Kata siapa belajar itu gampang? Waktu pertama belajar mengendarai sepeda motor, misalnya, ternyata sulit. Tangan dan kaki gemetar setiap mengendarai sepeda motor. Walaupun ada yang membantu, masih ada rasa takut.
Suatu waktu seorang pemuda memberanikan diri mengendarai sepeda motor vespa. Tiba di jalan sempit, gang antara ruko, stang sepeda motornya menyenggol dinding tembok ruko tersebut. Handel rem patah. Ia turun mendorong motor sampai ke bengkel untuk diperbaiki dan mengganti bagian yang rusak.
Suatu hari, ia mengendarai sepeda motor ke sekolah. Ia berangkat agak pagi. Sampai di pintu gerbang sekolah, naik tanjakan, braak…. Motornya menabrak pintu dapur. Walapun kejadiannya pelan, namun ia merasa sangat takut. Ia menjadi gugup.
Namun pengalaman-pengalaman tabrakan itu tidak membuat pemuda itu putus asa. Ia terus belajar. Suatu ketika ia pun dapat mengendarai sepeda motor dengan sangat lancar. Ia dapat meliuk-liuk di jalan raya. Ia bisa zigzag di keramaian kota.
Sahabat, kita hidup dalam dunia yang serba menantang. Di saat ujian nasional yang lalu sedang berjalan, banyak pelajar tergoda untuk mendapatkan jawaban atas soal ujian. Mereka tampak kurang percaya diri untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional itu. Padahal mereka sudah mempersiapkan diri berbulan-bulan. Banyak try out telah dilakukan di sekolah-sekolah. Memang, ujian nasional itu gampang-gampang susah. Orang mesti menyiapkan diri sungguh-sungguh. Kalau hanya asal-asalan menyiapkan diri, tentu akan mengalami kesulitan yang besar di ruang ujian.
Dalam suasana kurang percaya diri itu timbullah keinginan untuk menyontek. Suatu tindakan yang tidak terpuji. Suatu tindakan yang mengangkangi kebenaran dan kejujuran. Padahal setiap sekolah telah menanamkan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran yang semestinya selalu diperjuangkan.
Karena itu, orang mesti berlatih terus-menerus untuk menemukan cara-cara yang jujur dan benar dalam menjalani hidup ini. Orang mesti belajar untuk memiliki ketrampilan yang dapat membantu dirinya untuk menjalani hidup ini. Orang mesti berusaha untuk tidak tergoda oleh hal-hal yang menuntutnya untuk meninggalkan kebenaran dan kejujuran.
Mari kita terus-menerus berusaha untuk mendidik diri kita memiliki kekuatan untuk bertahan dalam kebenaran dan kejujuran. Dengan demikian, hidup kita menjadi suatu contoh bagi orang lain. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
708
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.