Apa yang akan Anda lakukan, ketika berbagai rintangan menghadang upaya Anda untuk meraih sukses? Anda berhenti di tengah perjalanan hidup ini? Atau Anda berusaha untuk menghadapi rintangan-rintangan itu dengan penuh optimisme?
Seorang bocah berusia sembilan tahun asal Amerika menjadi orang termuda yang berhasil mencapai puncak gunung Aconcagua, puncak tertinggi di benua Amerika. Tyler Amstrong mendaki pegunungan Andes di Argentina itu bersama ayahnya dan seorang sherpa asal Tibet, Lhawang Dhondup.
Meski berhasil mencapai puncak gunung Aconcagua, Tyler tetap rendaha hati. “Semua bocah bisa melakukan ini, cuma perlu mencoba saja,” katanya.
Ia berhasil mencapai puncak pada malam Natal tahun 2013 yang lalu. Tahun sebelumnya pencapaian tertingginya adalah puncak Kilimanjaro, titik tertinggi di Afrika.
Tentang rahasia suksesnya, ia berkata, “Yang penting pusatkan perhatian pada tujuan.”
Tetapi pencapaian ini bukan main-main. Sudah lebih dari 100 orang yang meninggal dunia akibat upaya pendakian tersebut, yang terletak di titik hampir 7000 meter di atas permukaan laut.
Dalam kekaguman dan masih merasa ngeri, Tyler berkata, “Anda bisa melihat atmosfer dunia dari puncaknya. Semua awan ada di bawah dan sangat dingin.”
Ayahnya, Kevin Armstrong, mengatakan bahwa putra kecilnya itu berlatih mendaki secara rutin dua kali dalam sehari. Ia melakukan latihan itu selama enam bulan sebelum akhirnya melakukan pendakian ke Aconcagua.
“Sebagian besar orang mengira kami sebagai orangtua memaksa Tyler melakukan pendakian ini, yang sebenarnya adalah sebaliknya,” kata sang ayah.
Karena usianya yang masih belia, Tyler membutuhkan izin khusus dari seorang hakim di Argentina untuk melakukan pendakian itu. Menurut ayahnya, sang hakim juga mempertimbangkan bahwa upaya ini dilakukan dengan tujuan amal, yakni menggalang dana untuk riset penyakit kelainan otot muscular dystrophy.
Sahabat, hidup selalu penuh dengan tantangan. Namun ketika orang takut terhadap tantangan, orang tidak akan pernah meraih sukses dalam hidup ini. Hanya orang yang punya nyali yang kuat yang mampu menaklukan tantangan-tantangan yang sedang menghadang. Karena itu, yang dibutuhkan adalah memiliki keberanian untuk meraih kesuksesan.
Kisah Tylor memberi kita inspirasi untuk menciptakan prestasi demi prestasi dalam perjalanan hidup ini. Meski umurnya baru sembilan tahun, ia berani menghadapi dinginnya salju di puncak gunung Aconcagua itu. Namun ia meraih prestasi sebagai pendaki termuda dengan kerja keras. Ia mesti menyiapkan diri selama enam bulan untuk mewujudkan mimpinya. Artinya, ia tidak hanya bermalas-malasan sebelum menaklukan puncak gunung tertinggi di Amerika Selatan itu.
Untuk meraih sukses orang tidak bisa hanya duduk berpangku tangan saja. Orang mesti berjerih payah atau bekerja keras. Orang yang malas itu orang yang tidak punya tujuan dalam hidup ini. Orang seperti ini melihat hidup selalu diliputi oleh rintangan dan halangan. Orang seperti ini selalu pesimis dalam menjalani hidup ini.
Sebaliknya, orang yang rajin selalu melihat hidup ini dari sudut pandang positif. Mereka selalu optimis untuk meraih sukses meski ada begitu banyak rintangan dan halangan dalam menapaki perjalanan hidup ini.
Orang beriman adalah orang yang selalu melihat hidup ini dari sudut pandang positif. Orang beriman selalu optimis dalam hidupnya. Selalu ada jalan dan cara untuk menghadapi rintangan yang menghadang perjalanan hidup ini. Mari kita meraih sukses dengan selalu memiliki optimisme dalam hidup ini. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk mengalami sukacita dan damai. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1121
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.