Apa yang akan Anda lakukan ketika sesama Anda dalam hidup bersama mempunyai masalah dalam hidupnya? Anda biarkan saja? Atau Anda terlibat dalam usaha-usaha untuk memecahkan persoalannya?
Ada seorang anak yang merasa kurang bersahabat dengan ayahnya. Ia merasa hidupnya hampa, meski sang ayah ada di sampingnya. Hal itu terjadi karena sewaktu kecil ia jarang berjumpa dengan ayahnya. Ayahnya seorang pengusaha yang sangat sibuk. Setiap kali ia punya masalah, ia selalu curahkan kepada sang ibu. Sedangkan sang ayah selalu merasa ia tidak punya persoalan hidup.
Akibatnya, ia kurang punya relasi yang mendalam dengan ayahnya. “Saya merasa kurang punya cinta terhadap ayah saya. Relasi kami tidak begitu intens. Ketika saya pulang ke rumah, saya jarang bertemu dengan ayah,” kata anak itu.
Kini anak itu punya hidup sendiri. Saat ayahnya berusaha untuk mendekatinya, ia selalu mengelak. Atau ia bisa dekat dengannya, tetapi ia tetap merasa hampa. Relasi antara mereka tidak punya makna yang dalam. Kondisi seperti ini membuat hatinya sedih. Ia ingin sekali dekat dengan ayahnya, tetapi ia mengalami kesulitan untuk mendekati ayahnya. Ada suasana canggung antara mereka.
Situasi seperti ini kemudian membuat dirinya resah. Ia tidak ingin kehilangan ayahnya. Ia tidak ingin hanya dekat dengan ibunya. Ia juga tidak ingin ayahnya merasa terasing dalam keluarganya. Ia ingin ayahnya mau memasang telinga untuk mendengarkan masalah-masalah yang dihadapinya. Ia ingin berbagi pengalaman hidup dengannya.
“Dalam hidup keluarga, semua mesti saling peduli. Ketika ada yang punya masalah, yang lain juga mesti merasakan. Saya ingin ayah saya juga merasakan masalah yang saya alami. Saya ingin ayah bisa membantu saya untuk menyelesaikan masalah-masalah saya,” katanya.
Sahabat, setiap orang ingin membangun relasi yang baik dan intens dengan orang-orang yang terdekat. Relasi yang baik dan intens akan membawa orang pada hidup yang bahagia dan tenteram. Dalam kehidupan bersama itu orang akan saling peduli. Ketika ada yang punya masalah, yang lain ikut terlibat dalam upaya menyelesaikannya.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kegundahan dalam hidup bersama terjadi, ketika ada relasi yang kurang baik dan intens. Anak itu merasa sedih, karena relasi dengan ayahnya kurang akrab. Ia ingin mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya, tetapi ia tidak mampu. Relasi yang kurang dekat dan intens itu menyebabkan ia merasa enggan untuk mengungkapkan masalah-masalahnya kepada ayahnya.
Karena itu, yang dibutuhkan dalam hidup bersama adalah membangun relasi yang baik dan intens. Tentu saja dibutuhkan suatu rasa percaya di antara pada anggota yang hidup bersama itu. Kepercayaan akan memberi suasana bebas untuk saling mengungkapkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Mengapa? Karena ketika satu anggota punya masalah, setiap orang yang ada dalam hidup bersama itu punya kesempatan untuk membantu memecahkan persoalan itu.
Orang beriman dipanggil untuk terlibat dalam persoalan-persoalan hidup sesamanya. Tujuannya untuk membantu sesamanya mengatasi persoalan-persoalan itu. Kehadiran seseorang dalam hidup bersama itu menjadi rahmat bagi orang lain. Rahmat itu semakin membuahkan hal-hal baik, ketika digunakan sebaik-baiknya untuk kebahagiaan bersama. Mari kita membangun relasi yang baik dan intens dengan sesama. Dengan demikian, hidup bersama menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi semua orang. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
TTabloid KOMUNIO
992
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.