Seorang bijak berkata, ”Akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari imannya.” Bagaimana sikap Anda terhadap uang yang Anda miliki?
Suatu hari seorang pemuda merasa gelisah hatinya. Ia sudah berusaha untuk hidup ugahari, namun uangnya cepat berkurang. Ia mengaku, ia sering berbelanja. Ia tidak bisa mengendalikan keinginan dirinya. Padahal ia sudah punya program untuk hidup ugahari. Ia ingin menjadi orang yang kaya harta.
Ia sibuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Ia tidak hanya punya satu usaha. Ia membangun berbagai usaha untuk segera meraih impiannya, yaitu menjadi orang kaya. Ia menabung banyak uang di sejumlah bank dari berbagai usaha yang ia punyai. Banyak kali ia mesti menyibukkan diri dalam mengurus berbagai usahanya itu. Ia merasa tidak punya banyak waktu untuk dirinya sendiri.
Karena itu, ia merasa resah ketika ia gagal dalam upayanya untuk hidup ugahari. Ia mudah tergoda untuk menggunakan kekayaannya demi hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya, ia selalu membeli sofa kesukaannya. Berbagai bentuk dan macam sofa ia beli. Sebenarnya, ia tidak pakai sofa-sofa itu. Ia hanya pakai satu untuk di ruang kerjanya. Sedangkan sofa-sofa yang lain hanya dipajang atau disimpan di gudang.
Akhirnya pemuda itu merefleksi diri. Ia tidak lagi memboroskan uangnya untuk memenuhi keinginan hatinya. Ia menggunakan uangnya untuk membantu orang-orang miskin. Menurutnya, dengan cara ini, ia dapat membantu banyak orang untuk hidup lebih baik. Ia tidak merasa kekurangan dalam hidupnya, meski ia melepaskan uangnya untuk orang lain.
Sahabat, banyak orang di zaman sekarang mencari dan mengejar kekayaan. Mereka mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Mereka merasa bahwa uang mampu memberi kebahagiaan dan ketenangan bagi mereka dalam hidup ini. Mereka mengorbankan begitu banyak waktu dan tenaga untuk mencari dan mengumpulkan uang. Tetapi apakah mereka semakin bahagia dalam hidup ini?
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa harta kekayaan bukan ukuran untuk meraih kebahagiaan dalam hidup. Harta kekayaan sering mengganggu hidup manusia. Manusia menjadi bingung dan resah oleh banyaknya harta kekayaan itu. Manusia merasa terganggu oleh harta kekayaan itu.
Faktanya, uang tidak pernah membuat manusia kaya. Mereka yang sudah kaya masih saja tetap merasa kurang. Mereka mencari dan mengejar uang yang lebih banyak lagi. Filsuf Lucius Annaeus Seneca berkata, “Uang belum pernah membuat orang menjadi kaya.” Sebaliknya uang justru membuat kita selalu merasa miskin, merasa kurang dan tamak, bahkan tidak peduli sebanyak apa pun uang yang telah kita miliki.
Karena itu, orang beriman mesti selalu waspada saat berhadapan dengan uang. Uang bisa membawa bahagia bagi hidup. Tetapi uang juga bisa membawa bencana bagi hidup. Orang mesti memiliki sikap batin yang baik berhadapan dengan uang dan harta kekayaan. Dengan demikian, orang menggunakan harta kekayaan bagi kesejahteraan hidupnya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO
919
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.