Pages

04 Mei 2013

Melepaskan Benci dari Diri Kita

Pernahkah Anda dilukai oleh orang lain di masa lalu? Jika ya, sudahkah Anda terlepas dari rasa sakit? Atau luka tersebut terus tertoreh di dalam hati Anda?

Banyak dari kita tahu siapa itu Adolf Hitler. Ia seorang pemimpin Jerman yang sangat rasis. Ia membunuh jutaan orang Yahudi di kamp-kamp konsentrasi selama perang dunia kedua. Setiap orang yang melawan dia akan dihancurkannya. Bahkan orang-orang yang tidak bersalah pun dibunuhnya. Ia menjadi orang yang sangat sadis. Ia menikmati penderitaan orang lain.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Menurut beberapa sumber, Adolf Hitler mempunyai luka batin yang sangat mendalam terhadap orang Yahudi. Ia pernah merasa dilecehkan oleh orang Yahudi. Ia tidak bisa menerima perlakuan seperti itu. Namun luka batin itu tidak diobati oleh Adolf Hitler. Ia membiarkan luka batin itu menguasai dirinya. Kegetiran hatinya itu kemudian menimbulkan penderitaan bagi jutaan orang.

Di kamp konsentrasi Auswitch, misalnya, ribuan orang keturunan Yahudi dimasukkan ke dalam ruang gelap di bawah tanah. Setelah itu gas beracun diluncurkan ke dalam ruangan itu. Akibatnya, ribuan nyawa tak berdosa mati lemas. Adolf Hitler merasa terpuaskan. Ia merasa luka batinnya itu terobati.

Namun hal seperti itu tidak berlangsung lama. Ia terus-menerus dikejar oleh suara hatinya. Ia kemudian melakukan bunuh diri sebelum ditangkap. Luka batin yang tidak diolah dengan baik hanya menimbulkan kepahitan dalam hidup.

Sahabat, setiap orang pernah merasakan sakit hati. Ada banyak penyebab sakit hati itu. Misalnya, ada yang tersinggung oleh kata-kata pedas sesamanya. Ada yang merasa tersinggung karena kehadirannya tidak dianggap. Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita, bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita sendiri.

Yang dibutuhkan dari kita adalah mengolah rasa sakit hati itu. Orang yang mampu mengolah rasa sakit hati akan menemukan bahwa hidup ini begitu berharga. Orang belajar dari peristiwa-peristiwa hidup ini untuk memajukan dirinya sendiri. Untuk itu, orang mesti selalu siap untuk menjalani hidup ini dengan hati yang tenang.

Karena itu, orang mesti senantiasa menyadari bahwa ada hal yang lebih penting dari hidup ini. Balas dendam dan benci bukan suatu cara terbaik untuk mengolah luka batin. Luka batin hanya dapat diolah melalui pengampunan yang tulus dari diri kita. Hanya dengan memaafkan sesama, kita mampu bangkit lagi dari luka batin itu. Kita tidak perlu menyiksa diri kita dengan kebencian yang mendalam terhadap sesama kita.

Untuk itu, kita butuh proses untuk menyembuhkannya. Kita butuh saat-saat yang berahmat untuk melapaskan diri dari luka batin yang mencekam diri kita. Caranya adalah dengan menumbuhkan cinta kasih yang mendalam dalam diri kita demi sesama kita.

Seorang bijak berkata, “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Tuhan, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan dan mencemarkan banyak orang.” Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Majalah FIAT

970

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.