Suatu hari seorang gadis menghiasi bibirnya dengan senyum-senyum yang manis. Ia juga menyapa orang-orang dengan suara yang lembut. Hal itu ia lakukan bukan karena ia sedang berlatih untuk menjadi peragawati atau model busana. Namun ia lakukan itu karena suatu keinginan yang tulus untuk memulai hari-hari hidupnya yang baru. Pasalnya, selama ini ia terlalu serius menanggapi berbagai hal. Ia sulit sekali untuk tersenyum. Karena itu, ia ingin agar hari-hari hidupnya dipenuhi dengan senyum.
Teman-temannya merasa aneh melihat situasi itu. Mereka menganggapnya sebagai orang yang kurang waras. Ketika seorang temannya bertanya tentang perubahan suasana hatinya, ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengalami suatu hidup yang damai. Ia memilih untuk menghiasi dirinya dengan senyum bahagia. Ia ingin mengatakan kepada dunia bahwa dengan senyum itu ia dapat memberikan kebahagiaan bagi diri dan sesamanya.
Ia berkata, ”Dengan senyum ini saya ingin mencairkan hubungan yang selama ini beku. Saya memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang punya masalah. Saya ingin mencerahkan suasana yang muram.”
Sahabat, banyak orang mengalami kesulitan untuk tersenyum. Banyak orang begitu sibuk dan serius memikirkan hari-hari hidup yang mesti mereka lewati. Seolah-olah tidak ada sedetik pun waktu untuk mengungkapkan rasa bahagia melalui seutas senyum. Padahal senyum itu membuat dunia ini lebih cerah dan ceria. Senyum membuat orang menemukan makna terdalam dari perjuangan hidup ini.
Orang yang mudah senyum itu mengungkapkan keyakinannya bahwa hidup ini mesti dijalani dengan enteng. Orang tidak bisa membebani diri dengan cara hidup yang memberatkan. Kalau orang menanggapi hidup ini dengan enteng, kesuksesan akan selalu menjadi bagian dari hidupnya.
Kata orang, senyum itu memperpanjang hidup manusia. Mengapa? Karena dengan senyum orang dapat melepaskan beban-beban kehidupannya. Hidup ini menjadi ringan. Hidup ini tidak menjadi beban bagi diri sendiri. Karena itu, orang mesti berusaha tersenyum betapa sulit pun hidup ini.
Sebagai orang beriman, tersenyum berarti kita membuka hati kita lebar-lebar kepada Tuhan. Hati yang terbuka itu memberi kesempatan kepada Tuhan untuk masuk ke dalam hati kita. Dengan demikian, Tuhan tinggal dan hidup di dalam diri kita. Orang yang membuka diri kepada Tuhan mengungkapkan keterbatasan dirinya. Ia mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Mari kita berusaha membuka diri kepada Tuhan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
515
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.