Pages

15 November 2013

Mengubah Kelemahan Menjadi Berkat


 Apa yang akan Anda lakukan terhadap kelemahan-kelemahan dan kurangan-kekurangan yang ada dalam diri Anda? Anda merasa sedih, karena kekurangan-kekurangan itu menjadi penghambat dalam usaha untuk memajukan diri Anda?

Emmanuel "Manny" Yarbrough pernah merasa minder dengan tubuhnya yang begitu besar. Wajar saja ia merasa minder. Dengan tinggi 2 meter dan berat badan 350 Kg, siapa yang tidak merasa dirinya sebagai orang aneh di tengah-tengah masyarakat? Setiap mata memandang kepadanya, begitu ia muncul di depan umum. Ada kalanya, ada orang yang mencibir dirinya. Ada yang mengata-ngatai dirinya sebagai orang yang tidak mampu mengendalikan diri.

Tetapi Emmanuel Manny tidak membiarkan dirinya direndahkan. Ia tidak mau terus berlarut-larut dalam keterpurukan. Ia memutuskan untuk membuang pikiran negatif tentang dirinya. Ia mulai bangkit. Caranya adalah dengan mencoba untuk menggali potensi yang ada di dalam dirinya.

Potensi yang ia temukan adalah olahraga Sumo. Ia pun mulai mendalami olahraga tersebut. Setiap hari ia berlatih olahraga Sumo. Ternyata olahraga itu sangat cocok dengan tubuhnya yang besar. Hasilnya sangat luar biasa. Setelah bekerja keras dan pantang menyerah, Pria asal AS tersebut berhasil menjadi juara dunia amatir Sumo. Ia sekaligus menjadi atlet Sumo paling populer di luar Jepang.

Sahabat, setiap orang punya kekurangan. Tetapi apakah hal itu menjadi alasan bagi kita untuk berhenti berjuang? Ternyata tidak! Kekurangan juga bisa menjadi berkat, ketika kita berusaha membuang jauh-jauh rasa rendah diri terhadap kekurangan yang kita miliki. Kekurangan bisa diubah menjadi suatu kesuksesan, ketika kita punya tekad yang besar untuk sukses dalam hidup ini.

Kisah Emanuel Manny menjadi contoh bagi kita untuk mengubah kekurangan yang kita miliki menjadi daya kekuatan bagi hidup kita. Untuk itu, yang dibutuhkan adalah bekerja keras dengan penuh kesungguhan hati. Kita mesti membuang jauh-jauh anggapan orang tentang diri kita. Belum tentu anggapan orang itu benar.

Sayangnya, kadang kita sendiri lebih mudah melihat kekurangan diri kita sebagai suatu hambatan untuk maju. Akibatnya, kita sering ragu-ragu untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar bagi kemajuan diri kita. Kita gampang putus asa untuk mulai mengubah diri kita. Kita merasa diri tidak mampu untuk keluar dari kekurangan diri kita.

Pandangan seperti ini keliru. Kita mesti membuang jauh-jauh persepsi kita yang keliru tentang kekurangan atau kelemahan yang ada pada diri kita. Yang mesti kita lakukan adalah kita mulai bangkit dari kekurangan atau kelemahan itu. Kita jadikan kekurangan kita modal untuk membangun hidup kita.

Memang, hal ini tidak mudah. Tetapi kita mesti berani mulai, agar hidup ini menjadi semakin berguna bagi diri dan sesama kita. Kelemahan yang ada dalam diri kita bukan alasan bagi kita untuk tetap terpuruk dalam kelemahan. Tetapi kelemahan itu menjadi motivasi bagi kita untuk bangkit dan mulai mengembangkan diri kita.

Untuk itu, kita butuh iman. Yesus berkata, “Kalau kamu punya iman sebesar biji sesawai, kamu dapat memindahkan gunung yang ada di hadapanmu ke dalam laut.” Nah, beriman berarti kita mau mengubah kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri kita menjadi berkat bagi diri dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

980 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.