Mengikuti keinginan diri bisa-bisa membuat orang ketagihan. Kalau orang tidak dapat mengendalikan keinginan-keinginannya, orang dapat memiliki ketergantungan yang terus-menerus. Karena itu, orang mesti berani membatasi keinginan dirinya. Yang penting bukan memenuhi keinginan itu. Tetapi yang lebih penting adalah orang merasa bahagia dalam hidupnya.
Penyanyi Nindy sudah tak sabar untuk segera kembali lagi ke Kota Solo, Jawa Tengah. Bukan untuk mencari makanan enak atau belanja batik, tetapi ia ingin menari. Keinginan menari itu meluap setelah selama tiga hari sejak Selasa tanggal 4 Mei 2010 lalu, perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat, itu bergabung dengan para penari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Tentang menari, ia berkata, ”Menari itu ternyata sangat menyenangkan. Badanku tidak capek, malah jadi lebih enak. Aku jadi kepengin (menari) terus.”
Penyanyi bernama lengkap Anindya Yandirest Ayunda berusia 22 tahun ini ikut dalam sebuah pentas musikal di Jakarta. Karena itu, ia belajar menari. Tentang latihan menari itu, ia berkata, “Awalnya sulit dan badanku sakit. Itu karena baru pertama kali aku nyoba. Tetapi, setelah dicoba terus, ternyata menyenangkan dan aku suka. Aku pengin cepat-cepat kembali ke Solo.”
Sahabat, apa yang dilakukan Nindy merupakan suatu contoh betapa dahsyatnya terpenuhinya keinginan seseorang. Namun orang tidak boleh berhenti pada terpenuhinya suatu keinginan diri sendiri. Orang harus memilah manfaat keinginannya itu bagi kepentingan yang lebih besar. Kalau orang hanya sampai pada usaha meraih keinginan, orang akan cepat bosan dalam hidupnya.
Tentu saja pengalaman Nindy dalam kisah tadi bukan hanya sekedar memenuhi keinginan diri pribadinya. Ia berlatih keras sampai berguling-guling di lantai untuk suatu tujuan yang lebih besar. Berlatih menari itu hanya sebuah sarana untuk mencapai tujuan tampil prima dalam pentas musikal. Ketika ia berlatih dengan baik dan benar, ia mengalami bahagia.
Dalam kehidupan beriman, orang mesti mengalami proses dalam hidupnya. Proses kehidupan itu dijalani dengan suatu usaha keras untuk meraih kebahagiaan diri dan sesama. Hidup orang beriman itu tidak hanya mencari keuntungann bagi dirinya sendiri. Orang beriman tidak hidup untuk dirinya sendiri. Tetapi orang beriman itu selalu berusaha membahagiakan diri dan sesamanya.
Karena itu, dalam meraih kesuksesan dalam hidup, orang beriman mesti berani bekerja bersama yang lain. Orang yang mau terbuka terhadap sesama akan mengalami sukacita dalam hidupnya. Orang akan mengalami bahagia dalam hidup ini. Orang tidak perlu mencari-cari kebahagiaan dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
Mari kita berusaha untuk meraih kebahagiaan hidup dengan cara-cara yang wajar dan manusiawi. Kita tidak perlu memaksakan diri kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih bahagia. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
750
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.