Pages

15 April 2012

Menghadapi Rintangan dengan penuh Iman

Apa yang akan Anda lakukan, ketika Anda menghadapi rintangan dalam hidup ini? Anda takut atau Anda memberanikan diri untuk menghadapinya?

Wilma Rudolph lahir dari keluarga yg sangat miskin pada 23 Juni 1940 di Tennesee, USA. Ia adalah anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ayahnya hanya seorang kuli angkut barang. Ibunya hanya tukang masak dan cuci baju tetangga. Hidup mereka benar-benar miskin.

Saat berusia empat tahun, ia menderita radang paru-paru dan demam tinggi yang menyebabkan kakinya lumpuh. Orgtuanya tidak mampu membeli obat, karena waktu itu di Amerika masih ada rasialisme yang membuat orang-orang kulit hitam mendapatkan perlakuan buruk dalam hal kesehatan dan pendidikan.

Akhirnya, Wilma harus menggunakan penyangga. Dokter menyatakan bahwa kakinya akan lumpuh selamanya. Tetapi ibunya terus berdoa kepada Tuhan dan memberi keyakinan pada Wilma bahwa ia pasti normal kembali. Di-saat yang buruk, kakinya yang lumpuh semakin mengecil. Kakinya hanya terjuntai ke bawah tak bereaksi apa pun.

“Aku akan menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari,” kata Wilma, berangan-angan.

Konsekuensinya, ia terus mencoba berdiri, walau sudah ribuan kali ia mencoba dan jatuh. Ia tak menyerah. Pada usia 9 tahun, ia nekat melanggar nasehat dokter. Ia membuang tongkatnya dan melakukan langkah pertama yang menurut dokter-dokter takkan pernah dapat dilakukannya. Selama 3 tahun ia terus mencoba melangkah, berjalan dan berlari.

Pada usia 13 tahun, ia mengikuti lomba lari pertama kalinya. Ia menjadi satu-satunya peserta dengan kaki tak sempurna. Ia kalah. Tapi Wilma terus melaju. Ia terus bertanding di ratusan lomba dan mengalami ratusan kekalahan. Hingga suatu hari ia berhasil menang lomba lari dalam satu kejuaraan Provinsi. Untuk itu, ia berhasil meraih beasiswa di Tennesee State University. Hal itu mempertemukan Wilma dengan seorang pelatih atletik bernama Ed Temple.

“Saya ingin menjadi wanita tercepat di lintasan atletik dunia,” kata Wilma kepada Ed.

Di bawah bimbingan Ed, Wilma terus berlatih siang malam, mengatasi berbagai rintangan, bertanding dalam ratusan lomba dan terus melaju. Akhirnya sejarah mencatat dirinya pada Olimpiade tahun 1960, Wilma Glodean Rudolph, seorang wanita kulit hitam pertama yang pernah menderita polio dan lumpuh, akhirnya menjadi juara Olimpiade. Ia memenangkan 3 medali emas di lintasan lari 100 meter, 200 meter dan estafet 400 meter. Ia menjadi wanita tercepat di dunia di lintasan lari.

Sahabat, apa yang membuat Anda masih bertahan hidup dalam dunia yang tidak menentu ini? Tentu saja Anda punya tekad. Anda punya kemauan untuk maju dalam hidup ini. Karena itu, berbagai rintangan dan halangan Anda abaikan. Yang penting Anda dapat maju dalam hidup Anda. Yang penting Anda dapat meneruskan perjalanan hidup Anda.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa ketika ada tekad dan kemauan keras, orang akan mampu menembus berbagai rintangan. Orang akan berani menatap kehidupan ini dengan hati yang tenang. Orang akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih sukses dalam hidupnya.

Rintangan atau tantangan dihadapi sebagai semangat yang mengobarkan hatinya untuk maju dalam hidup ini. Orang seperti ini adalah orang yang beriman. Orang yang berani menyerahkan seluruh hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan. Kita hidup dalam dunia yang senantiasa memberikan kita tantangan. Pertanyaannya, apakah kita berani menghadapi rintangan-rintangan itu? Atau kita terpuruk tak berdaya?

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus berusaha menghadapi berbagai rintangan yang ada. Dengan demikian, kita boleh mengalami damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

889

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.