Buah dari doa adalah kedalaman iman. Buah dari iman adalah cinta. Buah dari cinta adalah pelayanan, namun agar dapat berdoa kita membutuhkan keheningan hati. Sedangkan jiwa memerlukan waktu untuk beranjak dan berdoa untuk menggunakan mulut, untuk menggunakan mata, serta menggunakan seluruh tubuh. Kalau kita tidak memiliki keheningan itu, kita tidak tahu bagaimana harus berdoa.
Kali ini kita mau menggunakan kelima jari kita untuk membantu kita menghayati doa-doa kita.
Pertama, Jari Jempol. Jari ini adalah jari yang paling dekat dengan diri kita. Ketika kita sedang melipat tangan dan berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dengan kita. Sebutkan nama-nama mereka yang kita kenal dengan baik. Mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah suatu pekerjaan yang manis.
Kedua, Jari Telunjuk. Jari ini biasa kita gunakan untuk menunjuk. Namun dalam doa kita tidak meminta Tuhan untuk mencelakakan orang yang kita tunjuk. Tetapi dengan menggunakan jari telunjuk, kita mendoakan mereka yang mengajar. Kita mendoakan guru-guru kita. Kita mendoakan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Tujuannya agar mereka mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu. Dengan demikian, anak-anak bangsa ini sungguh-sungguh menjadi orang-orang yang baik. Kita mendoakan para pendidik itu agar mereka dapat menunjukkan arah yang tepat bagi para peserta didik.
Ketiga, Jari Tengah. Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Kita mendoakan presiden hingga para pejabat di bawahnya. Kita mendoakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. Mereka sangat butuh bantuan dari-Nya. Kita berdoa agar mereka memimpin bangsa ini dengan jujur dan setulus hati.
Keempat, Jari Manis. Jari keempat ini jari yang paling lemah. Guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. Karena itu, mari kita doakan saudara-saudari kita yang lemah, yang sedang terkena musibah. Kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Kita doakan mereka sangat membutuhkan bantuan dan doa dari kita.
Kelima, Jari Kelingking. Jari terakhir ini paling kecil di antara jari-jari manusia. Inilah yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Kita berdoa bagi diri kita sendiri, agar kita diberi kebijaksanaan dalam hidup. Dengan demikian, hidup ini menjadi indah bagi kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
907
Kali ini kita mau menggunakan kelima jari kita untuk membantu kita menghayati doa-doa kita.
Pertama, Jari Jempol. Jari ini adalah jari yang paling dekat dengan diri kita. Ketika kita sedang melipat tangan dan berdoa bagi orang-orang yang sangat akrab dengan kita. Sebutkan nama-nama mereka yang kita kenal dengan baik. Mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah suatu pekerjaan yang manis.
Kedua, Jari Telunjuk. Jari ini biasa kita gunakan untuk menunjuk. Namun dalam doa kita tidak meminta Tuhan untuk mencelakakan orang yang kita tunjuk. Tetapi dengan menggunakan jari telunjuk, kita mendoakan mereka yang mengajar. Kita mendoakan guru-guru kita. Kita mendoakan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Tujuannya agar mereka mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang bermutu. Dengan demikian, anak-anak bangsa ini sungguh-sungguh menjadi orang-orang yang baik. Kita mendoakan para pendidik itu agar mereka dapat menunjukkan arah yang tepat bagi para peserta didik.
Ketiga, Jari Tengah. Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Kita mendoakan presiden hingga para pejabat di bawahnya. Kita mendoakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing opini publik. Mereka sangat butuh bantuan dari-Nya. Kita berdoa agar mereka memimpin bangsa ini dengan jujur dan setulus hati.
Keempat, Jari Manis. Jari keempat ini jari yang paling lemah. Guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. Karena itu, mari kita doakan saudara-saudari kita yang lemah, yang sedang terkena musibah. Kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Kita doakan mereka sangat membutuhkan bantuan dan doa dari kita.
Kelima, Jari Kelingking. Jari terakhir ini paling kecil di antara jari-jari manusia. Inilah yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Kita berdoa bagi diri kita sendiri, agar kita diberi kebijaksanaan dalam hidup. Dengan demikian, hidup ini menjadi indah bagi kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
907
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.