Pages

04 September 2013

Menjalani Proses Kehidupan dengan Berani Berkorban

Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Namun sering banyak orang menghindari tantangan. Merekamemilih menjalani hidup ini dengan cara yang biasa-biasa saja. Akibatnya, banyakorang mengalami kejenuhan dalam hidup ini. Mereka begitu cepat putus asa.

Suatu ketika seorang suami menemaniistrinya yang sedang membuat kue di dapur. Suami itu menyaksikan sang istrimengocok campuran beberapa bahan baku. Sang istri mengocoknya dengan penuhkesabaran, agar adonan kue bisa menjadi bagus. Sambil tersenyum sang suamiberkata kepadanya bahwa pekerjaan itu terlihat melelahkan dan tampaknyamembosankan.

Sambil menatap suaminya dengansenyuman, sang istri berkata, “Meski pegal, hal ini akan menentukan berhasiltidaknya kue yang akan dibakar.”

Setelah beberapa waktu, sangsuami mulai melihat hasilnya. Pada saat disajikan, kue itu terasa lezat danbagus bentuknya. Kue itu sukses dibuat.

Sambil mencicipi potongan kueitu, sang pun berpikir bahwa proses pembuatan kue hingga bisa dinikmati inimenggambarkan proses kehidupan. Kesabaran memberikan hasil yang baik dan enakuntuk dinikmati. Meski dilalui dengan pegal dan capek, orang mesti menjalaniproses kehidupannya.

Sahabat, hidup selalu menyitaperhatian manusia. Hidup selalu meminta manusia untuk berani berkorban. Korbanmembuat orang capek dalam menjalani proses kehidupan. Korban menuntutkesabaran, karena korban akan mendatangkan sukacita dalam kehidupan ini. Orangyang berani bersabar dalam kehidupannya akan menemukan hidup ini begitu indahdan nikmat.

Kisah tadi mau mengatakankepada kita bahwa kue itu baru bisa menjadi enak dan nikmat setelah adajari-jemari yang rela mengocoknya. Kalau tidak ada yang berani berkorban,bahan-bahan baku tetaplah seperti itu. Tidak akan berubah bentuknya. Tepungakan tetap berada dalam bungkusnya. Telur akan tetap berada dalam cangkangnya. Gula tidak akan pernah berubah menjadi kueyang manis.

Ketika ada tangan yang maubergerak untuk mencampur bahan-bahan baku itu dan mengocoknya, kue yang enak dan nikmat dapat tersaji di atas meja. Lidah-lidah dapat mencicip enaknya kue. Namun semua itu butuh korban. Semua itu butuh kesabaran dalam melakukan suatukebaikan bagi kehidupan ini.

Banyak orang kurang sabar dalam menjalani proses kehidupan ini. Mereka ingin cepat-cepat menjadi orangyang kaya raya. Mereka ingin menjadi orang yang bahagia dalam sekejap. Tentu saja ini hanya mimpi. Tidak ada yang instant dalam kehidupan ini. Tidak ada yang mendadak terjadi dalam kehidupan ini. Semua mesti melalui proses. Dalam proses itu, terjadi korban yang mesti dilalui dengan penuh kesabaran.

Karena itu, mari kita menjalani proses kehidupan ini dengan penuh kesabaran. Orang yang hanya mau enaknya saja sering terjebak dalam kebingungan. Lantas kegalauan menjadi bagian dari kehidupannya. Orang beriman itu orang yang berani berkorban untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Mari kita menjalani proses kehidupan ini denganpenuh kesabaran. Dengan demikian, kita dapat menemukan hidup ini sungguh-sungguh memiliki makna yang mendalam. Tuhan memberkati. ** (Frans deSales SCJ)

1 komentar:

Eva Krisna Yanti Hutapea mengatakan...

luar biasa menginspirasi

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.