Pages

01 Juni 2014

Bertahan dalam Pengharapan Membawa Sukacita

 
Memiliki pengharapan merupakan bagian dari menumbuhkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Namun sering orang mudah putus asa. Orang tidak mudah bertahan dalam pengharapan.

Seorang pemuda sedang memancing di sebuah tambak ikan. Ia berharap, hari itu ia mendapatkan banyak ikan. Ia ingin menghadiahkan ikan itu untuk mamanya yang tersayang. Hari itu, sang mama merayakan ulang tahun kelimapuluh. Setengah abad. Jadi ia ingin membuat kejutan bagi sang mama tercinta.

Sayang, hingga sore menjelang, belum banyak ikan yang ia peroleh. Rupanya ikan-ikan di tambak itu tinggal sisa-sisa. Ikan-ikan di tambak itu baru dua hari lalu dipanen oleh pemiliknya. Namun pemuda itu tetap punya pengharapan untuk mendapatkan ikan yang banyak.

Pemuda itu tidak putus asa meski setiap kali melempar pancing, ia tidak memperoleh ikan. Ia tetap tersenyum. Ketika matahari mulai tenggelam, ia pun beranjak pulang. Dengan lima ekor ikan yang ia peroleh, ia pulang ke rumah dengan gembira. Ia membersihkan ikan-ikan itu. Lantas ia membakar ikan-ikan itu. Itulah persembahan yang bisa ia berikan bagi sang mama tercinta.

Sahabat, banyak orang kehilangan harapan ketika ada aral yang melintang di hadapan mereka. Rasa putus asa kemudian menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak ada gairah lagi dalam hidup ini. Orang menjalani hidup ini dengan penuh pesimisme. Akibatnya menjadi jelas, yaitu orang akan mengalami stress dalam kehidupannya.

Kisah di atas memberi kita warna kehidupan yang berbeda. Kesulitan dihadapi dengan gairah hidup yang penuh pengharapan. Pemuda itu tidak mau putus asa dalam upayanya membahagiakan sang mama. Baginya, memiliki pengharapan itu jauh lebih baik daripada berhenti tidak melakukan apa-apa. Meski mendapatkan ikan yang tidak banyak, ia berbahagia. Ia boleh mengungkapkan rasa sayangnya kepada sang mama.

Orang yang memiliki pengharapan itu memberi kekuatan dan rasa aman bagi jiwa. Harapan adalah sikap yang sehat. Mengantisipasi yang baik membawa kenyamanan bagi pikiran dan hati.

Sebaliknya, keadaan putus asa merupakan kondisi yang mengerikan. Kondisi ini menyedihkan bagi kehidupan manusia. Bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang yang hidup di sekitar kita. Orang yang kehilangan harapan berjalan dalam terowongan gelap yang panjang.

Orang beriman mesti selalu memiliki pengharapan dalam hidup. Mengapa? Karena pengharapan memberikan rasa optimis dalam hidup. Pengharapan mampu membangkitkan gairah dalam menjalani hidup ini. Pengharapan membuat orang memiliki kreativitas untuk membahagiakan diri dan sesamanya.

Mari kita menggantungkan harapan kita pada Tuhan semata. Tuhan akan melengkapi pengharapan kita dengan rahmat demi rahmat-Nya. Untuk itu, kita mesti berpasrah diri kepadaNya. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk menemukan kebahagiaan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO/KOMSOS KAPal

1097

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.