Pages

17 April 2012

Menerima Kehadiran Sesama dalam Cinta Kasih


Apa yang akan Anda lakukan kalau di hadapan Anda ada seorang yang siap untuk membunuh Anda? Anda takut? Atau Anda berusaha untuk meyakinkannya bahwa membunuh hanya memperpanjang persoalan hidup?

Ada seorang pemimpin geng paling kejam pada masanya. Ia tidak segan-segan membunuh orang-orang yang melawan perbuatan jahatnya. Ia tidak peduli terhadap siapa pun. Ia tidak takut terhadap penguasa mana pun di dunia. Orang yang masih ia hormati hanyalah sang ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Ia menaruh hormat terhadap ibunya, karena sang ibu selalu menerima kehadirannya. Sang ibu tidak pernah menolak kehadiran dirinya. Setiap kali ia pulang ke rumah, sang ibu selalu memberinya makanan kesukaannya. Ia bahagia saat bersama sang ibu. Ia merasa ada orang yang mampu melindungi dan memberinya ketenangan batin.

Namun suatu ketika ada seorang saleh yang berdiri di hadapannya untuk memberikan penerangan tentang kehadiran Tuhan, pemimpin geng itu tunduk. Ia tidak sanggup untuk melukai orang saleh itu. Padahal beberapa kali ia mengancam orang saleh itu dengan pisau tajam.

“Kamu dapat memotongku sampai seribu irisan. Setiap irisan dagingku akan berkata kepadamu, ‘aku mengasihimu dan Tuhan mengasihimu,” kata orang saleh itu.

Sahabat dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan berbagai tantangan. Kadang-kadang kita tidak berdaya menghadapi tantangan-tantangan itu. Namun kita mesti menghadapinya, karena kita mesti melakukan hal-hal yang baik bagi diri dan sesama.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa hidup bersama Tuhan kita akan mengalami damai. Sedangkan orang yang menjauhkan diri dari Tuhan akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Tuhan yang memberi kehidupan kepada manusia. Tuhan yang menjadi penuntun dalam hidup manusia.

Dalam suatu pengajaranNya, Yesus mengatakan bahwa orang mesti mengasihi musuhnya dan berdoa bagi mereka yang menganiaya dirinya. Orang saleh dalam kisah di atas menaruh kasih kepada pemimpin geng terkenal itu. Ia tidak menolak kehadirannya. Bahkan ia menaruh sayang kepadanya.

Hal itu menumbuhkan kesadaran baru untuk menemukan Tuhan dalam hidup. Mengapa? Karena Tuhan itu kasih. Tuhan mengasihi manusia. Tuhan tidak menolak kehadiran manusia di hadapannya. Tuhan menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik. Tuhan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Untuk itu, orang beriman mesti senantiasa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Orang beriman mesti menyerahkan hidup kepada kuasa Tuhan. Dengan cara demikian, manusia mengalami damai dalam hidupnya. Manusia boleh mengekspresikan hidupnya dengan bebas kepada Tuhan. Manusia tidak perlu merasa takut atau cemas dalam hidupnya. Hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk dibaktikan kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


890

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.