Apa yang terjadi dalam hidup Anda, kalau Anda memberikan apa yang Anda miliki untuk sesama Anda? Anda merasa kehilangan? Atau Anda merasa Anda menjadi orang yang lebih kaya?
Ada seorang pemuda yang biasa memberi sesuatu kepada teman-temannya. Di saat teman-temannya mengalami kesulitan dalam hidup, ia mengulurkan tangan membantu mereka. Bagi pemuda itu, ia lakukan hal seperti itu sejak ia masih kecil. Orangtuanya selalu mengajarkan kepadanya untuk memberi sesuatu atau bantuan kepada orang lain. Dengan memberi, ia mengalami sukacita dalam hidupnya.
Ia berkata, “Memberi itu membuat saya lebih kaya. Saya punya banyak teman. Saya tidak kehilangan sesuatu pun dalam hidup ini. Bahkan saya mendapatkan banyak hal untuk hidup saya.”
Tentu saja semangat memberi itu sudah menjadi bagian dari hidup pemuda itu. Ia merasakan sakit hatinya saat ia tidak bisa mengulurkan tangannya untuk membantu sesamanya. Ia mengaku, ia pernah tidak bisa tidur semalam suntuk karena tidak bisa membantu temannya.
Meski pemuda itu bukan orang yang kaya, ia selalu berusaha memberikan apa yang dia punyai untuk sesamanya yang membutuhkan. Ia bersyukur memiliki semangat untuk memberi. Dengan cara itu, ia merasakan hidup ini semakin berguna bagi orang lain. Ia boleh mengungkapkan dalam kata dan perbuatan kasihnya kepada sesamanya.
Sahabat, sudahkah Anda memberi sesuatu kepada sesama Anda hari ini? Atau Anda malah menuntut orang lain untuk memberi Anda sesuatu yang Anda butuhkan? Kalau hal kedua ini yang menjadi semangat Anda, lalu Anda akan selalu merasa tidak punya apa-apa. Di saat Anda memberi, Anda akan merasakan ada sesuatu yang hilang dari diri Anda.
Kisah di atas menunjukkan kepada kita bahwa memberi itu menjadi suatu semangat yang menjadi bagian dalam hidup kita. Semangat memberi mesti menjadi hidup kita. Orang yang rela memberikan apa yang dimiliki bagi sesamanya akan mendapatkan banyak hal bagi hidupnya. Ia tidak perlu cemas akan hari depannya. Ia tidak perlu kuatir akan kehilangan apa yang ia berikan itu.
Namun banyak orang tidak suka memberi. Mereka mengira bahwa dengan memberi itu mereka kehilangan banyak hal. Ada yang berprinsip bahwa ia baru mau memberi ketika ia sudah menjadi kaya. Dalam hal ini orang mesti hati-hati. Mengapa? Semangat memberi itu tidak datang dengan tiba-tiba. Semangat memberi itu dapat hadir dalam diri orang berkat kebiasaan memberi yang terus-menerus.
Pemberian yang bernilai tinggi terjadi kita memberikan diri kita bagi kebahagiaan sesama kita. Artinya, di saat situasi menuntut pengorbanan dari diri kita, kita mesti berani memberikan diri kita untuk sesama kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih bermakna. Mari kita memberi. Hanya dengan memberi, kita akan mendapatkan banyak hal untuk kehidupan kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
868
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.