ke dalam kesulitan hidup. Sering hal itu disebabkan oleh perbuatan mereka yang sering mengagung-agungkan diri. Akibatnya, manusia mengalami kesulitan untuk membarui hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi inspirasi bagi pertumbuhan hidup kita. Kita dapat menjadi orang yang baik dan benar, kalau kita senantiasa membarui diri kita. Hal-hal yang lama yang sering menghambat pertumbuhan iman kita mesti dilepaskan. Ekor kadal itu menghambat dirinya. Karena itu, mesti diputuskannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, membarui diri itu tidak mudah. Ada rasa sakit yang luar biasa ketika seseorang melepaskan hal-hal lama yang selama ini dihidupinya. Hal-hal itu terasa menyenangkan meski hanya semu. Tetapi orang tidak boleh takut, kalau ingin hidupnya lebih baik dan berguna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti yakin bahwa bantuan Tuhan selalu menyertai perjalanan hidupnya. “Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapatkan kekuatan baru,” kata Nabi Yesaya (40:31). Kita membarui diri kita dengan menyambut kehadiran Tuhan dalam diri kita. Dengan demikian, kita memperoleh damai dan sukacita dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membarui hidup berarti juga menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan. Bukan diri sendiri lagi yang berkuasa, tetapi Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang yang berkuasa atas diri kita. Mari kita membuka hati bagi Tuhan, agar Tuhan yang meraja dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1187</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-10374641215446339512016-03-08T09:41:00.001+07:002016-03-08T09:41:24.744+07:00Berani Menghadapi dan Menerima Perubahan <br />
<br />
<br />
<br />
Tidak mudah bagi seseorang untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Orang mesti punya keberanian yang besar.<br />
<br />
Ada seorang pemudi yang selalu merasa tidak percaya diri. Ia merasa tidak dicintai. Ia merasa ditolak oleh orang lain. Hal itu karena ia merasa bahwa sekarang ia menjadi orang yang jelek. Dulu tubuhnya langsing, tetapi sekarang menjadi besar tidak berbentuk. Dulu wajah dan kulitnya halus, namun sekarang menjadi hitam, kasar dan kusam.<br />
<br />
Perasaan negatifnya terus berkembang. Akibatanya, ia gelisah. Ia merasa resah dan tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri. Karena itu, dengan bermacam-macam cara dan sarana, ia memanipulasi penampilannya. Tujuannya untuk bisa menambah rasa percaya diri. Padahal sebenarnya tidak mengubah apa-apa.<br />
<br />
Cara yang ditempuh itu menunjukan bahwa ia telah menolak tubuhnya sendiri. Artinya ia juga membenci dirinya sendiri, karena tidak berani menerima perubahan atau kenyataan. Sampai suatu ketika, gadis itu mengalami stress berat. Ia jatuh sakit, karena tidak sanggup menerima dan menghadapi perubahan yang terjadi.<br />
<br />
Suatu hari sahabatnya datang mengunjunginya. Sahabatnya itu tampak ceria. Sikap dan perilakunya dewasa. Tutur katanya menunjukkan kepribadian yang matang. Meski secara fisik sudah berubah, namun sahabatnya telah menerima perubahan. Ia menerima kenyataan bahwa dengan bertambahnya usia atau faktor-faktor lain, setiap orang akan mengalami perubahan secara alami. Sahabatnya mengimbangi perubahan fisik itu dengan berbagai kegiatan positif yang mengembangkan kematangan pribadi dan rohani.<br />
<br />
Kehadiran sahabatnya itu menyadarkan gadis itu terhadap segala kecemasan yang dialaminya. Ia belajar dari sahabatnya. Akhirnya, ia berani menerima perubahan, sehingga hidupnya menjadi ringan dan gembira.<br />
<br />
<br />
<br />
Syukuri Perubahan<br />
<br />
Hidup kita ini selalu berubah. Kemarin kita mengalami perasaan yang berbeda dengan sekarang ini. Mungkin kemarin kita merasa sedih, takut, kuatir. Namun sekarang kita merasa ada semangat dan suasana yang baru. Kemarin rasanya tubuh ini tidak dapat bergerak sedikit pun, tetapi saat ini ada suatu perubahan. Kita sudah menggerakkan badan kita.<br />
<br />
Ternyata perubahan itu membawa dinamika yang indah. Perubahan itu membantu kita untuk mengenal secara lebih dalam siapa diri kita ini. Apakah kita tumbuh menjadi lebih dewasa atau kita tetap saja kekanak-kanakan? Kalau kita tidak merasa bahwa tidak ada perubahan dalam diri kita, kita akan mudah cemas. Bahkan kita akan mengalami stress dalam hidup ini.<br />
<br />
Karena itu, langkah yang mesti kita lakukan adalah menerima kenyataan diri kita. Kita adalah makhluk yang terus-menerus berubah. Perubahan itu senantiasa menuju kebaikan. Untuk itu, kita mesti mensyukuri perubahan itu. Dengan demikian, kita dapat mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Hidup ini menjadi suatu rahmat dari Tuhan sendiri. Tuhan memberkati. **<br />
<br />
<br />
<br />
Frans de Sales SCJ<br />
<br />
Tabloid KOMUNIO<br />
<br />
1185<br />
<br />
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-67151817589108842212016-03-08T09:40:00.001+07:002016-03-08T09:40:14.438+07:00Selalu Berusaha Menemukan Makna Hidup<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah Anda sungguh yakin, hidup Anda memiliki makna yang mendalam? Atau Anda sering merasa bahwa hidup ini kurang bermakna? Mengapa hidup Anda kurang bermakna?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin Anda tidak menemukan sesuatu yang utama yang menjadi fokus perjuangan Anda. Anda merasa bahwa apa yang Anda lakukan biasa-biasa saja. Datar-datar saja. Karena itu, Anda butuh waktu untuk mengintrospeksi diri Anda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Caranya mungkin Anda dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh Lily Allen, seorang penyanyi asal Inggris ini. Menyadari bahwa hidupnya tidak bermakna, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia hingar bingar musik untuk sementara. Lantas ia menghabiskan waktunya di sebuah kawasan hutan di Brasil untuk belajar tentang penggundulan hutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang hal ini, ia berkata, ”Selama ini hidupku terasa hampa, karena tidak bermakna. Terkadang aku juga merasa tak punya tujuan. Aku pergi ke Brasil untuk membuat diriku bangga, karena bisa menggunakan ketenaran untuk tujuan positif.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pengakuan perempuan berusia 26 tahun ini, ia tidak ingin menunjukkan bahwa ia tahu segala-galanya. Ia ingin memahami beberapa hal yang tidak ia ketahui. Ia berada di Brasil, karena ingin belajar dan berusaha menjadi lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata Lily Allen tidak hanya belajar tentang penggundulan hutan. Setelah menyaksikan akibat buruk dari pengrusakan hutan, ia mengajar para penggemarnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Menurutnya, sangat penting bagi setiap orang untuk memikirkan dampak perilaku mereka terhadap masa depan bumi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik album Alright Still ini berkata, ”Kita semua harus berusaha mengurangi emisi karbon. Aku juga berusaha, tapi kuakui ini tidak mudah.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita hidup dalam zaman yang kurang begitu peduli terhadap lingkungan hidupnya. Begitu banyak penebangan pohon-pohon tanpa mengadakan aksi penanaman kembali. Akibatnya, banyak gunung mulai gundul karena kehilangan hutan. Satwa-satwa langka pun banyak yang punah. Mereka tidak punya tempat lagi untuk berlindung. Kalau pengrusakan lingkungan tidak dihentikan, bukan tidak mungkin manusia juga akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, kita butuh kesadaran tentang makna hidup. Kita tidak bisa hidup biasa-biasa saja. Kita mesti mengambil alternatif untuk menjadikan hidup kita ini lebih bermakna bagi kehidupan banyak orang. Untuk itu, kita mesti membuka wawasan pandang kita seluas-luasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang telah dilakukan oleh Lily Allen dapat menjadi salah satu contoh bagi kita. Kita mesti memiliki kepedulian terhadap lingkungan di mana kita hidup. Langkah berani mesti kita ambil. Mungkin kita mesti meninggalkan kegiatan-kegiatan rutin kita sehari-hari. Kita ambil waktu untuk merefleksikan makna hidup kita. Mengapa kita hidup? Mau ke mana hidup ini mesti kita bawa?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kiranya makna hidup yang lebih mendalam dapat kita temukan, ketika kita tidak hidup biasa-biasa saja. Tetapi makna hidup itu dapat kita temukan, ketika kita memberi waktu khusus untuk merefleksikan panggilan hidup kita. Mari kita berusaha terus-menerus untuk menemukan dan mengembangkan makna hidup kita. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO Palembang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1184</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-88422649567599480382016-03-04T20:00:00.003+07:002016-03-04T20:00:59.481+07:00Bersukacita dalam Tuhan<br /><div style="text-align: justify;">
Setiap hari ada sukacita bagi hidup manusia. Soalnya adalah banyak orang mengalami duka nestapa dalam hidup mereka. Karena itu, orang mesti berani berjumpa dengan Tuhan untuk menemukan sukacita dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang pria malang. Ia menjadi tawanan Nazi Jerman pada perang dunia kedua Setiap hari ia menerima siksaan. Ia ditempatkan dari satu sel ke sel lain dalam dinginnya udara dan kegelapan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu saat, ia dipindahkan ke sebuah sel yang sedikit berlubang. Melalui surat yang ditujukan kepada keluarganya, ia bercerita, "Saya begitu bersukacita. Melalui sebuah lubang, saya dapat menatap indahnya langit dan mega di siang hari. Juga gemerlapnya bintang di malam hari."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman sukacita itu juga ia bagikan kepada teman yang ada di sel yang lain di sampingnya. Temannya itu sangat berbahagia mendengar indahnya langit dan mega di siang hari. Hatinya dipenuhi kegembiraan mendengar gemerlap bintang di malam hari. Soalnya, dari selnya itu ia tidak bisa melihat indahnya langit dan mega di siang hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang, tidak lama kemudian ia dieksekusi mati dengan gas beracun bersama ratusan ribu orang lainnya. Harapannya untuk menghirup udara yang lebih luas dan bebas tidak tercapai. Namun sukacita telah ia peroleh, meski hanya sesaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam situasi yang sulit, sukacita itu dapat dialami oleh setiap orang. Tentu saja kalau orang mau menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan, Sang Pemberi hidup. Orang yang bersukacita di dalam Tuhan itu menemukan kebahagiaan yang abadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kisah di atas, seorang tawanan yang mengalami sukacita itu membagikan pengalamannya itu kepada temannya. Ia menularkan pengalaman kebahagiaan itu kepada sesamanya yang membutuhkannya. Sesama yang sangat merindukan sesuatu yang indah. Sesuatu yang dapat membuat ia bersukacita. Pengalaman sukacita yang dibagikan itu ternyata membantu sesama mengalami sukacita yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap hari, kita juga mengalami sukacita dalam berbagai bentuk. Ada berbagai alasan yang membuat kita bersukacita. Namun sebagai orang beriman, sukacita kita itu mesti berlandaskan iman kita akan Tuhan. Iman itu mendorong kita untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik bagi sesama kita. Iman itu mampu membantu kita untuk tetap setia kepada Tuhan yang telah memanggil kita menjadi umat-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaannya adalah apakah perjumpaan kita dengan sesama membawa sukacita bagi kita? Atau justru sebaliknya, perjumpaan dengan sesama itu mengurangi sukacita kita? Untuk itu, kita mesti belajar dari tawanan Nazi dari kisah di atas. Ia membagikan sukacitanya kepada sesamanya. Ia memenuhi kerinduan sesamanya untuk memiliki sukacita dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, mari kita berusaha untuk mengalami sukacita dalam hidup kita yang nyata. Dan kita bagi sukacita kita kepada sesama yang kita jumpai. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1183</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-59481995805555781432016-03-03T09:10:00.001+07:002016-03-03T09:10:26.275+07:00Berusaha Mengampuni Tanpa Syarat <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak gampang mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mengapa? Karena orang merasa gengsinya direndahkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bapak berseteru sekian puluh tahun dengan tetangganya. Suatu saat bapak itu semakin tua, sakit-sakitan dan hampir meninggal. Tanpa pikir panjang, sang istri mengambil inisiatif untuk mendamaikan suaminya dengan tetangganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ia tidak berani langsung berbicara kepada suami dan tetangganya. Ia menghubungi seorang ulama yang tinggal di seberang rumahnya. Ia berkata, "Tolong, bapak, suami saya hampir meninggal. Sudilah bapak datang mendoakan dan mendamaikannya dengan tetangga sebelah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ulama itu datang dan membujuk suami ibu itu untuk berdamai dengan tetangganya. Namun, tampaknya usaha tersebut akan berakhir sia-sia. Akhirnya muncul gagasan ulama itu untuk mempertemukan keduanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetangga itu pun datang. Tidak malu atau merasa gengsi, ia mengulurkan tangannya. Dengan penuh kerendahan hati, ia berkata, "Maafkan saya, Pak, mari berdamai. Lupakan apa yang telah berlalu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malu dengan ulama dan tetangga serta istrinya sendiri, bapak itu dengan tangan dingin mengulurkan tangan. Semua menjadi lega. Permusuhan itu telah berakhir dengan suatu perdamaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ulama dan tetangga itu minta pamit hendak pergi seraya melangkah keluar pintu, bapak itu bangkit dari ketidakberdayaannya. Ia duduk di pembaringan, mengacungkan kepalan tinju. Ia berteriak, “Ingat, perdamaian ini berlaku hanya kalau aku jadi meninggal.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Luka batin ternyata tidak begitu mudah untuk diobati. Bahkan dengan sebuah perdamaian dan permohonan maaf dari hati yang dalam. Kisah di atas menunjukkan hal ini. Orang mau mengampuni, tetapi dengan syarat yang berat. Bukankah ini yang mesti dihindari oleh orang beriman? Bukankah orang beriman itu mesti memaafkan dan mengampuni sesama dengan segenap hati?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari seorang murid Yesus bertanya kepada Yesus, sampai berapa kali ia mesti memaafkan saudaranya yang berbuat salah. Yesus menjawab, “Sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Murid itu terkejut. Baginya, tidak mungkin ia sabar sedemikian lama. Ia memiliki hati manusia. Ia merasa sulit untuk membiarkan saudaranya terus-menerus melakukan kesalahan. Ternyata pengampunan yang ditawarkan oleh Tuhan itu suatu pengampunan yang tuntas, yang tak terbatas. Tanpa syarat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai orang beriman, kita ingin berusaha agar kita dapat mengampuni sesama tanpa batas. Kita tidak mau memberi macam-macam syarat dalam pengampunan itu. Kita juga ingin mengampuni sesama itu dengan hati yang tulus. Tidak ada benci atau dendam yang kita simpan di dalam hati kita. Kita ingin dengan segenap hati mengampuni sesama kita. Dengan demikian, hati kita menjadi aman dan tenteram. Hidup kita menjadi damai. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1182 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-63715718100590820732016-03-01T12:50:00.000+07:002016-03-01T12:50:08.729+07:00Kesombongan Membawa Malapetaka<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang terjadi, ketika Anda mengandalkan kesombongan dalam menjalani hidup ini? Saya yakin, Anda tidak akan mengalami kebebasan dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seekor burung gagak merasa dirinya yang paling baik di antara burung-burung di hutan belantara. Ia juga tidak mau disaingi oleh burung-burung yang lain. Padahal bulunya yang hitam sering menakutkan burung-burung yang lain. Lagi pula suaranya yang parau jelek sering mengganggu ketenangan para penghuni hutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari, seekor burung kutilang mendatangi burung gagak yang sedang sedih. Burung kutilang itu berkata, “Hai gagak, mengapa kamu sedang sedih? Apakah kamu sedang ketakutan sama burung pipit?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Burung gagak tersenyum. Ia mulai menunjukkan kehebatannya. Ia tidak mau direndahkan oleh seekor burung kutilang. Ia mengibas-ngibaskan sayap-sayapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas ia berkata, “Di hutan ini saya yang paling berkuasa. Tidak mungkin saya takut sama burung sekecil itu. Kamu saja saya bisa telan hidup-hidup, apalagi burung pipit sekecil itu. Atau kamu mau sekarang juga saya menyergapmu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Burung kutilang langsung menyingkir pergi. Ia tidak mau membuat burung gagak semakin emosi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari lain, ada seorang pemburu datang ke hutan. Gagak menghasutnya untuk memanah si kutilang dengan menawarkan bulunya sebagai anak panah. Namun, si pemburu berulang-ulang gagal memanah kutilang hingga bulu burung gagak itu habis. Karena kesal tidak mendapatkan hasil buruan, sebagai gantinya pemburu menangkap gagak yang kini tidak dapat terbang. Bulunya sudah habis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sombong = Malapetaka</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keangkuhan sering menjerumuskan orang ke dalam jurang kebinasaan. Kesombongan hanya mau menutupi kelemahan dan kekurangan dalam diri. Akibatnya, kebinasaan justru yang mengancam kehidupan manusia. Orang yang sombong akan segera terbuka kekurangan dan kelemahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah imajinatif di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa menghargai sesama manusia. Mengapa? Karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Yang ada adalah manusia berdosa yang sedang berziarah menuju kesempurnaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu, yang kita butuhkan adalah kerendahan hati untuk menjalani hidup ini dengan normal. Mengapa? Karena orang yang sombong menjalani hidup ini lebih banyak dengan pura-pura. Akibatnya, hidup bersama sering berjalan tidak dengan harmonis. Sering terjadi benturan-benturan dalam hidup bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti menyingkirkan kepura-puraan dalam hidupnya. Orang mesti menjalani hidup ini dengan jujur dan benar. Orang tidak mengandalkan kesombongan dirinya. Orang yang menutup kelemahan dan kekurangannya dengan kesombongan biasanya hidup dalam ketakutan. Orang seperti ini selalu takut kedoknya akan terbongkar. Akibatnya, orang seperti ini tidak merasa bebas dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita terus-menerus hidup dalam kebenaran, agar kita selalu bebas mengekspresikan diri kita di hadapan Tuhan dan sesama. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk membangun keharmonisan dan damai bersama Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO Palembang </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-17511457081926540602015-12-04T10:31:00.004+07:002015-12-04T10:31:35.384+07:00Berjuang Merebut Kebahagiaan<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang akan Anda lakukan ketika menyadari bahwa Anda punya karakter yang berbeda yang cenderung menjadi kekurangan diri Anda? Saya yakin, Anda akan tetap berjuang untuk menjalani hidup ini dengan baik dan benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia dewasa diklasifikasi menjadi 5 jenis menurut karakter mereka masing masing. Pertama, Candor yang memiliki sifat jujur. Apa pun situasinya, orang ini selalu jujur dalam hidupnya. Kedua, Erudite yang memiliki sifat jenius. Ketiga, Amity memiliki sifat suka damai. Orang seperti ini selalu memperjuangkan damai bagi diri dan sesama. Keempat, Dauntless yaitu seorang pemberani yang berani memperjuangkan sesamanya. Kelima, abnegation sebagai penolong tanpa pamrih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ada sebuah istilah yang disebut dengan Divergent. Istilah ini untuk orang yang tidak masuk dalam lima jenis karakter tersebut. Mengapa? Karena orang seperti ini memiliki banyak kepribadian yang menonjol di dalam dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Film Divergent, dikisahkan seorang wanita bernama Tris (Shailene Woodley) yang harus menghadapi tes penentuan nasib. Namun ia merasa gugup dan penasaran di golongan manakah ia akan masuk. Namun ketika menjalani tes, ia merasa ada yang tidak beres.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata hasilnya, Tris tidak masuk golongan mana pun. Ternyata, seorang wanita yang sedang menguji dirinya, menyuruh untuk merahasiakan identitas diri Tris sebagai Divergent. Setelah itu, Tris harus berjuang, agar dapat diterima di golongan Dauntless. Ia selalu berusaha untuk lulus dalam tes keberanian yang mengancam nyawanya itu. Tes itu dimulai dari terjun di atas gedung hingga dilempari pisau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta yang mengejutkan adalah ketika Tris tahu salah satu instrukturnya, Four (Theo James), juga seorang Divergent. Tris pun tetap berusaha untuk bertahan hidup di tengah persaingan politik yang menyingkirkan para Divergent yang dianggap sangat berbahaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak Dimensi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia itu memiliki dimensi yang banyak. Setiap orang diberi berbagai kemampuan untuk menjalani hidup ini dengan baik dan benar. Berbagai tantangan dapat dihadapi dengan kemampuan yang ada dalam diri manusia itu. Manusia ditantang untuk mengembangkan dirinya, agar tetap bertahan dalam situasi apa pun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tetap menjalani hidup ini apa adanya, meski terjadi sesuatu yang menyimpang dalam hidup ini. Orang tidak boleh menyerah, ketika tantangan menghadang dirinya. Orang mesti tetap berjuang dengan menggunakan apa yang ada dalam dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, tidak mudah orang berjuang dengan situasi yang terbatas. Namun orang mesti yakin bahwa Tuhan yang telah menciptakan dirinya telah menyediakan hal-hal yang cukup untuk perjalanan hidup ini. Tuhan telah menyediakan bekal yang cukup untuk merebut kebahagiaan dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti yakin bahwa kemampuan yang ada dalam dirinya menjadi bekal yang cukup untuk merebut kebahagiaan. Orang beriman tidak boleh terus-menerus meratapi hidupnya. Orang mesti bangkit untuk merebut kebahagiaan itu. Mari kita terus-menerus berjuang bagi kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh sukacita dan damai. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO - Palembang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1180 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-63236064930883780872015-12-04T10:30:00.004+07:002015-12-04T10:30:57.074+07:00Mengubah Hidup meski Ada Risiko<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika hidup Anda tidak mengalami kemajuan, apa yang akan Anda lakukan? Saya yakin, Anda akan memutuskan untuk memulai hidup baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1967, dalam usia 50 tahun, penyanyi Blus John Lee Hooker memenuhi mobilnya dengan pakaiannya, dua buah gitar, sebuah amplifier dan uang tunai 12 ribu dollar. Ia meninggalkan Kota Detroit menuju Oakland di California, Amerika Serikat, untuk memulai kehidupan baru. Ia tahu, tak seorang pun yang dekat dengannya di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia melupakan 30 tahun hidupnya di Detroit, 23 tahun hidup perkawinannya yang penuh masalah dan enam orang anak. Tiga puluh tahun karya seni menunggunya di depan. Di barat (Amerika), ia tidak hanya menjadi penyanyi blus asal Detroit. Ia menjadi seorang raja music blus. Ia bergabung dengan sejumlah pemain blus di San Fransisco seperti Elvin Bishop, Michael Bloomfield, Charlie Musselwhite dan Luther Tucker.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
John Lee Hooker menjadi seorang yang sangat berperan dalam komunitas blus. Ia dibackup oleh begitu banyak musisi. Ia membangun relasi dengan band blues bernama Canned Heat. Bersama-sama kemudian mereka merekam album Hooker ‘n Heat pada 1970 yang menjadi album terlaris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam dua puluh tahun sesudahnya, Hooker tetap memproduksi lagu-lagu ciptaannya. ia mengadakan pertunjukan-pertunjukan ke berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Ia berhasil dengan baik. Dalam tiga puluh tahun itu, ia boleh menjalani hidup yang penuh sukacita. Ia raih semua itu setelah suatu keputusan penuh risiko saat telah berusia 50 tahun dengan problem keluarga yang membelit hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bagian hidupnya yang kedua ini, Hooker bahkan menemukan cinta, bertemu dengan istri keempatnya, Millie Strom, saat mengadakan pertunjukkan di Vancouver. Baginya, hidup bersama Strom merupakaan saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Ia berusaha menikmati hidup itu dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berani Menghadapi Risiko</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada yang merencanakan hidup yang berantakan. Setiap orang ingin menjalani hidup ini dengan baik, mulus dan bahagia. Setiap orang ingin meraih hidup yang damai, namun perjalanan untuk hidup yang damai itu tidak selalu mulus. Ada saja tantangan yang mesti dihadapi dan dilewati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk berani mengubah hidup kita dari keterpurukan menjadi lebih baik. John Lee Hooker membuat suatu keputusan yang penuh risiko. Ia mengubah hidupnya secara radikal pada usia 50 tahun. Ia sukses mengubah hidupnya dengan cemerlang. Ia meraih kesuksesan hidup dalam sisa hidupnya selama tiga puluh tahun itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, butuh keberanian untuk meraih hidup yang lebih baik. Tanpa keberanian, orang hanya bermimpi untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini. Suatu keputusan untuk memulai hidup secara baru tentu memiliki risiko yang sangat besar. Namun memutuskan untuk bertahan dalam cara hidup yang lama juga membawa risiko bagi hidup manusia. Orang tidak akan maju dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, memutuskan untuk mengubah cara hidup selalu menjadi sesuatu yang baik. Memang, orang seperti memasuki suatu perjudian. Namun ketika ada kesempatan untuk mengubah hidup, orang mesti berani berbelok haluan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti memutuskan suatu hidup baru bersama Tuhan. Tuhan memberikan perlindungan dan arah bagi hidup manusia. Rahmat Tuhan senantiasa memberi inspirasi bagi manusia untuk menjalani hidup ini dengan penuh sukacita. Tuhan membekati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO - Palembang</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-20909542926011795072015-11-04T10:08:00.001+07:002015-11-04T10:08:11.692+07:00Menjaga Hati Tetap Baik<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Hati yang baik mesti selalu dijaga dan dirawat. Namun banyak orang kurang peduli terhadap hal ini. Akibatnya, relasi dengan sesama kurang membahagiakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu, kebun bunga yang asri di depan rumah berantakan. Pasalnya, semalam suntuk tikus-tikus tanah berpesta. Tiba-tiba mereka keluar dari dalam tanah. Rupanya tikus-tikus itu sudah lama membuat sarang di dalam tanah. Mereka keluar untuk mencari makan saat mereka kelaparan. Apa saja yang mereka temukan, mereka lahap untuk mengenyangkan perut mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunga-bunga yang indah luluh lantak begitu diserang oleh tikus-tikus tanah itu. Sang pemilik rumah yang menyaksikan hal itu hanya gigit jari. Apalagi tikus-tikus itu sudah hilang entah ke mana. Ia hanya berjanji untuk memusnahkan tikus-tikus itu dengan racun tikus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik rumah lantas segera memperbaiki taman di halaman rumahnya. Lobang tikus segera ia tutup dengan semen. Ia berharap bahwa dengan cara itu, tikus-tikus itu akan mati terkubur di dalam tanah. Ia tidak mau melihat situasi yang berantakan berlangsung lebih lama. Ia juga berjanji untuk menyiapkan penjaga taman berupa kucing yang suka berburu tikus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Memberi Kesejukan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hati manusia kadang-kadang seperti taman yang indah. Hati yang baik yang selalu dirawat akan memberikan kesejukan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang merasa nyaman berada di sekitar kita. Bahkan orang akan menemukan damai saat berjumpa dengan kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa tidak selamanya hati manusia itu seperti taman yang indah. Bisa saja terjadi suatu ketika hati kita hancur lebur oleh perbuatan kita sendiri. Bila kita tidak memelihara hati kita, kita bisa diserang seperti tikus yang menghancurkan taman bunga itu. Akibatnya, hati kita tidak berbentuk lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soalnya, bagaimana kita mampu menciptakan hati yang indah? Hati yang indah dapat diciptakan melalui hidup baik dengan sesama di sekitar kita. Kita mesti membangun relasi yang baik dengan sesama. Relasi yang baik itu dibangun dengan menghargai kehadiran sesama kita. Kita tidak menjadi pribadi yang mendominasi kehidupan bersama. Sebaliknya, kita memberi perhatian kepada sesama kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, mesti diakui bahwa hal ini tidak mudah. Mengapa? Karena kita memiliki egoisme dan kepentingan diri. Kita ingin diri kita dihormati dan dihargai lebih dari yang lain. Untuk itu, dibutuhkan suatu sikap rendah hati untuk berani menerima dan menghargai sesama kita. Dengan demikian, relasi dengan sesama semakin baik. Hidup kita menjadi semakin berguna bagi diri dan sesama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bijaksana berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Hati yang baik memancarkan kehidupan. Untuk itu, hati yang baik perlu dijaga dengan penuh kewaspadaan. Mengapa? Karena setiap saat musuh-musuh yang berkeliaran dapat menghancurkan bangunan hati kita yang sudah baik dan indah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, kita butuh bantuan dari rahmat Tuhan. Tuhan menginginkan hati yang baik dan indah untuk tumbuh dan berkembang bagi kebaikan bersama. Tuhan ingin hati kita bisa semarak seperti taman bunga yang indah. Tunas-tunas baru, kondisinya sehat dan segar, sejuk, asri dan penuh warna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita jaga hati kita dengan penuh kewaspadaan. Dengan demikian, kita dapat menjadi pembawa damai dan sukacita bagi orang lain. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang – Kota Mpek-mpek</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1178 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-39537568004663807022015-10-26T19:09:00.000+07:002015-10-26T19:09:00.585+07:00Menumbuhkembangkan Talenta dalam Diri<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang memiliki talenta. Bahkan talenta itu tidak hanya satu. Ada banyak talenta di dalam diri manusia. Tema permenungan kita malam ini adalah Menumbuhkembangkan Talenta dalam Diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak kecil seorang gadis telah dididik oleh orangtuanya untuk mengembangkan talenta-talenta yang dimilikinya. Anak itu tumbuh menjadi orang yang sangat trampil. Ia punya ketrampilan memasak. Menggunakan piano, ia bisa memainkan musik klasik dengan sangat baik. Ia menjadi seniman lukis yang piawai. Orangtuanya sangat mengagumi anaknya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pengakuan kedua orangtuanya, anak itu membutuhkan banyak waktu untuk bisa memasak dengan baik dan benar. Tangannya sempat melepuh terkena percikan minyak. Namun anak itu tidak putus asa. Ia malah melanjutkan memasak. Ia tidak peduli akan rasa sakit yang dialaminya. Baginya, itulah resiko dalam mengembangkan talenta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika berlatih musik, jari-jarinya yang tegang pernah dipukuli guru musiknya. Ia mencucurkan airmata karena rasa sakit. Tetapi ia tidak mau berhenti. Ia melanjutkan pelajaran musik itu hingga menjadi seorang pemain piano yang piawai. Ia bertumbuh dalam bidang musik itu dan menjadi pencipta lagu yang top. Namun anak itu tidak pernah puas akan pencapaiannya. Ia terus-menerus mengembangkan bakat-bakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Banyak Talenta</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bijaksana mengatakan bahwa pemenang adalah seseorang yang mengenal talenta-talentanya, mengembangkannya sehabis-habisnya dan menggunakan talenta-talenta itu untuk meraih tujuan hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para peneliti pendidikan menyimpulkan bahwa kebanyakan orang memiliki tiga atau lima telenta utama. Setiap talenta itu dapat dikembangkan dan digunakan secara baik untuk kepentingan diri dan orang lain. Memang, memiliki talenta-talenta itu mudah. Mengapa? Karena sejak terjadi pembuahan antara sel sperma dan sel telur, seseorang sudah memilikinya. Namun mengembangkan talenta-talenta itu membutuhkan waktu, usaha-usaha dan komitmen yang berkepanjangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas mengatakan kepada kita bahwa setiap orang punya talenta, bahkan lebih dari satu. Tetapi kalau talenta itu dibiarkan begitu saja, talenta itu tidak akan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Talenta itu bahkan akan mati dan tidak berguna apa-apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak dalam kisah di atas tahu mampu mengembangkan talentanya dengan baik, meski ia mengalami kesulitan dan derita. Ia butuh waktu untuk mengasah talentanya itu. Ia punya semangat tinggi. Ia tidak putus asa dalam mengembangkan talenta-talentanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menemukan dan mengembangkan talenta-talenta khusus kita dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan dan memuaskan perjalanan hidup kita. Semakin banyak kita mengembangkan talenta-talenta kita, kita akan mengalami rasa puas yang besar. Kita tidak perlu cemas akan kehidupan ini. Kita dapat melakukan banyak hal baik dengan talenta-talenta yang kita miliki itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman senantiasa bekerja bersama dengan Tuhan dalam mengembangkan talenta-talentanya. Untuk itu, kita mesti selalu menaruh pengharapan pada rahmat Tuhan. Tuhan memberi ita kekuatan di kala kita mengalami dukacita dalam mengembangkan talenta-talenta kita. Mari kita terus-menerus mengembangkan talenta-talenta dalam diri kita. Dengan demikian, kita dapat menemukan sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Betlehem, Palestina</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1178 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-32148399638921781002015-10-25T19:08:00.000+07:002015-10-25T19:08:00.571+07:00Menerima Perbedaan untuk Memperkaya Hidup <div style="text-align: justify;">
Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda diperlakukan secara tidak adil? Saya yakin, Anda akan marah. Anda akan merasa sakit di hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dani Alves, back sayap Barcelona FC, memperoleh perlakuan rasis dari fans Villarreal, tahun lalu. Seorang penonton melempar pisang kepadanya saat ia hendak mengambil tendangan pojok. Ia segera mengambil pisang itu dan memakannya di hadapan para penonton sebelum melakukan tendangan bebas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atas jawaban atas lemparan pisang itu, Dani Alves mengaku terkejut mendapatkan banyak dukungan dari berbagai kalangan. Rasanya, Alves ingin membalas perlakuan fans itu di internet. Di Eropa, melempar pisang kepada seseorang merupakan simbol rasialisme, karena menyatakan orang tersebut sama dengan monyet.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemain dari seluruh dunia memposting sebuah gambar sambil memegang pisang, sebagai bentuk dukungan terhadap Alves. Presiden FIFA, Sepp Blatter, juga menyesalkan tindakan fans Villarreal itu. Sebagai hukumannya, fans itu dihukum seumur hidup tidak boleh memperlihatkan batang hidungnya di El Madrigal, Stadion Vilareal, Spanyol.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sebuah wawancara, Alves mengaku dukungan itu sungguh mengejutkannya. Pemain asal Brasil itu berkata, "Saya terkejut karena semua orang memberikan dukungan. Itu merupakan sesuatu yang saya lakukan tanpa memikirkan dampaknya. Dunia telah berkembang dan kita harus berevolusi dengan itu. Jika bisa, saya ingin memposting foto suporter itu di internet untuk balas mempermalukannya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Saling Memperkaya</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dunia sudah maju begitu pesat. Sayang, masih ada saja orang-orang yang punya pikiran yang picik. Orang hanya mementingkan dirinya sendiri. Masih ada orang yang hanya berjuang untuk rasnya sendiri. Padahal peradaban manusia telah berevolusi dalam kemajuan yang pesat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas menjadi suatu kisah yang sangat menyedihkan bagi kehidupan manusia. Rasa hormat terhadap sesama begitu rendah. Padahal semua orang memiliki martabat yang sama. Tuhan menciptakan manusia itu setara. Tuhan pun mencintai semua ciptaan itu tanpa membeda-bedakan. Karena itu, ketika seseorang mendiskreditkan sesamanya, ia menolak ciptaan Tuhan sendiri. Artinya, orang itu menolak kebaikan Tuhan bagi hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan menciptakan manusia dengan warna kulit dan ras yang berbeda-beda dengan maksud yang baik. Tuhan ingin, agar manusia saling berbagi kehidupan. Hal ini juga mau menegaskan bahwa kehidupan ini memiliki warna-warni. Hidup yang berwarna-warni itu hidup yang menyenangkan, indah dan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, orang beriman mesti terus-menerus memperjuangkan kehidupan bersama sebagai upaya untuk menemukan damai. Orang beriman mesti berani berbagi kehidupan meski memiliki ras yang berbeda. Perbedaan itu memperkaya kehidupan manusia. Mengapa? Karena melalui perbedaan itu orang saling belajar tentang hal-hal yang baik dan menyenangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita terus-menerus menghargai kehidupan ini dengan menerima perbedaan yang ada. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk saling memperkaya. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Betlehem, Palestina</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1177</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-20448867479120751612015-10-24T19:07:00.003+07:002015-10-24T19:07:42.849+07:00Memelihara Hati Kita dengan Baik <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa hati Anda kurang terasa damai? Ada berbagai jawaban atas pertanyaan sederhana ini. Namun satu hal yang pasti adalah karena Anda tidak menjaga dan memelihara hati Anda dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam suatu acara rohani anak-anak, setiap peserta diberi sebutir telur oleh panitia. Pesannya adalah telur itu dijaga agar jangan pecah atau hilang. Telur itu mesti selalu dibawa setiap saat selama acara rohani berlangsung sampai akhir acara. Entah mereka mengikuti session, makan, tidur, bahkan ke kamar mandi, telur itu tidak boleh mereka tinggalkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa saja yang kehilangan telur atau sampai memecahkannya, maka ia akan mendapatkan ‘hukuman’ dari Panitia. Dua hari kemudian, ketika acara rohani itu selesai, legalah mereka semua. Namun ada beberapa orang yang harus menanggung hukuman, karena memecahkan telur mereka. Seperti halnya menjaga sebutir telur yang mereka lakukan, demikian juga kita harus menjaga hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang anak yang memecahkan telur berkata, “Saya sudah menjaganya sedemikian rupa. Tetapi hanya teledor sedikit saja, telur itu pecah. Saya sangat menyesal telah memecahkan telur itu. Artinya, saya belum bisa menjaganya dengan baik.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak itu mengerti bahwa ia mesti menjaga hal-hal yang berharga yang dimiliki dirinya. Ia berjanji kepada pembimbing acara rohani itu untuk memelihara hatinya dengan sebaik-baiknya. Ia boleh mendapatkan hukuman atas kelalaiannya. Namun ia dapat belajar banyak hal tentang kehidupan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jangan Ceroboh</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persoalan terbesar yang dihadapi oleh semua manusia di dunia ini adalah persoalan hati. Dari hati muncul motivasi. Dari hati muncul rencana. Dari hati timbul perasaan. Dari hati kemarahan diungkapkan. Dari hati keluarlah pikiran-pikiran, perkataan dan tindakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun banyak orang kurang menyadari hal ini. Banyak orang sering ceroboh dalam hidup ini. Akibatnya, mereka kehilangan hati yang tulus dan murni dalam menjalani hidup ini. Mereka bertindak seenaknya saja. Ada hal yang hilang dari hidup mereka, sehingga mereka kurang punya ketahanan hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi kita, hati adalah area yang penting dalam kehidupan ini. Hati yang baik mengatur dan mengarahkan setiap hal yang kita kerjakan. Untuk itu, kita mesti menjaga hati kita dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan menghidupi nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari Tuhan sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kita mampu menjaga hati kita dari hal-hal yang kurang baik, kita mampu memancarkan kebaikan Tuhan dalam hidup ini. Kita dapat menemukan bahwa Tuhan begitu mencintai hidup kita. Tuhan tidak pernah menolak kehadiran kita. Tuhan tetap menguasai diri kita, bukan hal-hal lain yang sering mengganggu hidup kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang bijak berkata, <i>“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (</i>Amsal 4:23). Mari kita menjaga hati kita, agar kita mampu memancarkan kasih Tuhan kepada sesama kita. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1176</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-34448372772565392222015-10-24T19:06:00.005+07:002015-10-24T19:06:35.304+07:00Mengandalkan Kebaikan Tuhan dalam Hidup<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang Anda andalkan dalam perjalanan hidup Anda di dunia yang fana ini? Uang yang banyak? Mobil mewah? Rumah mewah? Atau istri yang cantik, suami yang ganteng? Orang beriman tentu tidak mengandalkan semua itu. Orang beriman mengandalkan penyelenggaraan Tuhan dalam perjalanan hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Burung-burung yang beterbangan secara liar memang tidak menabur dan menuai. Namun Tuhan terus-menerus memelihara burung-burung itu. Mereka mendapat makanan setiap kali mereka mencari. Mereka juga dapat melepas dahaga mereka dari embun yang diturunkan Tuhan setiap pagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung menemukan fakta bahwa burung murai setiap hari bangun dini hari pukul 2.30. Burung-burung murai itu kemudian mencari makanan hingga larut pukul 21.30. Jadi, setiap hari mereka bekerja selama 19 jam. Tak cuma itu. Burung-burung murai juga bolak-balik ke sarang mereka hingga sekitar 200 kali sehari, demi memberi makan anak-anak mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh luar biasa Tuhan memelihara burung-burung itu. Tuhan tidak membiarkan satu pun ciptaanNya mengalami derita dan susah. Tuhan telah menyediakan semuanya dalam alam semesta ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang, banyak orang tidak menyadari penyelangaraan Tuhan ini. Akibatnya, mereka menebang pohon dengan sesuka hati. Mereka membakar hutan tanpa peduli merugikan banyak orang. Asap tebal dan pekat membunuh kehidupan, baik manusia maupun seluruh ekosistem di dalamnya. Manusia memusnahkan lingkungan hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gantungkan Hidup pada Allah Semata</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yesus berkata<i>, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung. Namun burung-burung itu diberi makan oleh Tuhan yang ada di surga.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan menyelenggarakan hidup ini bagi kelangsungan hidup ciptaanNya. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa peduli terhadap semua yang ada dalam alam semesta ini. Tuhan senantiasa mengasihi dan memberi yang terbaik bagi kehidupan manusia. Memang, manusia sering kurang mengerti akan kasih Tuhan yang begitu besar. Manusia lebih mengutamakan egoisme dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti burung-burung Murai yang bekerja keras demi hidup diri dan anak-anaknya, manusia pun mesti bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja berarti manusia menanggapi kasih Tuhan kepada manusia. Manusia meneruskan karya cipta Tuhan dalam hidup ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang penting adalah sekeras apa pun kita berusaha memenuhi kebutuhan, kita mesti selalu mendahulukan kebaikan dan kebenaran. Kita mendahulukan nilai-nilai kekudusan dan kebenaran yang Tuhan tetapkan bagi hidup kita. Kita melandasi setiap karya dan kerja dengan kasih. Inilah kunci dari kebaikan Tuhan bagi manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti burung-burung Murai yang mengandalkan rahmat Tuhan, orang beriman pun senantiasa menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Hanya dengan penyerahan diri itu, orang mampu menjalani hidup ini dengan damai dan sukacita. Hidup menjadi lebih bermakna, karena Tuhan dipersilahkan masuk dan tinggal di dalam hati dan hidup kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita terus-menerus menyerahkan hidup kita kepada penyelenggaraan Tuhan. Dengan demikian, hidup kita penuh dengan buah-buah yang berlimpah dengan kebaikan dan kebenaran. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang - (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1172</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-12042070143389109832015-10-23T09:17:00.002+07:002015-10-23T09:17:51.394+07:00Ketahanan dalam Menjalani Hidup <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda menyaksikan seorang bintang yang hebat? Anda tentu saja mengaguminya. Anda mungkin gemas terhadapnya. Namun apakah cukup sampai di situ. Tentu saja yang diharapkan adalah lebih dari itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cristiano Ronaldo masih terus memperlihatkan penampilan mengagumkan bersama Real Madrid sejauh ini. Rekor apalagi yang sudah ia pecahkan dan rekor apa yang akan ia lalui? Tiga gol yang dicetak Ronaldo ke gawang Villarreal pada suatu akhir pecan, membuat pemain berkebangsaan Portugal itu telah mencetak 22 gol dalam 18 penampilannya bersama Madrid, di Liga Spanyol pada musim kompetisi 2014/2015 yang lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Catatan itu rupanya cukup istimewa, karena Ronaldo melewati catatan legenda Madrid, Ferenc Puskas, yang mencetak 21 gol dalam 18 pekan pada musim 1960-61 atau 50 tahun silam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di bawah Ronaldo dan Puskas, ada Gaspar Rubio, Manuel Alday, Alfredo Di Stefano dan Hugo Sanchez yang mencetak 19 gol dalam 18 pekan di masa kejayaan mereka masing-masing. Lantas, rekor apalagi yang bakal dipecahkan Ronaldo di pekan-pekan selanjutnya? Ada sebuah catatan penting yang bisa ia patahkan, yaitu pemain tercepat yang mencetak 50 gol di Liga Spanyol buat Madrid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini, catatan tersebut dikuasai oleh Puskas yang membutuhkan 54 pertandingan untuk mencatat 50 gol di La Liga. Kemudian ada nama Di Stefano yang menorehkannya dalam 56 pertandingan. Ronaldo saat ini total sudah mencetak 48 gol dalam 47 pertandingan Liga Spanyol. Artinya, bila Ronaldo mampu mencetak setidaknya dua gol dalam enam pertandingan Liga Spanyol ke depan, maka rekor Puskas pun bakal patah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak Bercabang-cabang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitulah kehebatan Cristiano Ronaldo. Tentu ada rahasia di balik kesuksesan Ronaldo. Ia tidak pakai jimat atau mendatangkan roh-roh halus. Yang ia lakukan setiap hari adalah latihan yang keras. Ia gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengasah ketrampilannya menggiring bola dan menceploskannya ke dalam gawang lawan. Catatan rekor yang dibuatnya tentu saja mengagumkan banyak orang. Kita juga termasuk yang mengagumi apa yang dilakukan oleh Cristiano itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sering kita hanya terpaku pada mengagumi kehebatan seseorang. Kita tidak mencontoh kehebatan orang itu. Memang, kita tidak perlu menjadi sama dengan orang itu. Namun yang mesti kita lakukan adalah menimba semangat yang dimiliki oleh orang yang hebat itu. Dengan demikian, kita tidak hanya mengagumi kehebatannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain latihan yang keras, tentu saja orang yang hebat itu juga memiliki kedisiplinan yang tinggi. Ia mesti latihan tepat waktu. Ia tidak boleh malas-malasan. Ia juga mesti beristirahat pada waktunya. Tetapi ia juga mesti fokus pada apa yang sedang dijalaninya. Pikirannya tidak bercabang-cabang. Hanya satu hal yang mesti ia lakukan, yaitu ia memusatkan perhatian pada apa yang sedang ia lakukan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, sering banyak orang gagal dalam hal ini. Ketahanan orang kurang terlatih untuk hal ini. Karena itu, kita butuh waktu untuk membangun hidup kita. Dengan demikian, kita memiliki ketahanan dalam menjalani hidup ini. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1175</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-13646631584397364852015-10-21T20:23:00.001+07:002015-10-21T20:23:07.129+07:00Memberi Semangat kepada Orang yang Dekat<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang akan Anda lakukan, kalau bawahan Anda melakukan kesalahan dalam bekerja? Anda diamkan saja? Atau Anda menegurnya sambil memberikan pengarahan kepadanya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang pemimpin yang agak judes. Setiap kali ada anak buahnya yang melakukan kesalahan, ia selalu berkata ketus. Ia tidak peduli apakah kesalahan itu kecil atau besar. Ia tidak punya rasa toleransi. Namun dengan cara itu, para karyawannya belajar untuk bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Para karyawannya menjadi lebih teliti dalam mengerjakan suatu pekerjaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasilnya sangat mengagumkan. Usaha yang mereka lakukan bersama-sama itu berkembang pesat. Mereka boleh membangun hidup yang lebih baik berkat upah yang mereka peroleh semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hidup para karyawan itu menjadi semakin sejahtera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang sikapnya itu, pemimpin itu berkata, <i>”Saya punya cara tersendiri menghadapi kesalahan yang dilakukan oleh para karyawan saya. Memang saya tampak judes, tetapi setelah itu saya membimbing mereka untuk memperbaiki diri. Dengan cara begitu, para karyawan itu tidak merasa dihancurkan. Justru mereka merasa disapa.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pengakuan para karyawannya, mereka mendapatkan banyak hal baik dari sikap pemimpin mereka. Memang, ketika mereka melakukan kesalahan, terasa sakit saat ditegur. Namun begitu mendapat bimbingan yang baik dan benar dari pemimpin, mereka berkembang menjadi lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mendampingi Sesama</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak setiap pemimpin mempunyai pendekatan yang sama terhadap suatu masalah. Ada pemimpin yang begitu peduli terhadap bawahannya sampai-sampai tidak melihat sedikit pun kesalahan yang dilakukan bawahannya. Pemimpin seperti ini biasanya terlalu percaya kepada bawahannya. Bahayanya, saat bawahannya menipu dirinya, ia tidak menyadarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ada pemimpin yang peduli terhadap pekerjaan bawahannya. Ia tidak hanya memberi tanggung jawab seluas-luasnya kepada bawahannya. Namun ia juga mau mendampingi bawahannya itu saat bekerja. Ketika bawahannya melakukan kesalahan, ia tidak segan-segan menegurnya. Namun teguran itu lebih bersifat mendidik bagi kemajuan usaha dan bawahan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas menunjukkan kepada kita betapa pentingnya pendampingan bagi mereka yang bekerja dengan kita. Sering kita yang menjadi pemimpin kurang mau tahu terhadap para pegawai atau bawahan kita. Kita membiarkan mereka bekerja sesuai dengan kemampuan mereka. Sebenarnya tidak hanya cukup seperti itu. Mereka butuh pendampingan penuh kasih. Mereka butuh perhatian yang memberikan mereka ketenangan dalam hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, perhatian terhadap mereka menjadi hal yang utama dalam usaha-usaha kita. Para karyawan itu aset yang sangat penting bagi kemajuan usaha kita. Untuk itu, mereka perlu mendapatkan penyegaran dengan sapaan-sapaan yang menyenangkan hati mereka. Dengan demikian, mereka dapat memiliki semangat untuk terus memacu diri mereka. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1174 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-67067156357321084712015-10-19T22:25:00.004+07:002015-10-19T22:25:43.707+07:00Bersimpuh di Hadapan Tuhan Sang Damai Sejati <div style="text-align: justify;">
Pernahkah Anda merasa sepi dalam hidup ini? Pernahkah Anda merasa Tuhan jauh dari hidup Anda? Apa yang Anda lakukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu malam seseorang bermimpi. Dia mimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang tepian pantai. Di ujung langit sana tergambar peristiwa-peristiwa dari kehidupannya. Di setiap kejadian, ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di permukaan pasir, satu punyanya dan lainnya jejak kaki Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada penayangan dari peristiwa itu di akhir hidupnya, dia kembali melihat jejak kaki di permukaan pasir itu. Dia memperhatikan bahwa banyak kali di dalam kehidupannya hanya ada satu jejak kaki. Dia memperhatikan bahwa saat-saat itu adalah saat-saat genting dan penuh kesedihan. Hal itu sungguh membingungkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas ia bertanya kepada Tuhan tentang hal ini,<i> ”Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikut-Mu, Engkau berjanji akan berjalan selamanya bersamaku. Tetapi aku juga memperhatikan, pada masa aku mengalami kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku sungguh tidak mengerti mengapa di saat-saat aku membutuhkanMu, malah Engkau meninggalkanku.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan menjawab, <i>”Anak-Ku yang Kukasihi, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Pada saat-saat pencobaan dan penderitaanmu, saat di mana engkau hanya melihat ada satu pasang jejak kaki, itulah saat di mana Aku menggendong engkau.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tuhan adalah Setia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang merasa bahwa Tuhan tidak peduli terhadap hidup mereka. Apalagi di saat-saat susah dan derita. Akibatnya, mereka berjuang sendiri dalam hidup ini. Mereka berusaha sendiri tanpa bantuan Tuhan. Padahal Tuhan senantiasa menawarkan bantuan-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hidup manusia. Bahkan Tuhan menggendong manusia di saat-saat susah hidupnya. Sering manusia lupa akan hal ini. Sering manusia tidak peduli terhadap penyertaan Tuhan. Manusia berusaha menjauh dari Tuhan melalui kesalahan dan dosa-dosanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, apa yang mesti dibuat oleh manusia? Yang mesti dilakukan oleh manusia adalah kembali kepada Tuhan. Manusia mesti mempersilakan Tuhan untuk hadir dan bekerja di dalam dirinya. Manusia membiarkan Tuhan masuk dan tinggal di dalam dirinya. Dengan demikian, manusia senantiasa mengalami kasih dan kebaikan Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, tidak mudah untuk kembali kepada Tuhan. Apalagi manusia yang telah merasakan nikmatinya dosa. Manusia lebih suka tenggelam dalam lumpur dosa. Padahal dalam kondisi seperti itu yang dialami hanyalah kedamaian semu. Untuk itu, manusia mesti selalu mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. Kalau manusia ingin memiliki damai yang sejati, manusia mesti menerima Tuhan dalam hidupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang mesti selalu diingat adalah Tuhan senantiasa menuntun hidup manusia dalam untung dan malang. Tentang Tuhan yang baik, seorang bijak berkata,<i> ”Sampai masa tuamu Aku tetap Tuhan dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu”</i> (Yesaya 46:4a). Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1173b</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-88382303781406664232015-10-19T22:24:00.002+07:002015-10-19T22:24:17.178+07:00Memberi demi Hidup Bahagia <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang membuat Anda bahagia dalam hidup ini? Harta yang banyak? Uang segudang? Ternyata dua hal ini belum cukup untuk membuat seseorang bahagia. Yang membuat seseorang lebih berbahagia dalam hidupnya adalah memberi dengan penuh sukacita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pernyataan yang menarik diungkapkan oleh dewan pengamat Propinsi British Colombia, Kanada, beberapa tahun lalu. Pernyataan itu adalah "Sudah sering terdengar bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Namun itu kuno, karena pada nyatanya uang bisa membawa kebahagiaan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para ilmuwan di Vancouver, Kanada, mengatakan, “Uang sangat mungkin mendatangkan kebahagiaan sepanjang uang itu dipakai untuk tujuan sosial.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Elizabeth Dunn, psikolog dari University of British Columbia, berkata, “Penelitian menunjukkan sikap memberi menghasilkan efek bahagia”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menyimpulkan hal ini, ia bersama Lara Aknin dan Michael Norton, mahasiswa Harvard Bussines School, melakukan observasi terhadap tingkah laku orang-orang. Observasi ini menghasilkan dua kategori.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama, orang yang memiliki uang dengan kecenderungan berbelanja untuk kepentingan pribadi. Orang-orang ini selalu hidup dengan mengomel, tidak puas, adu mulut dengan kasir toko. Mereka juga memarahi anak-anak. Para isteri kesal terhadap suami mereka, karena masih banyak barang yang tidak bisa dibeli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, orang yang mengalokasikan sebagian uangnya untuk tujuan sosial seperti menyumbangkan ke yayasan-yayasan atau orang lain yang membutuhkan. Hasilnya ternyata kelompok orang seperti ini merasa lebih berbahagia dalam hidup mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Berbagi Itu Berbuah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau Anda ingin memilih hidup yang bahagia dan terus mengalaminya sepanjang perjalanan hidup di dunia ini, berbagilah. Semakin sering Anda memberi, maka Anda akan menerima kebahagiaan yang lebih besar dari apa yang pernah terbayangkan oleh diri Anda sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasil penelitian di atas mengungkapkan kebahagiaan yang diperoleh saat orang-orang melepas apa yang mereka miliki dengan sukacita. Mereka tidak mengeluh apalagi menggerutu saat memberi. Bahkan mereka memberi dengan sukacita. Hasilnya, kebahagiaan yang menjadi bagian dari hidup mereka. Hidup mereka menjadi lebih enteng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti memberi dengan sukacita, karena Tuhan telah menganugerahkan kebaikan-kebaikanNya kepada manusia. Memang, hal ini tidak mudah, karena manusia sering mengutamakan kebahagiaan dirinya. Kebahagiaan diri orang lain bukan menjadi target utama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena itu, yang dibutuhkan adalah kita memiliki hati yang terbuka pada penyelenggaraan Tuhan. Kita membiarkan hidup kita dipenuhi oleh rahmat dan kebaikan Tuhan. Dengan demikian, kita pun tergerak hati untuk memberi apa yang dibutuhkan oleh sesama kita. Mari kita belajar untuk memberi dengan sukacita, agar hidup kita senantiasa mengalami damai dan bahagia. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1173a</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-69908799650851463772015-10-13T10:25:00.002+07:002015-10-13T10:25:41.426+07:00 Berani Memberi dengan Sukacita<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya manusia tidak memiliki apa-apa. Bukankah saat lahir, manusia lahir dalam keadaan telanjang? Artinya tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini. Karena itu, apa yang dimiliki itu mesti diberikan kepada orang lain dengan setulus hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang anak berusia empat tahun yang suka membagi bekalnya untuk teman-temannya di Play Group. Meski tidak diminta oleh teman-temannya, ia mengulurkan tangannya yang penuh dengan makanan. Ia mau berbagai dengan mereka. Ia ingin apa yang dimiliki menjadi bagian dari teman-temannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ditanya oleh gurunya, ia berkata bahwa ia suka memberi saja. Ia tidak ingin apa yang dimilikinya hanya untuk dirinya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berkata, “Saya mau beri saja. Tidak ada yang menyuruh.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebiasaan memberi dengan hati yang tulus itu ia teruskan saat dia sekolah di Taman Kanak-kanak. Kerelaannya untuk memberi itu membuat teman-temannya menyukai dirinya. Mereka mau bergaul dengan dia. Tidak ada rasa enggap untuk bermain bersama dengan dia. Ia pun bersyukur punya teman yang banyak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tidak Gampang Memberi, Mengapa?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memberi dengan setulus hati tidak gampang dilakukan oleh manusia zaman sekarang. Lebih baik orang memenuhi dirinya dengan berbagai kebutuhan hidup terlebih dahulu. Sisanya baru diberikan kepada orang lain. Prinsipnya adalah saya dulu, baru orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk memberi dengan setulus hati. Ketika orang memberi dengan setulus hati, orang akan menerimanya kembali dengan berlipat-lipat. Tentu saja bukan menerima dalam bentuk materi. Tetapi relasi yang baik akan diperoleh dalam hidup sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya orang dapat memberi dengan setulus hati, kalau orang menyadari bahwa apa yang dimilikinya itu diterima dengan cuma-cuma dari Tuhan. Andaikan Tuhan tidak memberi apa-apa kepada manusia, bagaimana manusia bisa hidup? Bagaimana bisa melakukan hal-hal yang baik dan benar dalam hidup ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan telah memberi manusia berbagai hal untuk kebutuhan hidup manusia, karena Tuhan ingin manusia hidup bahagia. Berbagai kebutuhan itu bukan hanya untuk milik diri seseorang saja. Tetapi apa yang dimiliki itu juga menjadi milik bersama. Artinya, orang mesti berani berbagi saat memiliki harta kekayaan yang melimpah. Kalau tidak berani berbagi dengan yang berkekurangan, apa yang ada akan diambil kembali oleh Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bijaksana berkata, “Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan. Sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman mesti memberi dengan sukacita dan tanpa paksaan. Orang beriman memberi dengan cara demikian sebagai ungkapan syukur atas kasih dan kebaikan Tuhan. Tuhan tidak bisa kita lihat dengan mata, maka kita membalas kasih Tuhan itu dengan memberi kepada sesama. Mari kita memberi dengan sukacita. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk membahagiakan diri dan sesama. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO dan Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang – (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1171 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-71226344025170282452015-10-12T08:06:00.002+07:002015-10-12T08:06:27.299+07:00Senantiasa Mengarahkan Hidup kepada Tuhan <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bijaksana berkata, <i>“Hendaklah kamu berakar di dalam Tuhan dan dibangun di atas Dia. Hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu. Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang ibu bercerita tentang anak bungsunya yang sulit sekali berdoa sebelum tidur. Setiap kali ia menidurkannya, anak itu sulit sekali berdoa meski hanya mengucapkan terima kasih atas kebaikan Tuhan sepanjang hari itu. Hal itu sering membuat ibu itu cemas akan anaknya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun suatu malam yang dingin, sebelum tidur, anak itu mau berdoa. Tidak ada yang menyuruhnya untuk berdoa. Namun dengan spontan, ia berdoa mengucapkan terima kasih atas kebaikan Tuhan sepanjang hari itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berdoa,<i> “Tuhan, terima kasih karena di sekolah guru-guru saya sangat baik kepada kami semua. Mereka mengajar kami dengan penuh kasih. Saya juga berterima kasih, karena Engkau masih memelihara papa dan mama saya.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sang mama terkejut mendengar doa anaknya yang panjang itu. Apalagi doa itu dilakukan dalam waktu yang lama. Ada mukjizat apa? Namun sang mama membiarkan anaknya berdoa hingga selesai. Lantas ia mencium anaknya itu dan menidurkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar tiga menit kemudian, ibu itu mendengar seperti ada orang memanggil. Ia segera melongok ke dalam kamar. Namun semuanya baik-baik saja. Bahkan anaknya yang berdoa sebelum tidur itu tertidur dengan lelap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Cemas tentang Hidup?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering orang cemas akan hidup ini. Orang lantas mempersoalkan banyak hal dalam perjalanan hidupnya. Orang menggerutu ketika mesti menghadapi banyak persoalan dalam hidupnya. Padahal kalau saja orang tidak cemas atau menggerutu, orang akan dapat menyelesaikan pekerjaan atau persoalan dengan baik dan benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tidak cemas dalam hidup ini. Orang yang berani bersyukur atas kebaikan Tuhan tidak akan pernah cemas dalam hidupnya. Sebaliknya orang seperti ini selalu memiliki antusiasme dalam menjalani hidup ini. Orang seperti ini akan membangun masa depan dengan lebih baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang bijaksana berkata, “Serahkanlah kekuatiranmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau!” Tentu saja hal ini tidak mudah. Mengapa? Karena egoisme sering menguasai diri manusia. Manusia merasa diri mampu melakukan apa saja bagi hidupnya. Manusia merasa tidak memerlukan bantuan dari Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru ketika mengalami jalan buntu dalam hidupnya lalu lari kepada Tuhan. Orang mulai berkeluh kesah kepada Tuhan. Seolah-olah Tuhan adalah tempat sampah. Orang membuang segala duka nestapanya kepada Tuhan. Tentu saja ini bukan sikap hidup orang beriman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang beriman tidak boleh mengizinkan ketakutan, kekuatiran dan egoisme bercokol dalam dirinya. Untuk itu, orang mesti mengarahkan hidupnya hanya kepada Tuhan semata. Berkat Tuhan akan mengalir ke dalam dirinya. Orang mesti percaya bahwa Tuhan tahu apa yang dibutuhkan untuk perjalanan hidup ini. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO dan Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang – (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1170</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7251290735294377988.post-43589242081336095042015-10-11T22:09:00.004+07:002015-10-11T22:09:45.986+07:00 Setia Melaksanakan Tanggung Jawab <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk melakukan hal-hal baik bagi dirinya dan sesamanya. Namun sering orang lari dari tanggung jawab. Orang merasa tidak percaya diri saat mendapatkan tanggung jawab yang berat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada seorang ibu merasa hidupnya kurang begitu bermakna. Pasalnya, anak yang dilahirkannya mengalami cacat. Mata anak itu buta. Tidak bisa melihat apa-apa. Ia sudah berusaha untuk memeriksakan mata anaknya kepada para dokter yang ahli dalam bidang mata. Hasilnya, nihil. Tidak ada perubahan. Anaknya tetap buta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibu itu menjadi putus harapan. Ia menyerah kalah. Ia memutuskan untuk meninggalkan imannya. Ia mau berjuang sendiri. Tentang hal ini, ia berkata, “Sudah lama saya mengikuti Tuhan, kok hidup saya belum juga diberkati?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ia mulai berjuang sendirian, banyak halangan menghadang dirinya. Ada saja persoalan yang dia hadapi. Akibatnya, ia tidak mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya. Padahal anaknya yang buta itu membutuhkan suasana penuh sukacita. Dengan demikian, ia dapat menjalani hidupnya penuh damai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibu itu kemudian menyadari bahwa berjuang sendirian tidak akan menghasilkan apa-apa dalam kehidupan ini. Ia berbalik kepada Tuhan yang ia imani. Ia bersujud syukur di hadapan Tuhan bahwa ia dipercaya oleh Tuhan untuk memelihara anak yang cacat itu. Ia berterima kasih atas kebaikan Tuhan bahwa ia boleh memiliki cinta yang lebih besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kita Dipanggil untuk Setia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang diberi tanggung jawab oleh Tuhan. Tentu saja tanggung jawab itu tidak sama. Ada yang diberi tanggung jawab yang besar. Namun ada pula yang diberi tanggung jawab yang kecil. Semua tanggung jawab yang diberikan Tuhan itu mesti diterima dan dilaksanakan dengan setia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tidak begitu saja menolak tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita. Tuhan pasti telah memberikan rahmat dan kemampuan yang sesuai dengan tanggung jawab itu. Karena itu, kita tidak perlu kuatir dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Justru tanggung jawab, meski kecil, kalau dilakukan dengan setia akan menghasilkan buah yang berlimpah-limpah bagi kehidupan bersama. Memang, tidak gampang orang setia pada tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepadanya. Ada saja godaan-godaan untuk tidak setia terhadap tanggung jawab itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu, orang mesti berani meminta rahmat dari Tuhan untuk menguatkan dirinya, agar tetap setia kepada Tuhan. Orang tidak perlu mengandalkan kemampuan dirinya sendiri. Orang mesti menyerahkan seluruh hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan. Hanya Tuhan semata menjadi andalan dalam melaksanakan tanggung jawab yang diserahkan Tuhan kepada kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita melakukan tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada kita dengan penuh kesetiaan. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk melakukan hal-hal baik bagi Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans de Sales SCJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabloid KOMUNIO dan Majalah FIAT</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Palembang – (masih) Kota Asap</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1169 </div>
Unknownnoreply@blogger.com0