Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda menyaksikan terancamnya kehidupan sesama Anda? Anda diam dan menutup mata Anda rapat-rapat? Atau Anda mau memperjuangkannya?
Sebuah panel penyelidik PBB, Kamis (19/12/2013), mengatakan pihaknya yakin pemerintah Suriah sedang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan melenyapkan orang secara sistematis. Para pemberontak belum lama ini juga mulai melenyapkan para lawan mereka. Taktik perang digunakan pemerintah Presiden Bashar Assad. Taktik itu dapat dikatakan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Mengapa? Karena hal itu merupakan bagian dari kebijakan untuk menyebarkan teror dan penderitaan mental di kalangan orang-orang yang bertanya-tanya tentang orang yang mereka cintai.
Namun, kata panel itu, sebagian besar oposisi melakukan kejahatan perang dengan menculik pendukung hak asasi manusia, wartawan, aktivis, pekerja kemanusiaan, pemimpin agama dan orang-orang yang dianggap sebagai pendukung pemerintah Assad. Itu merupakan kejahatan perang karena walau tidak sistematis, para korban biasanya disandera untuk mendapatkan tebusan atau untuk dipertukarkan. Keberadaan mereka tidak disembunyikan.
Kelompok oposisi Suriah di pengasingan, yaitu Koalisi Nasional Suriah, mengatakan setiap kelompok oposisi yang secara ilegal menangkap dan manahan warga sipil tak berdosa sedang melanggar tujuan dasar pemberontakan Suriah. Juru bicara koalisi itu berkata, "Tindakannya melayani kepentingan rezim."
Paulo Sergio Pinheiro, seorang diplomat dan ilmuwan Brazil, mengatakan pihaknya menemukan "sebuah pola luas yang konsisten" yang dilakukan pihak keamanan, angkatan bersenjata dan milisi pro-pemerintah Suriah. Mereka menangkap orang secara massal atau pencarian dari rumah ke rumah, di pos pemeriksaan dan rumah sakit. Kemudian mereka melenyapkan orang-orang itu dan bahkan menyangkal mereka pernah ada. Dalam tiga tahun konflik, perang saudara telah menewaskan lebih dari 120.000 orang.
Sahabat, semestinya dunia yang semakin maju dan beradab tidak lagi mengandalkan perang untuk menyelesaikan konflik. Sayang, perang masih menjadi solusi bagi penyelesaian suatu masalah. Padahal akibat perang itu sangat mengerikan. Kemanusiaan selalu menjadi korban dari sebuah perang. Kehidupan manusia selalu menjadi sasaran kemusnahan.
Laporan panel PBB tadi membuat bulu kuduk kita berdiri. Mesti begitukah tingkah manusia terhadap sesamanya? Sampai-sampai melakukan pembunuhan secara sistematis terhadap sesamanya yang tidak berdosa? Semestinya di dunia yang semakin beradab ini, pemusnahan terhadap kehidupan telah dihentikan. Yang diandalkan manusia adalah hati yang berkelimpahan kasih. Hati yang melihat sesamanya sebagai saudara yang mesti diselamatkan ketika berada dalam bahaya.
Orang beriman mesti mengatakan ‘stop’ terhadap pemusnahan terhadap kehidupan. Orang beriman mesti senantiasa memperjuangkan kehidupan. Mengapa? Karena kehidupan itu sangat berharga. Kehidupan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mengekspresikan kasih sayangnya terhadap sesamanya.
Karena itu, kita mesti mulai dari diri kita sendiri untuk senantiasa memperjuangkan kehidupan dalam peristiwa-peristiwa hidup kita. Memang, hal ini tidak gampang, karena kita masih memiliki egoisme. Namun dengan rahmat Tuhan, saya yakin kita akan dikuatkan untuk memilih memperjuangkan kehidupan daripada kematian. Mari kita terus-menerus berjuang untuk keselamatan umat manusia. Dengan demikian, hidup ini memiliki makna yang mendalam. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1118
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.