“Hidup ini pilihan”. Begitu ungkapan yang sering kita dengar. Sebenarnya sejak awal kehidupan ini kita sudah dihadapkan pada beberapa pilihan yang terkadang membuat kita pusing tujuh keliling. Namun semua itu tergantung dari cara kita menanggapi pilihan hidup itu. Tentu saja setiap pilihan hidup itu pasti ada resikonya.
Seorang gadis menyadari jalan pilihan hidupnya, ketika ia berusia delapan belas tahun. Waktu itu ia telah lulus dari SMA. Waktu itu saudari iparnya menganjurkannya untuk kuliah di sebuah universitas negeri. Ia dianjurkan untuk menempuh kulian Diploma III. Namun anjuran itu bertentangan dengan pikirannya. Mengapa? Karena ia telah menanamkan cita-cita untuk menjadi seorang perawat.
Ia merenungkan dua pilihan itu. Ia berpikir, kalau ia memenuhi anjuran saudari iparnya, ia akan tergantung kepadanya. Tetapi kalau ia mengikuti keinginannya, ia telah merasa berhutang kepada saudari iparnya yang telah menyekolahkannya hingga lulus SMA. Dalam kebimbangan seperti itu, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah saudari iparnya. Ia pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan.
Ia berhasil. Dari hasil kerjanya itu, ia mulai menabung. Ia ingin melanjutkan sekolahnya lagi. Ia tidak hanya ingin berhenti sampai lulus SMA. Ia ingin memiliki pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Setelah beberapa tahun bekerja, ia meminta kepada bosnya untuk dapat melanjutkan kuliah di kota tersebut. Bosnya sangat mendukung keinginannya. Bahkan sang bos berjanji untuk membantu biaya kuliahnya. Hal itu menjadi motivasi yang semakin membantunya dalam kuliahnya. Empat tahun kemudian ia pun menyandang gelar sarjana. Kerja kerasnya mulai ia nikmati. Ia memiliki pendidikan yang lebih tinggi.
Sahabat, banyak anak zaman sekarang sering gampang menyerah pada situasi yang mereka hadapi. Ketika ada tantangan, mereka berhenti. Mereka tidak berani untuk maju. Mereka takut gagal dalam hidup mereka. Tentu hal seperti ini membuat kita miris. Mengapa anak zaman sekarang mudah menyerah pada tantangan hidup? Semestinya tantangan hidup itu menjadi motivasi untuk meraih cita-cita hidup.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa tantangan hidup bukan menjadi halangan bagi manusia untuk berhenti di jalan. Tantangan itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk meraih cita-cita hidupnya. Tantangan bukanlah penghalang bagi kemajuan. Orang yang berani menghadapi tantangan itu akan berhasil dalam hidupnya. Orang seperti ini berani menghadapi resiko yang akan dihadapi.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menghidupi iman kita dalam hidup sehari-hari. Iman itu sering berhadapan dengan tantangan-tantangan. Iman sejati itu diuji dalam perjalanan hidup ini. Karena itu, orang beriman mesti berani menghadapi pilihan-pilihan hidup yang penuh resiko. Dengan cara ini, orang tetap bertahan dalam perjalanan hidup ini. Orang tetap berani untuk menghidupi imannya dalam tantangan hidup yang nyata.
Mari kita tetap berusaha untuk menghidupi iman kita dalam hidup yang nyata dengan berbagai resikonya. Dengan demikian, kita dapat menemukan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
709
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.