Seorang bijak berkata, “Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan.” Dalam konteks ini, kita diajak untuk merefleksikan potensi-potensi yang ada dalam diri kita.
“Ada cukup energi atom dalam pikiran manusia untuk meledakkan kota New York,” kata Dr Norman Vincent Peale.
Menurut penulis buku laris The Power of Positive Thinking ini, pikiran manusia memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan pikiran itu mampu membuat manusia menguasai dunia. Kalau kekuatan pikiran manusia ini sepenuhnya digunakan oleh manusia, hal-hal yang luar biasa akan terjadi. Sampai saat ini, setiap orang hanya mampu menggunakan kekuatan pikirannya sebanyak 10 persen. Lalu ke mana 90 persen kekuatan pikiran manusia yang lain?
Ternyata manusia belum menggunakan kekuatan pikirannya seratus persen. Ada berbagai sebab. Namun satu hal yang pasti adalah manusia tidak menggunakan pikirannya untuk berpikir secara positif. Banyak orang menggunakan pikirannya untuk hal-hal negatif. Akibatnya, pikirannya terkungkung oleh hal-hal negatif yang tidak menumbuhkan dirinya. Hal-hal negatif itu justru mengerdilkan dirinya.
Ada data yang menarik, yaitu si jenius teori relativitas, Albert Einstein menggunakan hanya 15 persen potensi pikirannya. Pikiran manusia memiliki kuasa yang super dahsyat, namun manusia menyia-nyiakan 90 persen dari daya ini. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Sahabat, manusia diciptakan Tuhan dengan potensi-potensi. Tuhan tidak menciptakan manusia dalam keadaan kosong. Tuhan tidak menciptakan manusia seperti kertas putih. Di dalam diri manusia yang masih lemah gemulai yang lahir dari seorang perempuan itu sudah tertera potensi-potensi dirinya. Hal ini termasuk potensi yang ada dalam pikirannya.
Sayang, potensi-potensi itu sering ditelantarkan oleh manusia. Manusia yang hidup dalam kungkungan budaya yang ketat akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan dirinya secara kreatif. Orang seperti ini cenderung merasa enggan untuk mengembangkan dirinya. Orang seperti ini lebih curiga terhadap kemajuan-kemajuan zaman. Orang seperti ini tidak percaya pada kreativitas dalam hidup. Prinsipnya adalah hidup biasa-biasa saja sudah cukup, kok mau bersusah-susah.
Sebaliknya, orang yang memiliki kesempatan untuk menumbuhkan potensi dirinya akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan pikiran dan tenaganya untuk membangun hidup. Orang seperti ini akan kreatif dalam hidupnya. Ia terus-menerus melakukan invoasi-inovasi baru untuk meraih sukses dalam hidupnya. Orang seperti berusaha menggunakan pikirannya untuk hal-hal yang baik. Ia berusaha berpikir positif dalam hidupnya.
Bagi orang beriman, menggunakan kekuatan pikiran untuk kesejahteraan manusia menjadi suatu ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan. Tuhan telah memberikan potensi diri itu dengan cuma-cuma. Karena itu, manusia mesti menggunakannya dengan baik untuk kebahagiaan manusia. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
KOMSOS KAPal
918
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.