Apa yang akan Anda lakukan berhadapan dengan sesama Anda yang membutuhkan bantuan? Anda hanya mengulurkan tangan Anda dengan memberi barang-barang kebutuhannya? Atau Anda akan melakukan hal-hal yang lebih besar?
Wilma Glodean Rudolph lahir dengan sakit polio. Ia juga lahir prematur dengan berat dua kilogram. Selama lima tahun pertama, ia habiskan di tempat tidur. Lantas dari usia lima hingga sebelas tahun ia mesti menggunakan tongkat untuk berjalan. Namun ia punya senjata rahasia, yaitu ia memiliki sebuah keluarga yang sangat mencintai dirinya, termasuk 22 saudaranya dari dua perkawinan.
Saudara-saudaranya itu secara bergantian mengurut kakinya yang polio itu setiap hari. Sang Ibu, Blanche, menyopirinya setiap minggu sejauh 90 mil pergi pulang ke sebuah rumah sakit di Nashville, Tennessee (USA), untuk menjalani terapi. Kasih itu membuat Wilma semakin memiliki daya juang dan daya hidup.
Suatu hari Minggu, pada usia sebelas tahun, ia melepaskan tongkatnya untuk berjalan sendiri memasuki gereja. Dia dapat berjalan dengan baik. Peristiwa itu membuat Wilma semakin rajin untuk berlatih. Ia mulai bermain basket di sekolahnya. Saat duduk di bangku SMA, ia mampu bermain basket dengan baik. Ia berhasil membuat skor 49 point dalam satu pertandingan.
Ia pun beralih ke atletik. Ia berlatih di lintasan lari. Hari demi hari ia berlatih bersama pelatihnya. Ia kemudian menjadi bagian dari tim olimpiade Amerika Serikat. Ia terjun dalam dua olimpiade tahun 1956 dan 1960. Ketika terjun dalam Olimpiade Roma tahun 1960, ia menjadi perempuan tercepat di dunia. Saat itu, ia merebut tiga medali emas olimpiade. Ia menjadi perempuan Amerika Serikat pertama yang merebut tiga medali emas dalam satu olimpiade. Luar biasa.
Sahabat, cinta kasih mengalahkan segalanya. Ini yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Cinta kasih menjadi kekuatan yang ampuh dalam menghadapi berbagai persoalan dan kesulitan hidup. Ketika orang kekurangan cinta kasih, orang akan mengalami kesulitan dalam hidup ini.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa memiliki kasih yang besar kepada sesama kita. Kasih dari orang-orang terdekat telah menyelamatkan hidup Wilma Rudolph. Ia bangkit dari situasi hidupnya yang sulit. Kondisi hidup bersama yang baik telah menjadikan dia seorang bintang yang cemerlang.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menciptakan banyak bintang kalau kita saling memberi dukungan. Kita saling mengasihi sebagai saudara. Bintang yang cemerlang tidak jatuh dari langit. Namun bintang itu tumbuh dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan. Ketika orang dapat melewati rintangan itu, orang mampu mengukir berbagai prestasi yang gemilang.
Hidup tanpa kasih akan mengalami kesulitan dalam meraih prestasi. Orang mengalami jalan buntu dalam kehidupannya. Orang hanya akan mengeluh setiap kali berhadapan dengan kesulitan-kesulitan hidup. Akhirnya hidup ini tanpa makna. Hidup ini hanya dipenuhi dengan berbagai beban yang sulit dilepaskan.
Karena itu, orang beriman mesti selalu menumbuhkembangkan cinta kasih dalam perjalanan hidupnya. Hanya dengan cinta kasih yang mendalam orang akan menemukan hidup ini memiliki makna yang indah dan mendalam. Cinta kasih mendorong manusia untuk saling memberi dukungan. Cinta kasih mendorong manusia untuk saling membahagiakan dalam hidup sehari-hari. Mari kita saling memberi dukungan sebagai bentuk kita saling mengasihi dalam hidup sehari-hari. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1125
1125
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.