Pages

Tampilkan postingan dengan label jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jalan. Tampilkan semua postingan

25 April 2016

Memilih Kebenaran untuk Hidup yang Damai

 

Sering orang tidak berani hidup dalam kebenaran. Mengapa? Karena sering hidup dalam kebenaran memiliki risiko yang besar. Namun bagi orang beriman, hanya kebenaran yang mampu memberi sukacita dalam hidup ini.

Ada seorang teman yang sering mendapat ancaman dari teman-teman kerjanya. Tidak jarang, ia sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apa yang sudah ia lakukan, sehingga dirinya sangat dibenci oleh orang banyak?

Rupanya teman itu seorang yang jujur. Dalam setiap hal yang dia kerjakan dalam hidupnya, ia selalu mencerminkan bahwa dirinya selalu membawa kebaikan. Hal inilah yang membuat ia dibenci oleh banyak orang.

Bagi mereka, teman itu merupakan ancaman besar. Ia bisa melaporkan ketidakbecusan mereka kepada atasan. Mengapa? Karena ia tahu semua kebobrokan yang mereka lakukan. Ia tahu persis manipulasi yang mereka lakukan terhadap penjualan produk-produk perusahaan.

Suatu hari, ancaman kata-kata berwujud dalam ancaman fisik. Sejumlah rekan kerjanya memukuli dia babak belur. Ia tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Tiba-tiba saja ia dihajar babak belur seperti itu. Matanya lebam. Mulutnya mengalami luka memar. Dua giginya hampir rontok.

Meski ia sudah tidak berdaya, teman-teman sekerjanya itu masih juga mengancam agar dia tidak melaporkan kejadian itu kepada pemimpin perusahaan. Mereka mengatakan bahwa ia akan dihajar lagi kalau pemimpin perusahaan mengetahui kejadian itu.

Tidak mudah memperjuangkan kebenaran. Resikonya sangat besar bagi orang-orang yang memperjuangkan kebenaran. Hal ini bisa berakibat pada kehidupan diri seseorang. Namun kebenaran mesti selalu diperjuangkan dalam hidup ini, karena kehidupan yang harmonis hanya diperoleh melalui kebenaran.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk senantiasa memperjuangkan kebenaran dalam hidup ini. Memang, risikonya sangat besar. Namun bagi orang beriman, memperjuangkan kebenaran merupakan jalan menuju hidup yang sesungguhnya. Hidup dalam ketidakbenaran hanya suatu situasi semu. Orang selalu mengalami ketidaknyamanan dalam hidup ini.

Untuk itu, orang beriman mesti selalu berusaha untuk hidup dalam kebenaran. Artinya, orang berani memilih untuk hidup dalam kebenaran meski ada risiko yang mesti dihadapi. Hidup dalam kebenaran itu suatu hidup yang sesungguhnya. Bukan hidup dalam kepura-puraan. Suatu hidup yang mengandalkan Tuhan yang merupakan sumber kebenaran yang sejati.

Untuk itu, kesetiaan dan kesungguhan dalam mengikuti panggilan Tuhan mesti menjadi hal yang utama dalam perjalanan hidup kita. Tuhan menjadi sumber sukacita bagi orang yang terus-menerus memperjuangkan kebenaran. Memilih kebenaran berarti orang selalu mengikuti jalan Tuhan. Mengapa? Karena jalan Tuhan adalah jalan kebenaran. Jalan menuju kepada kebahagiaan sejati.

Mari kita memilih kebenaran untuk hidup yang lebih baik dan bahagia. Dengan demikian, kita boleh bersama-sama membangun hidup yang sesungguhnya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

1191

09 Mei 2011

Selalu Ada Jalan bagi Manusia



Nama Erma Bombeck sangat populer di Amerika. Lebih dari 30 tahun Erma menulis kolom humor di sebuah majalah terkenal. Ia menerbitkan 15 buku laris, muncul secara berkala di acara televisi Good Morning Amerika. Ia masuk cover majalah Time, menerima gelar kehormatan yang tak terhitung banyaknya. Ia diakui sebagai salah satu dari dua puluh lima wanita paling berpengaruh di Amerika. Sebuah prestasi yang mencengangkan.

Sayang, banyak orang hanya melihat dan terpukau dengan kesukesannya. Mereka lupa akan proses yang harus dijalaninya untuk mencapai semua kesuksesan itu. Sesungguhnya Erma Bombeck mengalami begitu banyak masalah besar yang sangat serius. Dalam hal kesehatan, Erma terkena kanker payudara dan mengalami gagal ginjal.

Dalam pencapaian hidup, Erma mengalami kegagalan yang tak terhitung lagi jumlahnya. Album komedinya hanya terjual dua buah saat launching perdana. Film komedi situasi yang dibintanginya tidak laku. Saat acara penandatanganan bukunya, Erma hanya didatangi dua orang saja. Satu orang bertanya mengenai arah ke toilet. Yang seorang lagi bertanya berapa harga meja yang sedang dipakainya.

Erma mengalami proses yang sedemikian pahit. Tetapi karena dia ulet, tekun dan tetap maju, akhirnya dia menjadi wanita yang sangat sukses. Orang sukses adalah orang yang pernah gagal, tapi tidak pernah menganggap dirinya sebagai orang yang gagal. Jika hari ini kita sedang terpuruk di dalam kegagalan, bukan berarti kita ditakdirkan untuk selamanya gagal.

Sahabat, bagaimana Anda menyikapi kegagalan yang pernah Anda alami dalam hidup ini? Apakah Anda terpuruk dalam kegagalan itu? Atau Anda ingin bangun dari kegagalan dan memacu diri Anda untuk sukses yang akan Anda raih?

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang begitu mudah menyerah terhadap kegagalan-kegagalan yang mereka alami. Mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah bangkit lagi untuk meraih sukses. Tentu saja pandangan seperti ini sangat keliru. Orang mesti berani mengubah perspekstif atau sudut pandang. Orang mesti berusaha untuk bangkit dari kegagalan hidupnya. Orang mesti berani menyusun strategi-strategi baru untuk meraih kesuksesan itu.

Kisah tadi memberi kita inspirasi bahwa kegagalan dalam hidup itu mampu memacu seseorang untuk meraih sukses. Orang tidak perlu trauma terhadap suatu kegagalan. Sebaliknya, orang mesti berani menghadapi kegagalan itu dengan jiwa yang besar. Hanya dengan cara itu, orang mampu berhasil dalam hidupnya.

Untuk itu, orang beriman mesti mau berusaha untuk menemukan strategi-strategi baru dalam menghadapi peristiwa-peristiwa hidupnya. Dengan demikian, orang akan menemukan sesuatu yang berguna bagi kesuksesan dalam hidupnya. Jangan pernah mengganggap Anda gagal, meski Anda pernah mengalami kegagalan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

675