Apa yang akan Anda lakukan, kalau egoisme diri terus-menerus menguasai diri Anda? Anda diam saja atau Anda berusaha memeranginya?
Dua hari sebelum pertandingan, seorang pelatih sepakbola yang terkenal dengan kedisiplinannya, memberikan porsi latihan yang lebih berat dari biasanya kepada para pemainnya. Hal ini membuat anak-anak yang dilatihnya itu menggerutu. Namun begitu, mereka tetap menjalani setiap instruksi yang diberikan sang pelatih.
Kelelahan begitu terlihat dari wajah para pemain. Mereka seperti ingin berkata tidak sanggup, tetapi mereka tahu ada maksud baik pelatih memberikan latihan seperti itu. Menjelang malam, akhirnya sang pelatih menyelesaikan latihan pada hari itu.
Seperti biasanya, sebelum membersihkan diri dan bergegas pulang, sang pelatih dan para pemain berkumpul. Sang pelatih menjelaskan mengapa ia melakukan semua itu. “Saya tahu kalian marah kepada saya atau jengkel karena latihan yang berat ini. Namun, tahukah kalian bahwa kita akan menghadapi tim sepakbola yang berat. Bila kita latihan dengan porsi yang sama, maka hasilnya kita akan kalah. Saya yakin kalian semua paham apa yang baru saja kita lakukan,” kata pelatih itu.
Saat pertandingan tiba, kedua tim mengeluarkan kemampuannya di lapangan hijau. Namun, secara tidak terduga tim yang dilatih pelatih super disiplin itu memenangkan pertandingan. Ekspresi gembira terpancar di wajah para pemain. Mereka pun memeluk pelatihnya itu sambil bersorak-sorai.
Sahabat, disiplin diri menjadi salah satu hal yang mengarahkan hidup kita untuk hidup lebih baik dan benar. Orang yang tidak disiplin dalam hidupnya akan mengalami hidup yang tidak teratur. Ia tampak tidak punya arah atau tujuan yang jelas. Ia mudah berbelok ke arah yang tidak seharusnya.
Kisah pelatih yang super disiplin di atas membantu kita untuk mengarahkan hidup kita kepada kebaikan. Tim sepakbola itu berhasil, karena mereka berani mengorbankan diri mereka dengan membangun disiplin yang tinggi. Andaikan mereka mogok saat latihan, tentu mereka akan kalah saat pertandingan sesungguhnya berjalan. Mereka telah menang terhadap egoisme diri.
Tentu saja bagi orang beriman, setiap hari kita bergumul dengan perjalanan hidup kita. Kita berhadapan dengan egoisme diri yang sering mengekang kita untuk maju dalam berbagai bidang kehidupan. Egoisme sering membuat kita enggan untuk melangkah maju dalam hidup ini. Nah, apa yang mesti kita buat dalam situasi seperti ini?
Untuk itu, yang mesti kita lakukan adalah membangun disiplin diri yang mampu menghalau kuatnya egoisme dalam diri kita. Kita mesti berani menerobos tembok egoisme yang cenderung memanjakan diri kita. Dengan cara ini, kita mampu membangun hidup yang lebih baik. Kita tidak perlu terjebak oleh berbagai alasan yang memanjakan diri kita.
Kita butuh rahmat Tuhan untuk membantu kita dalam membangun hidup kita. Karena itu, mari kita membuka diri pada rahmat Tuhan. Dengan demikian, hidup kita menjadi suatu kesempatan untuk mengalami kasih Tuhan yang lebih besar dan besar lagi. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
904
Dua hari sebelum pertandingan, seorang pelatih sepakbola yang terkenal dengan kedisiplinannya, memberikan porsi latihan yang lebih berat dari biasanya kepada para pemainnya. Hal ini membuat anak-anak yang dilatihnya itu menggerutu. Namun begitu, mereka tetap menjalani setiap instruksi yang diberikan sang pelatih.
Kelelahan begitu terlihat dari wajah para pemain. Mereka seperti ingin berkata tidak sanggup, tetapi mereka tahu ada maksud baik pelatih memberikan latihan seperti itu. Menjelang malam, akhirnya sang pelatih menyelesaikan latihan pada hari itu.
Seperti biasanya, sebelum membersihkan diri dan bergegas pulang, sang pelatih dan para pemain berkumpul. Sang pelatih menjelaskan mengapa ia melakukan semua itu. “Saya tahu kalian marah kepada saya atau jengkel karena latihan yang berat ini. Namun, tahukah kalian bahwa kita akan menghadapi tim sepakbola yang berat. Bila kita latihan dengan porsi yang sama, maka hasilnya kita akan kalah. Saya yakin kalian semua paham apa yang baru saja kita lakukan,” kata pelatih itu.
Saat pertandingan tiba, kedua tim mengeluarkan kemampuannya di lapangan hijau. Namun, secara tidak terduga tim yang dilatih pelatih super disiplin itu memenangkan pertandingan. Ekspresi gembira terpancar di wajah para pemain. Mereka pun memeluk pelatihnya itu sambil bersorak-sorai.
Sahabat, disiplin diri menjadi salah satu hal yang mengarahkan hidup kita untuk hidup lebih baik dan benar. Orang yang tidak disiplin dalam hidupnya akan mengalami hidup yang tidak teratur. Ia tampak tidak punya arah atau tujuan yang jelas. Ia mudah berbelok ke arah yang tidak seharusnya.
Kisah pelatih yang super disiplin di atas membantu kita untuk mengarahkan hidup kita kepada kebaikan. Tim sepakbola itu berhasil, karena mereka berani mengorbankan diri mereka dengan membangun disiplin yang tinggi. Andaikan mereka mogok saat latihan, tentu mereka akan kalah saat pertandingan sesungguhnya berjalan. Mereka telah menang terhadap egoisme diri.
Tentu saja bagi orang beriman, setiap hari kita bergumul dengan perjalanan hidup kita. Kita berhadapan dengan egoisme diri yang sering mengekang kita untuk maju dalam berbagai bidang kehidupan. Egoisme sering membuat kita enggan untuk melangkah maju dalam hidup ini. Nah, apa yang mesti kita buat dalam situasi seperti ini?
Untuk itu, yang mesti kita lakukan adalah membangun disiplin diri yang mampu menghalau kuatnya egoisme dalam diri kita. Kita mesti berani menerobos tembok egoisme yang cenderung memanjakan diri kita. Dengan cara ini, kita mampu membangun hidup yang lebih baik. Kita tidak perlu terjebak oleh berbagai alasan yang memanjakan diri kita.
Kita butuh rahmat Tuhan untuk membantu kita dalam membangun hidup kita. Karena itu, mari kita membuka diri pada rahmat Tuhan. Dengan demikian, hidup kita menjadi suatu kesempatan untuk mengalami kasih Tuhan yang lebih besar dan besar lagi. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
904
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.