Apa yang akan terjadi kalau dunia sekeliling Anda gelap gulita? Apa yang akan Anda lakukan? Tentu saja Anda akan menghidupkan lampu yang ada di dekat Anda. Dengan demikian, tidak terjadi lagi kegelapan di sekitar Anda.
Pelita atau lampu bukan sesuatu yang asing dalam hidup kita sehari-hari. Pelita adalah salah satu alat yang penting untuk penerangan pada zaman dulu. Pelita mampu memberi cahaya, jika didukung oleh minyak dan sumbu yang dibakar oleh api. Dalam perkembanganya, alat penerang itu menjadi semakin canggih dengan ditemukannya listrik dan bola lampu. Namun fungsinya tetap sama, yakni memberi terang, menghalau kegelapan.
Pelita sangat akrab dalam kehidupan ini. Pelita berada di gantang atau tempat untuk meletakkan pelita. Apa yang dapat kita pelajari dari pelita bagi hidup ini? Ternyata begitu dekatnya hidup kita dengan pelita. Kedekataan itu membantu kita untuk memahami fungsinya. Yang terpenting adalah kita dapat belajar dari fungsi pelita itu bagi hidup ini.
Mari kita juga belajar dari pelita. Kita selalu membutuhkan pelita yang memberi terang dalam hidup ini. Jika kita melakukan perjalanan pada malam hari, kita membutuhkan pelita sebagai penerang supaya tidak tersesat. Tentu kita juga dapat belajar dari pelita yang menerangi semua orang. Kehadiran kita memberi seberkas cahaya harapan bagi yang dirundung kegelapan masalah hidup ini. Akhirnya masyarakat mampu hidup secara harmonis.
Sahabat, dalam salah satu kotbahnya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di Surga.”
Dari kotbah Yesus itu tampak begitu pentingnya peranan hidup manusia dalam hidup bersama. Kita diajak oleh Yesus untuk menjadi cahaya bagi orang lain. Artinya, kita memberi terang bagi sesama yang masih hidup dalam kegelapan dosa. Kita mengajak mereka untuk kembali kepada Tuhan. Mengapa? Karena hanya Tuhanlah yang menjadi terang sejati bagi hidup kita.
Tentu saja menjadi terang bagi sesama itu tidak gampang. Diri kita sendiri harus dapat menjadi contoh bagi hidup orang lain. Kita mesti berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi nilai-nilai kebaikan dalam hidup sehari-hari. Lantas nilai-nilai itu kita tebarkan bagi hidup sesama kita. Kita dapat menjadi contoh atau teladan dalam hidup bersama.
Kita dipanggil untuk berani menjadi terang bagi masyarakat. Kehadiran orang beriman memberi pencerahan atas situasi kegelapan masyarakat, karena nilai-nilai kemanusiaan yang diabaikan. Kita mempunyai tugas untuk memberi terang bagi yang gelap. Terang itu kita tunjukkan dengan teladan hidup, nasihat, dan peneguhan bagi yang bimbang.
Mari kita memberi terang melalui kata dan perbuatan kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih bermakna. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
912
Pelita atau lampu bukan sesuatu yang asing dalam hidup kita sehari-hari. Pelita adalah salah satu alat yang penting untuk penerangan pada zaman dulu. Pelita mampu memberi cahaya, jika didukung oleh minyak dan sumbu yang dibakar oleh api. Dalam perkembanganya, alat penerang itu menjadi semakin canggih dengan ditemukannya listrik dan bola lampu. Namun fungsinya tetap sama, yakni memberi terang, menghalau kegelapan.
Pelita sangat akrab dalam kehidupan ini. Pelita berada di gantang atau tempat untuk meletakkan pelita. Apa yang dapat kita pelajari dari pelita bagi hidup ini? Ternyata begitu dekatnya hidup kita dengan pelita. Kedekataan itu membantu kita untuk memahami fungsinya. Yang terpenting adalah kita dapat belajar dari fungsi pelita itu bagi hidup ini.
Mari kita juga belajar dari pelita. Kita selalu membutuhkan pelita yang memberi terang dalam hidup ini. Jika kita melakukan perjalanan pada malam hari, kita membutuhkan pelita sebagai penerang supaya tidak tersesat. Tentu kita juga dapat belajar dari pelita yang menerangi semua orang. Kehadiran kita memberi seberkas cahaya harapan bagi yang dirundung kegelapan masalah hidup ini. Akhirnya masyarakat mampu hidup secara harmonis.
Sahabat, dalam salah satu kotbahnya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di Surga.”
Dari kotbah Yesus itu tampak begitu pentingnya peranan hidup manusia dalam hidup bersama. Kita diajak oleh Yesus untuk menjadi cahaya bagi orang lain. Artinya, kita memberi terang bagi sesama yang masih hidup dalam kegelapan dosa. Kita mengajak mereka untuk kembali kepada Tuhan. Mengapa? Karena hanya Tuhanlah yang menjadi terang sejati bagi hidup kita.
Tentu saja menjadi terang bagi sesama itu tidak gampang. Diri kita sendiri harus dapat menjadi contoh bagi hidup orang lain. Kita mesti berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi nilai-nilai kebaikan dalam hidup sehari-hari. Lantas nilai-nilai itu kita tebarkan bagi hidup sesama kita. Kita dapat menjadi contoh atau teladan dalam hidup bersama.
Kita dipanggil untuk berani menjadi terang bagi masyarakat. Kehadiran orang beriman memberi pencerahan atas situasi kegelapan masyarakat, karena nilai-nilai kemanusiaan yang diabaikan. Kita mempunyai tugas untuk memberi terang bagi yang gelap. Terang itu kita tunjukkan dengan teladan hidup, nasihat, dan peneguhan bagi yang bimbang.
Mari kita memberi terang melalui kata dan perbuatan kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih bermakna. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
912
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.