Pages

26 November 2013

Berusaha Setia Kendati Lemah

 
Sejauh mana kesetiaan Anda kepada orang-orang yang sangat dekat dengan Anda? Ketika Anda merasa dikhianati, apakah Anda masih setia?

Ada seorang anak yang dijanjikan oleh ayahnya untuk jalan-jalan ke pantai dan berenang pada hari Minggu. Itulah hadiah baginya atas prestasi menjadi juara satu di kelasnya, bahkan di sekolahnya. Sudah sering ia meraih prestasi seperti itu, namun baru kali ini ia mendapat hadiah dari sang ayah. Sungguh, suatu kesempatan yang sangat indah baginya bisa jalan-jalan dan berenang.

Ayahnya berjanji akan menepati acara jalan-jalan dan berenang itu. Mendengar janji itu, betapa senang hati anak tersebut. Hatinya berbunga-bunga. Sudah satu minggu, ia tidak bisa tidur hanya karena akan bersenang-senang bersama ayahnya. Anak itu sudah membayangkan bagaimana main-main dengan air, berenang kemudian bakar ikan di pantai.

Tetapi pada hari Minggu pagi, sang ayah mendapatkan telpon dari bos-nya untuk menemaninya keluar kota. Ini masalah pekerjaan, sehingga ia tidak bisa menolak. Ia harus mengikuti perintah bosnya itu. Bosnya akan mengadakan perjalanan bisnis pada hari itu juga. Kalau ia tidak mengikuti perintah itu, bisa-bisa ia dipecat dari pekerjaannya.

Karena itu, dengan hati kecewa ia meminta maaf kepada sang anak yang sudah siap-siap dengan pakaian olahraganya untuk jalan-jalan ke pantai. Mendengar permintaan maaf itu, sanga anak terpana. Ia sangat kecewa. Hadiah yang terindah itu belum terwujud. Janji itu belum menjadi nyata. Air matanya meleleh. Tetapi kemudian ia mesti menganggukkan kepala demi pekerjaan sang ayah. Ia tidak boleh memaksa ayahnya.

Sahabat, banyak janji yang diucapkan dari bibir-bibir manusia. Banyak pasangan suami istri berjanji untuk saling setia saat mereka menikah. Tetapi kemudian janji-janji itu tinggal janji saat ada tantangan yang menghadang kelanggengan keluarga. Ketika ada yang tidak setia alias selingkuh, kesepakatan untuk hidup bersama pun berakhir. Begitu mudah orang mengkhianati cintanya.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tetap setia pada janji-janji yang telah kita ucapkan. Apa pun tantangan yang menghadang, semestinya kita tetap setia pada janji yang telah kita buat. Ketika kita membuat suatu janji sebenarnya kita tidak hanya sekedar mengucapkannya. Janji itu mesti terwujud dalam keseharian hidup kita. Janji itu mesti menjadi nyata dalam perjalanan hidup kita.

Untuk itu, kita mesti bercermin dari kesetiaan Tuhan. Dalam perjalanan hidup ini, Tuhan selalu setia kepada manusia, ciptaanNya. Kesetiaan itu tampak dalam rahmat demi rahmat yang dicurahkan ke dalam diri kita. Tuhan tetap setia, meski kita sering tidak setia kepadaNya. Tuhan tetap mengasihi kita, meski kita sering menolak kasih-Nya dengan melakukan dosa dan kejahatan.

Kasih dan kesetiaan Tuhan itu juga tampak dalam memberikan matahari dan udara untuk manusia. Setiap hari kita boleh menghirup udara yang segar. Setiap hari kita boleh mendapatkan sinar matahari untuk kelanjutan hidup kita.

Karena itu, kita diajak untuk tetap setia kepada Tuhan melalui orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita mesti berusaha untuk tetap setia pada komitmen yang telah kita buat, meski kita ini manusia lemah. Dengan demikian, hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk mewujudkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.