Apa yang terjadi ketika Anda menghadapi hidup ini dengan penuh kecemasan? Saya yakin, ada banyak hal negatif yang akan terjadi dalam hidup Anda.
Pada suatu kali seorang pengusaha merasa takut melihat kondisi perekonomian negeri ini. Ia menilai, perekonomian negeri ini semakin lama semakin buruk. Pemerintah selalu mengumandangkan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi makro, tetapi faktanya di lapangan daya beli semakin menurun.
Ia berkata, “Harga-harga melambung tinggi. Uang yang masuk tetap sama, jika tidak malah berkurang. Harga daging sempat dikatakan tertinggi di dunia, lantas bandingkanlah pendapatan per kapita kita dengan negara-negara lain. Ini bisa menimbulkan kekuatiran bagi banyak orang, terutama kalangan menengah ke bawah yang akan terkena dampak terbesar dari situasi ini.”
Rasa kuatir terus-menerus timbul dalam hatinya. Tidak mau terus-terusan merasa cemas, ia pun kemudian berdoa dan kemudian tertidur pulas. Ketika bangun, ia merasa lega. Tetapi kemudian ia mulai merasa cemas lagi, karena persoalan perekonomian nasional tidak juga membaik. Bahkan akhir-akhir ini nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok. Pengimpor tidak berdaya lagi untuk mengimpor kedelai yang menjadi bahan baku bagi tempe dan tahu.
Sahabat, sepertinya manusia mesti selalu berjudi atas kehidupan ini. Manusia mesti berusaha untuk hidup baik dengan ekonomi yang memadai. Tetapi skala besar perekomonian negeri ini juga berpengaruh terhadap kehidupan pribadi manusia secara ekonomis. Daya beli semakin menurun, karena harga barang-barang kebutuhan hidup semakin tinggi. Pertanyaannya, bagaimana manusia bias hidup sejahtera dengan kondisi ekonomi yang kian terpuruk?
Yang mesti dilakukan manusia adalah tidak cepat panik terhadap situasi perekonomian nasional yang tidak menentu. Orang mesti dengan hati-hati mencermati perkembangan, sehingga ketika ada peluang positif, orang berani membenahi diri. Dengan demikian, orang tidak perlu cemas berkepanjangan.
Kisah pengusaha yang cemas di atas memberi kita peringatan bahwa orang mesti berani menghadapi kehidupan ini. Ada berbagai resiko yang mesti ditanggung, namun orang mesti tetap tenang. Ketenangan akan membantu orang untuk terus-menerus memperbaiki kondisi kehidupannya. Tentu saja orang mesti menjalani kehidupan ini dengan penuh iman kepada Tuhan.
Orang beriman selalu tidak melupakan Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Mengapa? Karena hidup ini adalah milik Tuhan. Tuhan yang empunya kehidupan ini. Karena itu, berserah diri kepada Tuhan berarti orang berani menghadapi resiko-resiko kehidupan ini. Orang berani mempercayakan hidupnya kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang.
Memang, tidak gampang orang mau berserah diri kepada Tuhan. Banyak orang merasa gengsi. Banyak orang merasa bahwa dirinya mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan ini. Akibatnya, mereka dengan gagah perkasa mengandalkan kemampuan diri mereka.
Mari kita menyiapkan diri kita untuk menerima rahmat demi rahmat dari Tuhan, karena kita manusia lemah dan tak berdaya. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk menciptakan kebahagiaan dan kedamaian bersama Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1072
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.