Pages

30 Mei 2014

Jangan Meratapi Kekurangan


Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda menyadari bahwa Anda punya kelemahan dan kekurangan? Anda meratapinya? Atau Anda berusaha untuk belajar dari sesama untuk meningkatkan ketrampilan?

Ada dua ember yang sering dipakai petani untuk menyiram bawang putih di kebunnya. Ember yg satu bocor dan yang satunya utuh. Setiap hari petani itu menggunakan kedua ember itu untuk menyiram bawang putih. Ia mengambil air dari kolam yang ada di belakang rumahnya. Bawang-bawang putih tumbuh subur dan memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi petani itu.

Namun suatu hari, ember yang bocor itu merasa tidak nyaman. Ia mengeluh, "Pak Tani, maaf ya. Selama menjadi ember, saya tidak maksimal dalam membantu bapak. Karena saya bocor dan sampai di kebun bawang putih, air untuk menyiram tinggal separuh saja."

Pak Tani berkata, "Saudara ember bocor, Anda tidak perlu bersedih. Lihat bunga-bunga di pot di pinggiran kolam itu. Subur khan? Itu karena setiap kali saya ke kebun, tetesan-tetesan bocormu itu menyirami bunga. Terima kasih!"

Ember bocor itu pun makin percaya diri. Ia membiarkan dirinya dipakai oleh petani itu setiap hari. Bunga-bunga tumbuh subur dan memberi keindahan selama ember bocor itu digunakan oleh Pak Tani.

Sahabat, banyak orang merasa minder oleh kehadiran mereka yang dirasa kurang memberi makna bagi kehidupan bersama. Mengapa? Karena mereka punya kelemahan-kelemahan. Mereka punya kekurangan-kekurangan yang membuat diri mereka terasa kurang.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa sebenarnya kita semua memiliki kekurangan-kekurangan dalam kehidupan ini. Namun kekurangan itu jangan membuat kita cemas. Kita tidak perlu merasa sedih dengan kekurangan yang ada pada diri kita. Kekurangan-kekurangan mesti membantu kita untuk membuka diri bagi bantuan orang lain.

Orang yang rendah hati akan menerima kekurangan sebagai kekuatan untuk maju dalam hidup ini. Karena itu, orang mesti berusaha untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan menemukan kekurangan-kekurangan itu, orang bisa menggunakannya untuk memperbaiki hidup ini.

Kelemahan atau kekurangan yang ada pada diri menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar sesuatu yang baru. Kita dapat belajar dari sesama kita yang memiliki kemampuan di bidang yang kita sendiri lemah. Misalnya, seseorang yang pandai dalam bidang matematika bias mengajar kita yang tidak mampu dalam bidang ini. Dengan demikian, kita bisa meningkatkan kemampuan kita.

Dengan belajar dari orang lain, kita meningkatkan ketrampilan-ketrampilan kita. Kita mengasah kemampuan-kemampuan kita menjadi semakain baik hari demi hari. Sayang, banyak orang lebih sering meratapi kekurangan dan kelemahan dirinya. Semestinya orang tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan karena kekurangan dan kelemahan dirinya. Mari kita berusaha meningkatkan ketrampilan kita dengan belajar dari sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT


1096

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.