Setiap manusia pernah mengalami persoalan. Soalnya adalah bagaimana Anda menyikapi persoalan yang Anda hadapi?
Bernie Ecclestone, bos F1, mengalami peristiwa naas yaitu perampokan dan pemukulan. Arloji merek Hublot yang dikenakannya dirampok. Padahal arloji tersebut berharga 200 ribu poundsterling (lebih dari 2 milyar rupiah). Mukanya babak belur karena dipukul oleh perampok tersebut.
Apa yang dilakukan keesokan harinya? Ecclestone tampil dalam iklan jam Hublot (jam tangan resmi F1) dengan tulisan unik, "Lihat apa yang orang akan lakukan demi sebuah Hublot." Iklan yang unik tersebut jelas mengundang perhatian publik.
Peristiwa yang menimpa Ecclestone itu membawa berkat bagi arloji bermerek Hublot itu. Ecclestone mesti berkorban demi suatu produk. Dia mesti berkorban demi cinta yang lebih besar bagi kehidupan.
Sahabat, banyak orang mengalami kesulitan dalam memaknai suatu peristiwa kehidupan yang mengganggu hidup mereka. Mereka merasa bahwa peristiwa yang tidak menyenangkan itu suatu kutuk. Karena itu, peristiwa-peristiwa seperti itu mesti dijauhkan dari hidup mereka. Orang menjadi malu mengalami peristiwa yang tidak baik menimpa diri mereka.
Kisah Ecclestone tadi menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi hidup kita. Peristiwa perampokan itu mengganggu hidup Ecclestone. Tetapi ia tidak menyerah pada keadaan seperti itu. Ia tidak mengeluh. Ia tidak menggerutu atau protes. Justru ia gunakan peristiwa itu untuk mempromosikan jam tangan yang berharga mahal tersebut. Tampak Ecclestone mengangkat peristiwa yang menyakitkan itu menjadi suatu peristiwa yang menyenangkan bagi banyak orang.
Setiap peristwa hidup punya maknanya. Ini yang mesti selalu disadari oleh setiap orang. Bagaimana manusia yang beriman memaknai setiap peristiwa hidupnya? Manusia beriman mesti berani menimba setiap peristiwa hidup sebagai suatu rahmat. Tentu saja hal ini bisa terjadi, kalau manusia menjalani hari-hari hidupnya dengan penuh syukur. Mengapa mesti bersyukur? Karena Tuhan senantiasa mengawal setiap perjalanan hidup manusia. Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia berjuang sendirian. Justru Tuhan menyertai perjalanan hidup manusia dalam setiap peristiwa hidup itu.
Sikap syukur itu mesti dibarengi dengan sikap menyerah kepada penyelenggaraan Tuhan. Orang yang menyerahkan hidup kepada Tuhan itu biasanya orang yang senantiasa menanggapi peristiwa hidup sebagai suatu anugerah. Anugerah itu kemudian ditumbuhkembangkan dalam hidup dengan tidak mengeluh atau menggerutu. Manusia berani menemukan bahwa dalam setiap peristiwa hidup Tuhan hadir untuk menguatkan dirinya. Persoalan hidup ditanggapi sebagai suatu kesempatan untuk mengalami kasih karunia Tuhan.
Mari kita menanggapi peristiwa-peristiwa hidup sebagai suatu anugerah yang berharga bagi hidup kita. Dengan demikian, kita mengalami damai dan sukacita dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
888
Bernie Ecclestone, bos F1, mengalami peristiwa naas yaitu perampokan dan pemukulan. Arloji merek Hublot yang dikenakannya dirampok. Padahal arloji tersebut berharga 200 ribu poundsterling (lebih dari 2 milyar rupiah). Mukanya babak belur karena dipukul oleh perampok tersebut.
Apa yang dilakukan keesokan harinya? Ecclestone tampil dalam iklan jam Hublot (jam tangan resmi F1) dengan tulisan unik, "Lihat apa yang orang akan lakukan demi sebuah Hublot." Iklan yang unik tersebut jelas mengundang perhatian publik.
Peristiwa yang menimpa Ecclestone itu membawa berkat bagi arloji bermerek Hublot itu. Ecclestone mesti berkorban demi suatu produk. Dia mesti berkorban demi cinta yang lebih besar bagi kehidupan.
Sahabat, banyak orang mengalami kesulitan dalam memaknai suatu peristiwa kehidupan yang mengganggu hidup mereka. Mereka merasa bahwa peristiwa yang tidak menyenangkan itu suatu kutuk. Karena itu, peristiwa-peristiwa seperti itu mesti dijauhkan dari hidup mereka. Orang menjadi malu mengalami peristiwa yang tidak baik menimpa diri mereka.
Kisah Ecclestone tadi menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga bagi hidup kita. Peristiwa perampokan itu mengganggu hidup Ecclestone. Tetapi ia tidak menyerah pada keadaan seperti itu. Ia tidak mengeluh. Ia tidak menggerutu atau protes. Justru ia gunakan peristiwa itu untuk mempromosikan jam tangan yang berharga mahal tersebut. Tampak Ecclestone mengangkat peristiwa yang menyakitkan itu menjadi suatu peristiwa yang menyenangkan bagi banyak orang.
Setiap peristwa hidup punya maknanya. Ini yang mesti selalu disadari oleh setiap orang. Bagaimana manusia yang beriman memaknai setiap peristiwa hidupnya? Manusia beriman mesti berani menimba setiap peristiwa hidup sebagai suatu rahmat. Tentu saja hal ini bisa terjadi, kalau manusia menjalani hari-hari hidupnya dengan penuh syukur. Mengapa mesti bersyukur? Karena Tuhan senantiasa mengawal setiap perjalanan hidup manusia. Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia berjuang sendirian. Justru Tuhan menyertai perjalanan hidup manusia dalam setiap peristiwa hidup itu.
Sikap syukur itu mesti dibarengi dengan sikap menyerah kepada penyelenggaraan Tuhan. Orang yang menyerahkan hidup kepada Tuhan itu biasanya orang yang senantiasa menanggapi peristiwa hidup sebagai suatu anugerah. Anugerah itu kemudian ditumbuhkembangkan dalam hidup dengan tidak mengeluh atau menggerutu. Manusia berani menemukan bahwa dalam setiap peristiwa hidup Tuhan hadir untuk menguatkan dirinya. Persoalan hidup ditanggapi sebagai suatu kesempatan untuk mengalami kasih karunia Tuhan.
Mari kita menanggapi peristiwa-peristiwa hidup sebagai suatu anugerah yang berharga bagi hidup kita. Dengan demikian, kita mengalami damai dan sukacita dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
888
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.