Pages

20 November 2013

Bangun Iman di Atas Firman Tuhan

 

Sejauh mana kekuatan iman Anda? Saat tantangan menghadang Anda, apakah iman Anda tetap kokoh?

Dalam sebuah kegiatan perkemahan pemuda, kaum muda membuat permainan membangun istana pasir di pantai. Beberapa kelompok dibuat dan mereka ditantang untuk membuat istana pasir setinggi mungkin. Ketika mereka sedang membangun istana-istana pasir itu, deburan ombak yang menyapu pantai terus saja menggempur bangunan yang mereka buat.

Menggunakan apapun yang mereka temukan, anak-anak muda itu berusaha membangun istana pasir mereka setinggi dan sekuat mungkin. Mereka berharap, istana pasir itu dapat bertahan terhadap gempuran air laut. Setelah istana itu terbangun, mereka menaruh sebuah bendera kecil di atasnya. Air pasang naik dan anak-anak muda itu kembali ke tenda-tenda mereka masing-masing.

Ketika air pasang itu telah surut, beberapa anak muda itu kembali ke pantai dan mendapati beberapa istana pasir mereka telah hilang, dan yang masih bertahan pun bentuknya sudah tidak karuan. Hasil kerja keras yang mereka banggakan kini sudah lenyap.

Sahabat, kehidupan kita layaknya istana pasir. Ketika kita membangun hidup kita di atas pasir, kita harus siap-siap untuk menghadapi berbagai gempuran. Ada berbagai tantangan yang dapat menjadi penghalang bagi kita untuk mempertahankan kepribadian kita. Iman yang kita bangun akan mudah goyah.

Kisah di atas memberi kita kesadaran untuk membangun hidup kita di atas kekuatan Tuhan. Orang yang mengandalkan kekuatan Tuhan akan menemukan bahwa hidup ini begitu bermakna. Hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk merendahkan diri kita di hadapan Tuhan. Kita biarkan diri kita dikuasai oleh Tuhan. Mengapa? Karena hanya Tuhan yang memberi kita kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Yesus meminta kita untuk membangun kehidupan kita di atas firman Tuhan. Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa firman Tuhan itu memberi inspirasi bagi hidup kita. Firman Tuhan itu bagai batu karang yang menjadi dasar dari iman kita.

Yesus juga mengajak kita untuk menjadi pelaku-pelaku dari firman Tuhan. Mengapa? Karena firman Tuhan hanya tetap menjadi kata-kata hampa, kalau tidak dipraktekkan dalam hidup sehari-hari. Kita mesti berani mempraktekkan apa yang telah kita dengar dari firman Tuhan itu. Dengan demikian, iman kita menjadi kokoh kuat. Iman kita tidak mudah dihempas oleh tantangan-tantangan zaman.

Krisis hidup yang kita alami hanya sebuah ujian atas bangunan kehidupan yang telah kita bangun. Kalau kita bangun hidup iman kita dengan baik dan benar, kita tidak perlu kuatir akan badai yang melanda hidup kita.

“Setiap orang yang mendengar perkataanKu dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan Tuhan dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya," kata Yesus.

Mari kita bangun iman kita dengan dasar firman Tuhan. Dengan demikian, hidup ini menjadi kesempatan untuk melakukan hal-hal baik bagi Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO

984

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.