Pages

27 September 2013

Mengandalkan Kehendak Tuhan

Kita hidup dalam dunia yangpenuh dengan tantangan. Kalau kita tidak bertahan dalam tantangan, kita akan binasa. Karena itu, yang kita butuhkan adalah tuntunan dari Tuhan.

Menyadari bahwa hidupnya tidakakan lama lagi, seorang nenek menyerahkan hamper satu kilogram emasnya kepada cucu tersayangnya. Emas sebanyak itu ia kumpul sejak ia masih gadis. Ketikamenikah, emasnya semakin banyak. Pasalnya, sang suami selalu memberi uang untukia kelola. Kelebihan pengelolaan itu ia belikan emas. Lama-kelamaan ia memilikiemas dalam jumlah hampir satu kilogram itu.

Kepada cucunya, ia berkata, “Kamu harus simpan emas ini baik-baik. Jangan ada yang tahu. Kalau kamu punya kebutuhan yang mendesak, kamu boleh jual setengahnya.”

Sang cucu begitu bahagia menerima pemberian cuma-cuma dari sang nenek. Ia berkata kepada sang nenek, “Saya sangat bahagia mendapatkan emas ini. Tetapi tentu saja saya tidak akan serta merta menggunakannya. Bagi saya, emas ini membantu saya untuk meraih kebahagiaan dalam hidup.”

Sang nenek tersenyum mendengar pernyataan cucunya. Ia yakin, sang cucu tidak akan menghambur-hamburkan hartayang telah ia kumpulkan dengan susah payah itu. Ia yakin, cucunya akanmenggunakannya dengan bijaksana.

Nenek itu berkata, “Dengan berbagai cara saya telah mengumpulkan emas dalam jumlah yang besar ini. Ini kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan telah memberi saya kemampuan untuk berusaha. Kamu juga mesti menggunakan kemampuanmu untuk meraih kebahagiaan dalam hidup.”

Sang cucu kemudian memeluksang nenek. Ia berjanji untuk setia mengembangkan dirinya. Ia berjanji untuk mengembangkan pemberian sang nenek dengan sebaik-baiknya.

Sahabat, hidup manusia didunia ini singkat. Banyak orang mengharapkan umur yang panjang, tetapikenyataan bisa berkata lain. Ada yang ingin hidup seratus tahun, tetapi di usia belum 50 tahun mereka telah mengakhiri perjalanan hidup mereka di dunia ini. Orang bahkan tidak punya kuasa atas diri mereka.

Orang Jawa mengatakan bahwa hidup itu hanya mampir minum. Artinya, hidup itu sebentar. Seorang bijaksana mengatakan bahwa hidup manusia seperti suatu giliran jaga malam. Hidup ini seperti mimpi, seperti bunga dan rumput. Hidup manusia seperti angin dan bayangan. Hidup manusia seperti uap, sebentar ada lalu lenyap

Kisah tadi mau mengatakankepada kita bahwa hidup yang singkat ini mesti disiasati dengan bijaksana. Jangan hidup yang singkat ini dilalui dengan duka nestapa. Orang mesti melalui hidup yang singkat ini dengan meraih kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini. Meski hidup ini singkat, orang mesti menata hidupnya. Dengan demikian, hidup initidak hilang seperti angin.

Orang beriman tentu saja tidak mengandalkan diri sendiri dalam menata hidupnya. Tetapi orang beriman mesti menata hidupnya bersama Tuhan. Orang beriman selalu memikirkan apa yang Tuhankehendaki bagi perjalanan hidupnya yang singkat ini. Tentu saja Tuhan menghendaki manusia hidup dalam kasih Tuhan. Artinya, orang beriman senantiasa membuka hatinya untuk menerima kasih Tuhan. Setelah itu, orang beriman mengalirkan kasih itu kepada sesamanya.

Hal ini tidak mudah, karena orang mesti memperjuangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang mesti menata hidupnya menjadi orang yang berguna bagi dirinya dan sesamanya. Untuk itu, mengandalkan kehendak Tuhan menjadi segala-galanya dalam kehidupan yang singkat ini. Tuhan memberkati. **

26 September 2013

Tuhan Itu Andalan Hidup Manusia

Apa yang terjadi, ketika hidup Anda tanpa disertai oleh Tuhan? Saya yakin, Anda akan mengalami kecemasa ndalam hidup ini. Tema permenungan kita malam ini adalah Tuhan Itu Andalan Hidup Manusia.

Kirsty Collier yang mengalami kelainan jantung. Dokter kemudian memutuskan untuk memotong sepertiga jantungnya yang ternyata bisa tumbuh kembali. Jantung bocah itu tumbuh menggantikan sepertiga jantungnya yang diangkat tanpa harus menjalani transplantasi. Yang luar biasa, Kirsty menjalani pengangkatan sepertiga jantungnya saat berumur 4 bulan. Bayi itu kuat menjalani operasi yang berat itu.

Berbagai hal mengkuatirkan telah disampaikan dokter kepada orangtua Kirsty. Namun siapa nyana, ternyata bocah itu tumbuh sehat. Bahkan setelah 10 tahun berlalu, tak ada gangguan berarti pada kesehatannya. Yang terkejut justru para dokter, ketika suatu ketika melakukan cek up pada tubuh Kirsty. Ternyata jantung bocah ini telahberukuran normal.

Belasan tahun lalu, Kirsty yang berusia 4 bulan divonis tak panjang umurnya karena menderita penyakit jantung parah. Kondisi jantungnya tidak sempurna. Pembuluh bilik kiri jantung yang seharusnya mengalirkan darah ke otot jantung, terhubung dengan pembuluh paru-paru tidak ke aorta. Akibatnya, organ itu kekurangan oksigen dan akhirnya membesar.

Makin hari kondisi Kristy bertambah kritis. Dokter yang menanganinya, Stephen Westaby, mengambil tindakan medis dengan mengangkat sepertiga bagian jantung yang rusak dan tak berfungsi normal di Rumah Sakit John Radcliffe, Oxford , Inggris. Ketika itu, ditemukan kerusakan fungsi jantung yang sangat parah. Cara-cara biasa sudah tak mungkin lagi kecuali operasi dan pengangkatan.

Tak disangka, Kirsty tumbuh layaknya anak normal. Ia tidak tampak sebagai orang yang sedang menanggung penyakit gawat. Belasan tahun berlalu, Kirsty masih baik-baik saja. Ia tampak sehat dan mampu beraktivitas layaknya mereka yang normal. Alangkah kagetnya dokter begitu memeriksa kondisi Kirsty. Jantungnya kembali ke ukuran normal. Organ pemompa darah itu ternyata tumbuh sendiri dan menutupi sepertiga bagian yang dulu dipotong tanpa harus melewati proses transplantasi. Vonis mati untuk Kirsty langsung menguap. Dia terbebas dari penyakit yang merongrong hidupnya.
 
Dokter Westaby berkata, “Kami merasa tak ada harapan sama sekali. Saya tak pernah mengira itu akan bekerja.”
 
Sahabat, banyak hal yang tampak mustahil dalam kehidupan ini. Namun bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. Selalu saja ada jalan. Selalu saja ada cara untuk menanggulangi berbagai persoalan yang dihadapi. Yang penting adalah orang mau bekerja sama dengan Tuhan dalam kehidupan ini.

Kisah tadi memberi kitakekuatan bahwa kecemasan terhadap hidup sebenarnya tidak perlu terjadi. Mengapa? Karena Tuhan menyelenggarakan hidup kita ini. Ketika orang berani memberikan hidup kepada Tuhan, orang akan mengalami damai dalam hidupnya. Tuhan menumbuhkan hidup ini. Tuhan menuntun manusia menuju hidup yang lebih baik.

Karena itu, orangberiman mesti berani memberikan hidupnya kepada Tuhan. Orang beriman mesti yakin bahwa Tuhan menjamin kehidupan ini. Apa pun yang akan terjadi pada kehidupan ini, manusia akan mesti mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.

Memang, tidak mudah manusia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. Selalu saja ada gangguan atau godaan untuk meninggalkan Tuhan. Ada saja hal-hal yang menggoda manusia untuk berjalansendiri tanpa bantuan Tuhan. Akibatnya, manusia mengalami kekeringan dalam hidupnya. Meski berlimpah harta kekayaan, tetapi manusia tidak mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya. Manusia selalu merasa kurang dalam kehidupan ini.

Karena itu, manusia mesti selalu kembali kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan adalah sumber kehidupan manusia. Tuhan telah memberi hidup ini bagi manusia, agar manusia menatanya menjadi lebih baik. Mari kita senantiasa mendekatkan hidup kepada Tuhan. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan sesama. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

04 September 2013

Belajar tentang Makna Kehidupan

Apa yang Anda kuatirkan tentang hidup ini? Banyak orang kuatir akan persediaan bahan-bahan untuk makan dan minum. Ada yang kuatir tidak punya barang-barang mewah untuk menunjang hidupnya.

Seorang seorang guru di Australia berkata, “Kami tidak terlalu kuatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika.Kami jauh lebih kuatir, jika mereka tidak pandai mengantri.”

Sewaktu ditanya mengapa dan bisa begitu, ia mengatakan bahwa kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan secara intensif untuk bisa Matematika. Sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri. Ia mengatakan bahwa ada pelajaran berharga di balik proses mengantri.

Guru itu berakata, “Tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu Matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG dan BAGI. Sebagian dari mereka ada yang jadi penari, atlet olimpiade, penyanyi, musisi, pelukis, politikus. Biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelasyang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara semua murid dalam satu kelas pasti akan membutuhkan ‘Etika Moral dan Pelajaran Berharga’ dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.”

Ia mengatakan, ada pelajaran berharga di balik mengantri. Anak belajar manajemen waktu. Jika ingin mengantri paling depan, datang lebih awal dan persiapan lebih awal. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama, jika ia di antrian paling belakang.

Ia berkata, “Anak belajar menghormati hak orang lain. Yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri.”

Di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri. Saat mengantri, anak bisa belajar bersosialisasi menyapa danmengobrol dengan orang lain di antrian. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat, mereka harus terima konsekuensinya di antrian.

Sahabat, berapa dari Anda yang mau peduliterhadap orang lain saat berada di antrian? Mungkin bisa dihitung dengan jari-jari tangan kita. Begitu banyak orang tidak ingin antri. Orang ingin berada di garis depan dalam suatu antrian. Karena itu, mereka mudah menyerobot. Tidak peduli terhadap keberadaan orang lain. Orang merasa diri jauh lebih penting daripada yang lain. Pertanyaannya, mengapa hal ini bias terjadi? Hal ini bias terjadi karena orang memiliki egoism yang begitu besar.

Orang merasa dirinya yang paling penting. Orang tidak berani berhadapan dengan konsekuensi. Mokhtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia mengatakan bahwa salah satu ciri orang Indonesia itu orang yang tidak bertanggungjawab. Orang yang tidak berani berhadapan dengan tanggung jawab. Selalu mengatakan ‘tidak’ atau ‘bukan saya’ ketika dimintai tanggungjawab atas kesalahan atau kejahatan yang dilakukannya.

Karena itu, yang dibutuhkan adalah belajar mengantri di tempat-tempat umum. Orang yang dengan sukarela mengantri itu orang yangmemiliki rasa sabar yang tinggi. Orang seperti ini tidak pernah cemas akan kehidupannya. Mengapa? Karena ia sudah tahu akan konsekuensi yang dihadapinya, kalau ia tidak disiplin waktu. Akan ada kreativitas saat mengantri. Bisa sajamenyapa orang-orang yang berada di depan, belakang atau samping kiri kanannya. Keramahannyamemberikan kesempatan baginya untuk memiliki teman dan sahabat baru.

Sayang, di negeri ini tidak ada pendidikan untuk mengantri. Otak anak-anak Indonesia lebih dijejali oleh angka-angka matematis. Bukan nilai-nilai moral dan kehidupan yang sebenarnya lebih mereka butuhkan untukperjalanan hidup mereka.

Untuk itu, dibutuhkan suatu kesadaran baru tentang makna kehidupan. Yang dibutuhkan dalam hidup ini bukan hal-hal material. Tetapi juga hal-hal moral dan spiritual yang justru membantu orang untuk maju dalam kehidupannya. Mari kita belajar untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, hidup ini lebih harmonis. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

Tuhan Itu Andalan Hidup Manusia

Apa yang terjadi, ketika hidup Anda tanpa disertai oleh Tuhan? Saya yakin, Anda akan mengalami kecemasan dalam hidup ini. Tema permenungan kita malam ini adalah Tuhan Itu Andalan Hidup Manusia.

Kirsty Collier yangmengalami kelainan jantung. Dokter kemudian memutuskan untuk memotong sepertiga jantungnya yang ternyata bisa tumbuh kembali. Jantung bocah itu tumbuh menggantikan sepertiga jantungnya yang diangkat tanpa harus menjalani transplantasi. Yang luar biasa, Kirsty menjalani pengangkatan sepertiga jantungnyasaat berumur 4 bulan. Bayi itu kuat menjalani operasi yang berat itu.

Berbagai hal mengkuatirkantelah disampaikan dokter kepada orangtua Kirsty. Namun siapa nyana, ternyata bocah itu tumbuh sehat. Bahkan setelah 10 tahun berlalu, tak ada gangguan berarti pada kesehatannya. Yang terkejut justru para dokter, ketika suatuketika melakukan cek up pada tubuh Kirsty. Ternyata jantung bocah ini telahberukuran normal.

Belasan tahun lalu, Kirsty yang berusia 4bulan divonis tak panjang umurnya karena menderita penyakit jantung parah. Kondisi jantungnya tidak sempurna. Pembuluh bilik kiri jantung yang seharusnya mengalirkan darah ke otot jantung, terhubung dengan pembuluh paru-paru tidak keaorta. Akibatnya, organ itu kekurangan oksigen dan akhirnya membesar.

Makin hari kondisi Kristy bertambah kritis. Dokter yang menanganinya, Stephen Westaby, mengambil tindakan medis dengan mengangkat sepertiga bagian jantung yang rusak dan tak berfungsi normal di Rumah Sakit John Radcliffe, Oxford , Inggris. Ketika itu, ditemukan kerusakan fungsi jantung yang sangat parah. Cara-cara biasa sudah tak mungkin lagi kecuali operasi dan pengangkatan.

Tak disangka, Kirsty tumbuh layaknya anak normal. Ia tidak tampak sebagai orang yang sedang menanggung penyakit gawat. Belasan tahun berlalu, Kirsty masih baik-baik saja. Ia tampak sehat dan mampu beraktivitas layaknya mereka yang normal. Alangkah kagetnya dokter begitu memeriksa kondisi Kirsty. Jantungnya kembali ke ukuran normal. Organ pemompa darah itu ternyata tumbuh sendiri dan menutupi sepertiga bagian yang dulu dipotong tanpa harus melewati proses transplantasi. Vonis mati untuk Kirsty langsung menguap. Dia terbebas dari penyakit yang merongrong hidupnya.

Dokter Westaby berkata, “Kami merasa tak ada harapan sama sekali. Saya tak pernah mengira itu akan bekerja.”

Sahabat, banyakhal yang tampak mustahil dalam kehidupan ini. Namun bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. Selalu saja ada jalan. Selalu saja ada cara untuk menanggulangi berbagai persoalan yang dihadapi. Yang penting adalah orang mau bekerja samadengan Tuhan dalam kehidupan ini.

Kisah tadi memberi kita kekuatan bahwa kecemasan terhadap hidup sebenarnya tidak perlu terjadi. Mengapa? Karena Tuhan menyelenggarakan hidup kita ini. Ketika orang berani memberikan hidup kepada Tuhan, orang akan mengalami damai dalam hidupnya. Tuhan menumbuhkan hidup ini. Tuhan menuntun manusia menuju hidup yang lebih baik.

Karena itu, orang beriman mesti berani memberikan hidupnya kepada Tuhan. Orang beriman mesti yakin bahwa Tuhan menjamin kehidupan ini. Apa pun yang akan terjadi padakehidupan ini, manusia akan mesti mengarahkan hidupnya kepada Tuhan.

Memang, tidak mudah manusia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan. Selalu saja ada gangguan atau godaan untuk meninggalkan Tuhan. Ada saja hal-hal yang menggoda manusia untuk berjalan sendiri tanpa bantuan Tuhan. Akibatnya, manusia mengalami kekeringan dalam hidupnya. Meski berlimpah harta kekayaan, tetapi manusia tidak mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya. Manusia selalu merasa kurang dalam kehidupanini.

Karena itu, manusia mesti selalu kembali kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan adalah sumber kehidupan manusia. Tuhan telah memberi hidup ini bagi manusia, agar manusia menatanya menjadi lebih baik. Mari kita senantiasa mendekatkan hidup kepada Tuhan. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan sesama. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

Bersama Tuhan, Mampu Mengatasi Persoalan Hidup

Mampukah Anda berjuang sendirian dalam mengatasi persoalan-persoalan Anda? Mungkin Anda mampu. Namun kemampuan Anda itu semu, karena Tuhan senantiasa menolong Anda dalam menghadapi persoalan-persoalan Anda.

Suatu malam yang dingin, seorang bapak bermimpi. Dalam mimpi itu, ia melihat sebuah gelas besar yang diisi dengan gelas lebih kecil. Sebuah kelereng diletakkan di dalam gelas yang kecil berisi air, lalu ditutup rapat. Gelas besar lalu diisi dengan air hingga hampir penuh.

Lantas ada tangan yang mulai mengaduk-aduk gelas besar itu. Air mulai bergolak. Ada sebagian air yang tumpah. Semakin kuat adukannya, semakin besar pula air bergolak dan semakin banyak pula air yang tumpah ke luar. Teapi gelas kecil dengan kelereng di dalamnya terlihat tetap tenang seperti tidak mengalami apa-apa. Tidak ada yang tumpah meski di luar air tengah tergoncang ke sana ke mari.

Bapak itu kemudian terbangun. Ia bingung mengartikan mimpinya. Setelah beberapa saat, ia berjalan mondar-mandir di kamarnya. Kemudian ia duduk dipinggir tempat tidurnya. Ia berdoa memohon ketenangan batin. Ia berkata, “Tuhan, semoga ini hanya sebuah mimpi. Semoga tidak terjadi apa-apa dalam hidup saya hari ini. Terima kasih, Tuhan, atas pernyertaan-Mu selama malam yang telah lewat.”

Sahabat, sering manusia ikut tergoncang oleh kegoncangan yangterjadi di sekitarnya. Mengapa? Karena manusia mudah diombang-ambingkan. Manusia mudah mengalami kecemasan dalam hidupnya oleh situasi di sekitarnya. Akibatnya, manusia sering mengalami duka nestapa dalam hidupnya.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa meski terjadi banyak kegoncangan dalam hidup ini, kita mesti tetap bertahan. Ada berbagai persoalan yang kita hadapi, tetapi kalau kita hadapi dengan tenang, kita akan menemukan jalan keluar. Tuhan pasti membantu kita dalam menghadapi persoalan-persoalanhidup.

Kita mesti menyadari bahwa hidup ini tidak selamanya berjalan denganmulus. Ada saat orang berada di puncak kejayaannya. Tetapi ada juga saat orang terpuruk dalam kehidupannya. Dalam kondisi seperti itu, orang mesti tetapbertahan. Orang tidak perlu menyombongkan diri di kala sukses menyertai kehidupannya. Orang pun tidak perlu merasa ditinggalkan oleh Tuhan saat dirinya berada dalam keterpurukan.

Orang beriman itu orang yang selalu percaya akan penyelenggaraan Tuhan. Orang yang senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap peristiwa hidupnya. Memang, tidak mudah orang mau menyertakan Tuhan dalam hidupnya. Mengapa? Karena manusia memiliki egoisme dan gengsi. Dua hal ini mengatakan bahwa manusia bisa berjuang sendiri, tanpa pertolongan dari Tuhan. Manusia mampu mengatasi segala persoalanyang dihadapinya.

Tentu saja hal ini tidak bisa dibenarkan begitu saja. Memang, manusia mampu melakukan apa saja untuk dirinya sendiri. Tetapi kemampuan itu hanyasemu, karena Tuhan yang memiliki kehidupan ini. Kekuatan Tuhan yang menuntun manusia menuju kesuksesan dalam hidupnya.

Mari kita tetap setia kepada Tuhan dengan menerima pertolongan dari Tuhan. Kita juga mensyukuri kebaikan-Nya, karena Tuhan senantiasa berjalan bersama kita dalam kehidupan ini. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

Menghadapi Hidup dengan Penuh Iman

Apayang terjadi ketika Anda menghadapi hidup ini dengan penuh kecemasan? Saya yakin, ada banyak hal negatif yang akan terjadi dalam hidup Anda.

Pada suatu kali seorang pengusaha merasa takut melihat kondisi perekonomian negeri ini. Ia menilai, perekonomian negeri ini semakin lamasemakin buruk. Pemerintah selalu mengumandangkan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi makro, tetapi faktanya di lapangan daya beli semakin menurun.

Ia berkata, “Harga-harga melambung tinggi. Uang yang masuk tetap sama,jika tidak malah berkurang. Harga daging sempat dikatakan tertinggi di dunia, lantas bandingkanlah pendapatan per kapita kita dengan negara-negara lain. Inibisa menimbulkan kekuatiran bagi banyak orang, terutama kalangan menengah kebawah yang akan terkena dampak terbesar dari situasi ini.”

Rasa kuatir terus-menerus timbul dalam hatinya. Tidak mau terus-terusanmerasa cemas, ia pun kemudian berdoa dan kemudian tertidur pulas. Ketikabangun, ia merasa lega. Tetapi kemudian ia mulai merasa cemas lagi, karena persoalanperekonomian nasional tidak juga membaik. Bahkan akhir-akhir ini nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok. Pengimpor tidak berdaya lagi untuk mengimpor kedelai yang menjadi bahan baku bagi tempe dan tahu.

Sahabat, sepertinya manusia mesti selalu berjudi atas kehidupanini. Manusia mesti berusaha untuk hidup baik dengan ekonomi yang memadai.Tetapi skala besar perekomonian negeri ini juga berpengaruh terhadap kehidupanpribadi manusia secara ekonomis. Daya beli semakin menurun, karena hargabarang-barang kebutuhan hidup semakin tinggi. Pertanyaannya, bagaimana manusiabias hidup sejahtera dengan kondisi ekonomi yang kian terpuruk?

Namun yang mesti dilakukan manusia adalah tidak cepat panik terhadap situasi perekonomian nasional yang tidak menentu. Orang mesti dengan hati-hati mencermati perkembangan, sehingga ketika ada peluang positif orang berani membenahi diri. Dengan demikian, orang tidak perlu cemas berkepanjangan.

Kisah pengusaha yang cemas tadi memberi kita peringatan bahwa orangmesti berani menghadapi kehidupan ini. Ada berbagai resiko yang mestiditanggung, namun orang mesti tetap tenang. Ketenangan akan membantu orang untuk terus-menerus memperbaiki kondisi kehidupannya. Tentu saja orang mestimenjalani kehidupan ini dengan penuh iman kepada Tuhan.

Orang beriman selalu tidak melupakan Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Mengapa? Karena hidup ini adalah milik Tuhan. Tuhan yang empunya kehidupan ini. Karena itu, berserah diri kepada Tuhan berarti orang berani menghadapiresiko-resiko kehidupan ini. Orang berani mempercayakan hidupnya kepada Tuhanyang mahapengasih dan penyayang.

Memang, tidak gampang orang mau berserah diri kepada Tuhan. Banyak orang merasa gengsi. Banyak orang merasa bahwa dirinya mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan ini. Akibatnya, mereka dengan gagah perkasa mengandalkan kemampuan diri mereka.

Mari kita menyiapkan diri kita untuk menerima rahmat demi rahmat dari Tuhan, karena kita manusia lemah dan tak berdaya. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk menciptakan kebahagiaan dan kedamaian bersama Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

Menjalani Proses Kehidupan dengan Berani Berkorban

Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Namun sering banyak orang menghindari tantangan. Merekamemilih menjalani hidup ini dengan cara yang biasa-biasa saja. Akibatnya, banyakorang mengalami kejenuhan dalam hidup ini. Mereka begitu cepat putus asa.

Suatu ketika seorang suami menemaniistrinya yang sedang membuat kue di dapur. Suami itu menyaksikan sang istrimengocok campuran beberapa bahan baku. Sang istri mengocoknya dengan penuhkesabaran, agar adonan kue bisa menjadi bagus. Sambil tersenyum sang suamiberkata kepadanya bahwa pekerjaan itu terlihat melelahkan dan tampaknyamembosankan.

Sambil menatap suaminya dengansenyuman, sang istri berkata, “Meski pegal, hal ini akan menentukan berhasiltidaknya kue yang akan dibakar.”

Setelah beberapa waktu, sangsuami mulai melihat hasilnya. Pada saat disajikan, kue itu terasa lezat danbagus bentuknya. Kue itu sukses dibuat.

Sambil mencicipi potongan kueitu, sang pun berpikir bahwa proses pembuatan kue hingga bisa dinikmati inimenggambarkan proses kehidupan. Kesabaran memberikan hasil yang baik dan enakuntuk dinikmati. Meski dilalui dengan pegal dan capek, orang mesti menjalaniproses kehidupannya.

Sahabat, hidup selalu menyitaperhatian manusia. Hidup selalu meminta manusia untuk berani berkorban. Korbanmembuat orang capek dalam menjalani proses kehidupan. Korban menuntutkesabaran, karena korban akan mendatangkan sukacita dalam kehidupan ini. Orangyang berani bersabar dalam kehidupannya akan menemukan hidup ini begitu indahdan nikmat.

Kisah tadi mau mengatakankepada kita bahwa kue itu baru bisa menjadi enak dan nikmat setelah adajari-jemari yang rela mengocoknya. Kalau tidak ada yang berani berkorban,bahan-bahan baku tetaplah seperti itu. Tidak akan berubah bentuknya. Tepungakan tetap berada dalam bungkusnya. Telur akan tetap berada dalam cangkangnya. Gula tidak akan pernah berubah menjadi kueyang manis.

Ketika ada tangan yang maubergerak untuk mencampur bahan-bahan baku itu dan mengocoknya, kue yang enak dan nikmat dapat tersaji di atas meja. Lidah-lidah dapat mencicip enaknya kue. Namun semua itu butuh korban. Semua itu butuh kesabaran dalam melakukan suatukebaikan bagi kehidupan ini.

Banyak orang kurang sabar dalam menjalani proses kehidupan ini. Mereka ingin cepat-cepat menjadi orangyang kaya raya. Mereka ingin menjadi orang yang bahagia dalam sekejap. Tentu saja ini hanya mimpi. Tidak ada yang instant dalam kehidupan ini. Tidak ada yang mendadak terjadi dalam kehidupan ini. Semua mesti melalui proses. Dalam proses itu, terjadi korban yang mesti dilalui dengan penuh kesabaran.

Karena itu, mari kita menjalani proses kehidupan ini dengan penuh kesabaran. Orang yang hanya mau enaknya saja sering terjebak dalam kebingungan. Lantas kegalauan menjadi bagian dari kehidupannya. Orang beriman itu orang yang berani berkorban untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Mari kita menjalani proses kehidupan ini denganpenuh kesabaran. Dengan demikian, kita dapat menemukan hidup ini sungguh-sungguh memiliki makna yang mendalam. Tuhan memberkati. ** (Frans deSales SCJ)