Dalam hidup ini, apa yang Anda mau pertahankan? Harta kekayaan yang berlimpah yang diperoleh dengan tidak halal? Atau Anda ingin tetap mempertahankan kejujuran dalam menggapai sukses dalam hidup Anda?
Beberapa tahun lalu, komite olimpiade mencopot medali emas lari 1500 meter yang dimiliki oleh pelari Bahrain bernama Rashid Ramsi. Hal itu dilakukan, karena Ramsi kedapatan melakukan dopping saat sebelum bertanding. Tes urine yang dilakukan menyatakan bahwa ada obat-obatan yang terkandung di dalamnya. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh Ramsi itu termasuk yang dilarang untuk digunakan dalam dunia olahraga.
Ramsi berkelit. Ia mengatakan bahwa ia tidak melakukan dopping sebelum bertanding. Ia telah melakukan pertandingan dengan jujur. Karena itu, ia mengharapkan pihak komite tidak mencopot medali emas yang telah diraihnya. Ia telah bekerja keras untuk meraih medali emas itu. Ia telah berlatih berbulan-bulan untuk mengikuti lomba itu. Jadi pihak komite bisa berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya.
Ramsi boleh membela diri. Medali itu kemudian diambil daripadanya. Medali itu bukan lagi milik dirinya. Ia tidak bisa mempertahankannya. Ia bisa mempertahankannya, kalau ia berlomba dan memenangi lomba itu di olimpiade yang akan datang. Tentu saja hal ini sangat menantang Ramsi untuk membuktikan kejujuran dirinya.
Sahabat, hidup kita di dunia ini sebenarnya seperti orang yang sedang berada dalam pertandingan. Untuk berhasil meraih ‘medali’ pertandingan, ada banyak tuntutan yang mesti kita penuhi. Dari segi fisik, kita harus melatih tubuh kita agar tetap prima. Dengan demikian, kita dapat tetap bertahan dalam pertandingan itu. Tetapi dari segi psikis, kita juga mesti tetap memperjuangkan kejujuran. Kita tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, saat kita meraih juara, kita meraihnya dengan sukacita.
Kisah di atas mengingatkan kita agar kebenaran dan kejujuran senantiasa dijunjung tinggi dalam hidup ini. Orang mesti bekerja keras untuk meraih impiannya. Orang tidak bisa hanya santai-santai sambil mengharapkan bintang jatuh dari langit. Orang mesti berani berjerih payah untuk meraih sukses dalam hidupnya.
Namun kecenderungan negatif sering memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Orang berani melawan arus kebenaran dan kejujuran untuk meraih kesuksesan dalam hidup mereka. Mereka mengira bahwa dengan mematahkan kebenaran dan kejujuran mereka mampu hidup aman dan tenteram.
Kita menyaksikan begitu banyak pemimpin di negeri ini yang dijebloskan ke penjara begitu turun dari kekuasaan. Mengapa? Karena tidak berhasil mempertahankan ‘medali’ kebenaran dan kejujuran. Godaan uang dan harta membuat mata mereka tersilau. Mereka kemudian tunduk oleh kemilau uang dan harta itu. Ketidakjujuran yang dibungkus dalam korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi bagian hidup mereka.
Karena itu, kita diajak untuk senantiasa mempertahankan ‘medali’ kejujuran. Dengan demikian, kita dapat meraih sukses dengan baik dan benar. Hidup kita menjadi damai dan sejahtera. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
872
Beberapa tahun lalu, komite olimpiade mencopot medali emas lari 1500 meter yang dimiliki oleh pelari Bahrain bernama Rashid Ramsi. Hal itu dilakukan, karena Ramsi kedapatan melakukan dopping saat sebelum bertanding. Tes urine yang dilakukan menyatakan bahwa ada obat-obatan yang terkandung di dalamnya. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh Ramsi itu termasuk yang dilarang untuk digunakan dalam dunia olahraga.
Ramsi berkelit. Ia mengatakan bahwa ia tidak melakukan dopping sebelum bertanding. Ia telah melakukan pertandingan dengan jujur. Karena itu, ia mengharapkan pihak komite tidak mencopot medali emas yang telah diraihnya. Ia telah bekerja keras untuk meraih medali emas itu. Ia telah berlatih berbulan-bulan untuk mengikuti lomba itu. Jadi pihak komite bisa berbuat sewenang-wenang terhadap dirinya.
Ramsi boleh membela diri. Medali itu kemudian diambil daripadanya. Medali itu bukan lagi milik dirinya. Ia tidak bisa mempertahankannya. Ia bisa mempertahankannya, kalau ia berlomba dan memenangi lomba itu di olimpiade yang akan datang. Tentu saja hal ini sangat menantang Ramsi untuk membuktikan kejujuran dirinya.
Sahabat, hidup kita di dunia ini sebenarnya seperti orang yang sedang berada dalam pertandingan. Untuk berhasil meraih ‘medali’ pertandingan, ada banyak tuntutan yang mesti kita penuhi. Dari segi fisik, kita harus melatih tubuh kita agar tetap prima. Dengan demikian, kita dapat tetap bertahan dalam pertandingan itu. Tetapi dari segi psikis, kita juga mesti tetap memperjuangkan kejujuran. Kita tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, saat kita meraih juara, kita meraihnya dengan sukacita.
Kisah di atas mengingatkan kita agar kebenaran dan kejujuran senantiasa dijunjung tinggi dalam hidup ini. Orang mesti bekerja keras untuk meraih impiannya. Orang tidak bisa hanya santai-santai sambil mengharapkan bintang jatuh dari langit. Orang mesti berani berjerih payah untuk meraih sukses dalam hidupnya.
Namun kecenderungan negatif sering memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Orang berani melawan arus kebenaran dan kejujuran untuk meraih kesuksesan dalam hidup mereka. Mereka mengira bahwa dengan mematahkan kebenaran dan kejujuran mereka mampu hidup aman dan tenteram.
Kita menyaksikan begitu banyak pemimpin di negeri ini yang dijebloskan ke penjara begitu turun dari kekuasaan. Mengapa? Karena tidak berhasil mempertahankan ‘medali’ kebenaran dan kejujuran. Godaan uang dan harta membuat mata mereka tersilau. Mereka kemudian tunduk oleh kemilau uang dan harta itu. Ketidakjujuran yang dibungkus dalam korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi bagian hidup mereka.
Karena itu, kita diajak untuk senantiasa mempertahankan ‘medali’ kejujuran. Dengan demikian, kita dapat meraih sukses dengan baik dan benar. Hidup kita menjadi damai dan sejahtera. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
872
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.