Pengalaman akan kasih senantiasa menjadi milik setiap manusia dalam hidup sehari-hari. Namun ada pula manusia yang kurang begitu mengalami kasih itu. Akibatnya, menusia mengalami ganguan secara psikologis dan spiritual.
Seorang remaja putri begitu tersanjung oleh pujian dari ayahnya atas prestasi gemilang yang diraihnya. Ia mengaku, selama ini ayahnya jarang sekali memberikan pujian kepadanya. Baru kali ini sang ayah memberikan pujian yang tinggi. Ayahnya pun mentraktir dirinya di sebuah restoran ternama di kotanya.
Remaja itu berkata, “Saya bersyukur atas perhatian ayah saya yang begitu besar. Hal ini menjadi pemacu bagi saya dalam meraih prestasi yang lebih besar lagi. Meski ayah jarang memberikan pujian, tetapi sejak awal saya yakin ayah sangat mendukung saya.”
Gadis remaja itu merasakan kasih yang begitu besar dari sang ayah. Ia ingin tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya. Perjalanan hidupnya masih jauh. Ia masih sangat membutuhkan kasih sayang dari orangtuanya. Ia ingin agar kasih sayang orangtuanya senantiasa hadir dalam setiap perjalanan hidupnya.
Sahabat, sering orang mengalami kehilangan kasih sayang dalam hidupnya. Orang merasa hidup sendiri tanpa mendapatkan perhatian yang memadai dari sesamanya. Akibatnya, orang mengalami pertumbuhan yang lambat dalam kasih sayang itu. Orang mudah merasa loyo dalam hidupnya. Orang mudah menyerah ketika menghadapi persoalan-persoalan hidup.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kasih sayang merupakan kebutuhan manusia. Pengalaman akan kasih sayang itu memberikan kekuatan kepada seseorang untuk memacu dirinya dalam kegiatan-kegiatan hariannya. Orang menjadi lebih berani untuk melangkahkan kaki untuk merebut cita-cita yang dicanangkannya.
Bagi orang beriman, kasih sayang itu bersumber dari Tuhan sendiri. Tuhan senantiasa mengasihi ciptaanNya. Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya berjuang sendirian di dunia ini. Tuhan senantiasa menyayangi ciptaanNya dengan menyertai dan membimbing ciptaanNya itu. Karena itu, orang beriman mesti menyerahkan hidupnya kepada kasih Tuhan.
Memang, tidak gampang orang berserah diri kepada kasih Tuhan. Mengapa? Karena manusia lebih mudah mengasihi dirinya sendiri. Manusia lebih mudah hidup dalam kuasa kasihnya, daripada membiarkan Tuhan menguasai dirinya dengan kasih. Manusia lebih suka berjuang sendiri dalam hidupnya.
Untuk itu, yang dibutuhkan adalah suatu pertobatan baru. Artinya, orang rela meninggalkan kesenangan dirinya sendiri dan menerima tawaran kasih sayang dari Tuhan. Orang tidak lagi memaksakan kehendaknya sendiri kepada Tuhan dan sesama. Tetapi orang berusaha untuk hidup dalam kehendak Tuhan. Orang berusaha untuk menumbuhkan kasih Tuhan dalam hidupnya. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih sukacita dan bahagia. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1078
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.