Pages

10 April 2012

Membangun Cinta Sejati dalam Hidup


Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda mengalami hidup ini berjalan biasa-biasa saja? Apa Anda akan ikut saja terbawa oleh arus zaman ini? Atau Anda mau mengubah pola tingkah laku Anda untuk membangun hidup yang lebih bergairah?

Maria kecil yang berusia sepuluh tahun tinggal di sebuah desa pinggiran kota di Chili tengah. Ketika ibunya menginggal, Maria menjadi ibu rumah tangga, merawat ayahnya yang bekerja giliran malam di sebuah pertambangan lokal. Maria memasak, membersihkan rumah dan memastikan bahwa makanan ayahnya sudah siap saat ia meninggalkan rumah untuk bekerja setiap malam.

Maria mengasihi ayahnya. Ia kuatir melihat betapa ayahnya menjadi begitu sedih sejak kematian ibunya. Suatu malam, Maria menyiapkan makanan untuk ayahnya. Lantas ia menyaksikan kepergian ayahnya ke tambang sambil menenteng sebuah rantang. Ia berdoa demi keselamatan ayahnya.

Rupanya, itulah malam terakhir baginya untuk berjumpa dengan ayahnya. Pada pukul 01.00 pagi Maria tiba-tiba terbangun, karena suara yang mengerikan. Peluit darurat di pertambangan itu meraung-raung dalam kegelapan, memanggil para penduduk kota untuk segera datang dengan cangkul dan tangan yang siap untuk membantu menggali para penambang yang terjebak di gua bawah tanah.

Maria berlari ke tambang untuk mencari ayahnya. Beberapa orang dengan panik menggali reruntuhan terowongan yang ambruk dan mengurung delapan orang. Salah satunya adalah ayah Maria.

Para petugas penyelamat itu menemukan delapan orang itu meninggal dalam posisi duduk membentuk lingkaran. Para petugas menemukan sebuah surat buat Maria dari sang ayah.

“Maria yang terkasih, saat kau baca pesan ini, Ayah sudah berada bersama ibumu di surga. Harapan kami akan hidup ini memudar, tetapi tidak demikian dengan hidup yang akan datang. Ayah sangat menyayangimu, Maria. Suatu hari kelak, kita semua akan bersama-sama di surga.”

Sahabat, dalam kegalauan ternyata masih ada cinta bagi orang sangat dikasihi. Cinta yang sejati tak pernah luntur. Cinta yang sejati tak pernah berakhir. Cinta yang sejati tetap mempesona. Mengapa? Karena cinta yang sejati tidak hancur oleh hancurnya raga.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa cinta yang sejati memberi semangat hidup. Cinta yang sejati itu tetap hidup. Api dari cinta yang sejati itu tetap menyala-nyala. Tidak pernah memudar. Hal ini hanya bisa terjadi ketika orang punya iman yang besar kepada Tuhan. Orang yang punya iman itu orang yang berani menyerahkan seluruh hidup kepada penyelenggaraan Tuhan.

Pertanyaan bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini adalah apakah kita masih memiliki cinta yang sejati? Apakah cinta kita tetap bersemi, meski berbagai rintangan dan tantangan menghadang kita?

Tentu saja tidak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Mengapa? Karena kita hidup di zaman yang penuh dengan godaan. Kita sering tergoda untuk meninggalkan komitmen yang telah kita buat. Kita tergoda untuk tidak peduli terhadap cinta dan kasih sesama terhadap kita.

Karena itu, kita mesti terus-menerus belajar untuk memiliki cinta yang sejati. Dengan demikian, kita dapat mengalami hidup yang damai bersama Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


887

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.