Mengapa hati Anda kurang terasa damai? Ada berbagai jawaban atas pertanyaan sederhana ini. Namun satu hal yang pasti adalah karena Anda tidak menjaga dan memelihara hati Anda dengan baik.
Dalam suatu acara rohani anak-anak, setiap peserta diberi sebutir telur oleh panitia. Pesannya adalah telur itu dijaga agar jangan pecah atau hilang. Telur itu mesti selalu dibawa setiap saat selama acara rohani berlangsung sampai akhir acara. Entah mereka mengikuti session, makan, tidur, bahkan ke kamar mandi, telur itu tidak boleh mereka tinggalkan.
Siapa saja yang kehilangan telur atau sampai memecahkannya, maka ia akan mendapatkan ‘hukuman’ dari Panitia. Dua hari kemudian, ketika acara rohani itu selesai, legalah mereka semua. Namun ada beberapa orang yang harus menanggung hukuman, karena memecahkan telur mereka. Seperti halnya menjaga sebutir telur yang mereka lakukan, demikian juga kita harus menjaga hati.
Seorang anak yang memecahkan telur berkata, “Saya sudah menjaganya sedemikian rupa. Tetapi hanya teledor sedikit saja, telur itu pecah. Saya sangat menyesal telah memecahkan telur itu. Artinya, saya belum bisa menjaganya dengan baik.”
Anak itu mengerti bahwa ia mesti menjaga hal-hal yang berharga yang dimiliki dirinya. Ia berjanji kepada pembimbing acara rohani itu untuk memelihara hatinya dengan sebaik-baiknya. Ia boleh mendapatkan hukuman atas kelalaiannya. Namun ia dapat belajar banyak hal tentang kehidupan.
Jangan Ceroboh
Persoalan terbesar yang dihadapi oleh semua manusia di dunia ini adalah persoalan hati. Dari hati muncul motivasi. Dari hati muncul rencana. Dari hati timbul perasaan. Dari hati kemarahan diungkapkan. Dari hati keluarlah pikiran-pikiran, perkataan dan tindakan.
Namun banyak orang kurang menyadari hal ini. Banyak orang sering ceroboh dalam hidup ini. Akibatnya, mereka kehilangan hati yang tulus dan murni dalam menjalani hidup ini. Mereka bertindak seenaknya saja. Ada hal yang hilang dari hidup mereka, sehingga mereka kurang punya ketahanan hidup.
Bagi kita, hati adalah area yang penting dalam kehidupan ini. Hati yang baik mengatur dan mengarahkan setiap hal yang kita kerjakan. Untuk itu, kita mesti menjaga hati kita dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan menghidupi nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari Tuhan sendiri.
Kalau kita mampu menjaga hati kita dari hal-hal yang kurang baik, kita mampu memancarkan kebaikan Tuhan dalam hidup ini. Kita dapat menemukan bahwa Tuhan begitu mencintai hidup kita. Tuhan tidak pernah menolak kehadiran kita. Tuhan tetap menguasai diri kita, bukan hal-hal lain yang sering mengganggu hidup kita.
Sang bijak berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23). Mari kita menjaga hati kita, agar kita mampu memancarkan kasih Tuhan kepada sesama kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO – Majalah FIAT
Palembang (masih) Kota Asap
1176
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.