Pages

02 Maret 2014

Memusatkan Diri pada Tuhan



Anda butuh waktu berapa lama untuk memusatkan diri pada Tuhan? Saya yakin Anda butuh berhari-hari untuk memusatkan diri pada Tuhan? Mengapa? Karena ada berbagai godaan dan tantangan.

Daniel Levitin adalah seorang ahli saraf yang terkenal. Ia mengemukakan satu hasil penelitiannya yang terkenal. Penelitian itu ia tulis dalam buku berjudul This is Your Brain On Music. Dalam penelitian itu, ia menemukan bahwa untuk memperoleh keahlian yang dibutuhkan menjadi peraih prestasi kelas dunia, entah sebagai seniman, atlet, penulis, musisi, diperlukan latihan setidaknya sebanyak 10.000 Jam.

Artinya, jika kita memakai 3 jam latihan setiap hari, maka setidaknya kita butuh 10 tahun untuk mencapai tahap ahli. Ya, perlu adalah latihan yang sungguh-sungguh dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan. Seorang ahli tak bisa muncul tiba-tiba, semua butuh proses.

Berapa banyak waktu yang Anda berikan untuk melatih diri dalam bidang yang ingin Anda kuasai? Jangan harap Anda dapat meraih prestasi maksimal, jika Anda tidak punya kedisiplinan dan ketekunan. Untuk itu, Anda mesti punya waktu dan kemauan untuk berlatih terus-menerus. Mungkin waktu pertama kali Anda berlatih, Anda akan mengalami kejenuhan. Anda akan mengalami kesulitan. Namun ketika Anda mencoba dan mencoba mengatasi kejenuhan diri Anda, Anda akan menemukan bahwa latihan itu sangat penting bagi Anda.

Sahabat, menjadi seorang ahli dalam suatu bidang tertentu memang butuh waktu dan kerja keras. Ada berbagai rintangan yang mesti dihadapi. Ada berbagai usaha yang mesti dilakukan untuk meraih kesuksesan dalam hidup itu. Orang yang berani mempertaruhkan waktu dan kerja kerasnya akan meraih sukses yang berlimpah-limpah.

Untuk itu, orang mesti mau menumpahkan perhatiannya pada apa yang ingin diraihnya. Fokus merupakan suatu prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar dalam meraih keahlian itu. Orang yang mudah kehilangan fokus sering bingung akan apa yang mau dilakukannya. Orang seperti ini sering pindah-pindah pekerjaan dan keahlian. Ia tidak bisa menetapkan fokus yang mesti dituju.

Demikian halnya dalam hidup beriman. Orang beriman mesti selalu fokus pada imannya. Orang beriman mesti selalu setia pada iman yang dianutnya. Orang yang plin-plan dalam imannya biasanya orang mudah meninggalkan imannya. Orang yang kurang setia pada iman yang dianutnya.

Karena itu, dalam hidup beriman pun orang beriman mesti senantiasa mengarahkan fokusnya pada Tuhan. Orang beriman tidak boleh begitu mudah meninggalkan Tuhan. Sesibuk apa pun, orang beriman mesti selalu memberi waktu terbaik bagi Tuhan dalam hidupnya. Orang beriman mesti sadar bahwa Tuhanlah yang berkuasa menentukan keberhasilannya.

Mari kita tetap berusaha untuk setia kepada Tuhan yang kita imani. Dengan demikian, kita dapat menemukan kebahagiaan dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT

1063

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.